Lika liku hidup yang dilalui oleh setiap orang memiliki kisah yang berbeda. Begitu pun dengan segala hal yang pernah terjadi di kehidupanku. Saat duduk di bangku SMP aku dikenal sebagai orang yang sangat pendiam. Tidak mengikuti organisasi, mengenal teman hanya sekelas, dan lingkup pertemanan yang kecil, membuat hal ini semakin menjadikan aku sebagai manusia yang pemalu sangatlah ragu untuk memulai hal hal yang baru. Ketakutan akan pandangan orang terhadapku menjadi salah satu hal yang sangat aku takutkan waktu itu.
Saat itu hal yang selalu membayangiku ketika akan mengambil berbagai banyak keputusan hanyalah pandangan buruk mereka dan perkataan mereka yang akan semakin membuatku ragu. Meskipun aku memiliki banyak keraguan dan ketakutan di dalam diriku, disisi lain sebenarnya aku tidak ingin menjadi seseorang yang seperti itu. Memandang beberapa orang terdekatku yang selalu indah dengan warna hidupnya yang menyenangkan di bangku sekolah, membuatku seringkali berfikir Apa aku akan terus begini?.
Sampai pada saat aku duduk di bangku SMA, aku menyetujui untuk ikut di salah satu organisasi di daerah tempat tinggalku. Pada awalnya aku selalu sering mencari alasan untuk tidak ikut pada setiap kegiatan yang ada pada organisasi itu. Ya benar, tidak lain dan tidak bukan semua itu karena rasa takut yang aku miliki. Hingga pada suatu saat, salah satu sepupuku yang juga merupakan salah satu aktivis di berbagai banyak organisasi berkata kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang mau kapan lagi. Kata itu seolah mengartikan, kalau bukan diri kita sendiri apa harus orang lain yang melakukan untuk kita? Kalau bukan saat ini apa kita harus menua untuk memulai semuanya?
Mengubah banyak rasa takut menjadi suatu langkah yang sangat berat pada saat itu. Sekilas banyak kenangan yang membuatku tak berhenti membayangkan takut di setiap tapak yang akan ku ambil. Dengan banyak pertimbangan satu dua langkah aku ambil dengan berani dan hati-hati. Membayangkan segala konsekuensi di kedepannya, memikirkan bangaimana aku menyelesaikannya, adalah suatu keharusan yang aku pertimbangkan untuk mengambil tapak itu.
Hingga seiting berjalannya waktu, aku mulai berdamai dengan rasa itu. Mengalihkan takut menjadi suatu tangga yang mengantarkan pada fikiran Bagaimana kelanjutannya? membuatku terus maju dan memiliki warna baru. Memang tak semua warna menyenangkan, terang redupnya warna yang dilalui membuat kita sadar, senang sedihnya kenangan membuat suatu pengalaman menjadi lebih mengesankan. Dari banyaknya jalan dan langkah yang sudah diambil, kita tau bahwa bukankah pengalaman adalah guru terbaik dari kehidupan? Karna dari pengalaman lah kita tau bagaimana manusia mendapat titik roda tertinggi dan terendahnya.
Terkadang memang manusia sering terlalu memfikirkan apa yang akan terjadi. Hingga itu membuat mereka lupa untuk mengambil langkah selanjutnya. Berdamai dengan takut, dan merubah kesalahan menjadi sebuah evaluasi diri menjadikan kita manusia yang lebih baik di kedepannya. Seolah semuanya menjadi suatu proses titik balik yang terjadi dalam hidupku. Bisa banyak mengenal orang baru, memperbaiki komunikasi merupakan banyak manfaat yang bisa kuambil dari hal itu.
Bukankah kita ini hanya manusia biasa, kita mungkin masih memiliki kekurangan dan banyak melakukan kesalahan. Pesan yang dapat diambil dari cerita ini, cobalah sesuatu yang ingin kamu coba, selagi kamu tau itu tidak akan merugikanmu. Mari kita mencoba selagi kita masih punya kesempatan, untuk menciptakan kenangan dimasa senja. Dari proses ini aku belajar, kita bisa menjadi sesuatu yang kita impikan, asal-kan di dalamnya ada kemauan. Banyak jalan dan peluang jika kita mau beresiko untuk membuat ruang, dan aku yakin kita semua pasti bisa untuk merubah suatu ketakutan menjadi tangga untuk sebuah impian.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”