Kamu ketemu Mantan Pem-bully di Acara Reuni Sekolah? Pede aja kali! Karena Semua Orang bisa Berubah

Ketemu mantan pem-bully

Kalian pasti tahu, di mana-mana pasti ada yang namanya reunian. Reunian sekolah, kuliah, kantor, atau apapun itu. Apakah kalian tipe yang suka datang atau menantikan hari reunian tiba? Jika iya, kalian pasti menantikan saat-saat untuk kembali bernostalgia bersama para sahabat yang setia menghiasi masa-masa sekolah kalian. Pastinya seru mengenang masa-masa indah maupun buruk di sekolah kalian dahulu, seperti masa ujian sekolah, telak masuk sekolah, dihukum guru, kerja kelompok, outbound bareng dan lainnya.

Advertisement

 

Well, selain bakalan bertemu dengan teman-teman tercinta di acara reunian, kamu mungkin juga akan bertemu dengan barisan para mantan, seperti mantan terindah, mantan gebetan dan mantan pem-bully (buat kamu yang pernah mengalami bullying seperti saya).

 

Advertisement

Nah lho?! Pengalaman saya datang ke acara reunian SMA untuk pertama kalinya sejak hari kelulusan. Bye the way, saya drop out dari sekolah, jadi tidak ada graduation day, tidak pernah diundang ke reunian sebelumnya, serta bertemu dengan orang-orang yang pernah mem-bully saya merupakan hal yang luar biasa.

 

Advertisement

Awal-awal ketika tahu kalau ternyata saya diundang, rasanya terkejut dan terheran-heran. "Tumben banget, nih", begitu pikir saya. Undangan itu saya dapatkan via Facebook. Dan di situ saya bisa melihat nama-nama yang akan hadir maupun tidak hadir. Terlihat beberapa nama yang sangat familiar, yang sempat membuat saya berpikir, apakah saya harus datang? Seketika perasaan dari masa-masa suram di sekolah mulai muncul.

 

Timbul rasa sedih & was-was. Bagaimana jika mereka masih membenci saya? Seandainya masih, apa yang harus saya lakukan? Namun saya dengan cepat menampik pikiran-pikiran negatif tersebut dan memutuskan untuk datang saja ke reunian tersebut. Toh, sudah nyaris belasan tahun berlalu, semua orang pasti sudah berubah dan move on. Tidak ada gunanya untuk tetap saling menghina dan menjatuhkan orang lain, kecuali kalau kamu masih kekanak-kanakan.

 

Selain itu, saya sudah belajar untuk memaafkan mereka dan saya juga berharap mereka sudah memaafkan saya. Akhirnya, di hari H saya tiba ditempat acara reunian. Ternyata reunian malam itu di luar ekspektasi saya. Para mantan pem-bully sangat sopan dan baik hati, tidak lagi menghina, menyindir maupun menjadi kompor gas. Yang ada hanyalah sekumpulan kawan lama yang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa dan saling meng-update satu sama lain dengan kehidupan masing-masing. Mereka menyapa saya, berjabat tangan, berfoto bersama. The best day ever, begitu pikir saya.

 

Dan malam itu saya pulang dengan hati yang ringan. Sejak hari itu, saya memutuskan untuk benar-benar memaafkan mereka. Memang tidak ada gunanya untuk tetap menyimpan dendam karena perasaan negatif di hati kita lambat laun akan merusak mental. Bila tidak dihilangkan, akan terus selamanya bersarang di pikiran kita dan otomatis akan mengganggu kehidupan. Kita tidak akan pernah bisa maju ke depan bila apa yang kita terus lakukan adalah menengok ke belakang. Dibalik sifat penindas dan intimidasi, tersimpan berbagai macam alasan yang membuat orang mem-bully orang lain di sekitarnya. Entah karena kehidupan dir umah yang tidak bahagia, resah dengan diri sendiri, sekadar iseng, iri dan dengki, insecurity atau hal-hal yang kita tanpa sadari lakukan, yang mungkin memicu perbuatan para tukang bully ini.

 

Setelah beberapa tahun berlalu, pastilah mereka telah menjalani hidup masing-masing, bertemu dengan banyak orang dan mendapatkan pengalaman hidup yang mengubah mereka. Ada sih, orang yang tidak pernah berubah. Tapi saya percaya kok, mantan-mantan pem-bully saya sudah berubah menjadi lebih baik. Kedepannya akan terasa lebih enak dan nyaman bila kita bertemu lagi di reunian-reunian berikutnya atau hangout bareng. Karena beban di hati masing-masing telah lepas, dan tidak ada lagi di antara kita yang masih hidup di masa lalu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis jadi-jadian. Introvert. Burung hantu