Ketakutanku Ketika Kamu Perlahan Meninggalkanku

Kepergianmu dan secuil pikiran negatifku tentangmu

Dengan mata yang berkaca-kaca, aku berusaha menahan tetesan air mata yang ingin terus mengalir. Bibir ini pun tak sanggup mengucapkan kalimat panjang lebar kepadamu. Sesekali aku juga mengalihkan pandangan terhadapmu, karena rasanya aku tak mampu melepas kepergianmu.

Advertisement

Kamu yang menjadi penduduk tetap hati ini dan akan terus bersemi di dalam kalbu, pernahkan kamu memikirkan jika kala kamu jauh dariku merasakan rindu yang datang  secara tiba-tiba nantinya? ingin sekali aku melihat senyum manismu dan canda tawamu disini ketika rindu itu datang menerpa yang menyelimuti kesendirianku disini. Jika memang kerinduan telah membabi buta nantinya akan aku ketuk hatimu berkali kali, berharap ketika aku mengetuknya kamu segera bergegas datang kemari.

Banyak tempat kenangan yang kita lalui bersama-sama. Rasanya aku ingin memutar waktu kembali dan jika di ijinkan Tuhan, maka aku akan menghentikan waktu itu walaupun hanya satu menit saja. Bangunan yang khas dengan warna birunya menjadi tempat keseharian kita menuntut ilmu demi bekal dimasa depan. Meja bundar di taman fakultas menjadi tempat favorit kita. Tempat dimana susah payah mengerjakan tugas kuliah bersama. Tidak lupa dengan warung nasi goreng dipinggir jalan juga menjadi favorit tempat kita untuk mengisi perut dan sekedar berbagi cerita di setiap harinya.  Tak pernah absen, kita hampir setiap hari mengunjunginya.

Hingga tiba suatu hari lebih tepatnya hari ini, kita harus berpisah. Kini tidak ada lagi senyuman manismu disini, tidak ada lagi pertikaian-pertikaian dan tidak ada lagi hal-hal konyol yang kita buat lagi. Apakah ini akan menjadi momen  terakhir kita berjumpa ?

Advertisement

Waktu tepat menunjukan pukul empat sore dimana matahari perlahan-lahan beranjak meninggalkan bumi begitu juga kamu yang perlahan-lahan pergi jauh dibawa kereta api yang melaju dengan kencang tidak lupa suara klakson “tttuuuuuuuuuuuuuuutttttttttt tttuuuuuuuuuuuuttt” melaju dengan gembira seakan tidak ada beban dan kesedihan. Berbeda denganku, justru diriku dipenuhi rasa sedih yang menerjang, ingin sesekali meneteskan air mata di tengah keramaian stasion kota.

Kini aku harus sendirian menjalani hari-hari tanpa melihat kamu lagi. Aku mulai memikirkan suatu hal ketika kamu telah meninggalkan kota ini. Akankah kamu nantinya akan melupakan aku yang pernah menemani hari-harimu? Dan apakah kamu juga akan membuka hati lagi kepada orang lain? Pikiran-pikiran negatif itu terus menghantui entah sampai kapan akan berhenti. Kalau boleh jujur pikiran negatif itu muncul karena sesungguhnya aku tidak mau kehilangan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini