Kesibukan vs Ketidaksibukan…

Pasti kalian pernah mengalami waktu zaman sekolah dulu. Ketika masih aktif sekolah, ingin rasanya cepat-cepat libur, apalagi liburnya panjang dan panjang. Tapi ketika kita liburan panjang, kita kangen untuk sekolah lagi, belajar, bangun pagi, main bersama teman-teman. Pernah kan?

Advertisement

Kenapa seperti itu? Ketika kita lagi sibuk, kita menginginkan ketidaksibukan, dan ketika kita tidak sibuk, kita menginginkan kesibukan…

Satu yang bisa ku simpulkan, rasa penasaran manusia membuat itu terjadi. Bukan karena rasa tidak puas, tapi ingin suasana yang baru. Menginginkan yang tidak ada atau yang sedang tidak terjadi…

Ketika masih jomblo, kita ingin pacaran bagaimana rasanya pacaran, sangat ingin kita rasakan. Tapi ketika sudah pacaran, ah ingin rasanya jomblo aja, gak seru yang pacaran ini, banyak habisnya, tenaga, pikiran, waktu dan dana. Ketika jomblo lagi, ingin lagi pacaran karena merasa sepi dan begitu seterusnya. Memang dasar tipikal manusia seperti itu…

Advertisement

Dengan judul Kesibukan vs Ketidaksibukan, aku ingin menuliskan sesuatu yang ku pikirkan daritadi. Menurut kalian, yang mana lebih bagus? Sibuk atau tidak sibuk? Di dunia nyata ya, bukan di dunia mimpi. Memenuhi kebutuhan kita pribadi.

Mungkin ada yang mengatakan Kesibukan yang lebih baik, dan ada juga yang mengatakan ketidaksibukan lebih baik.
Jadi yang mana dong tepatnya?

Advertisement

Aku sedang membaca buku dengan judul Crazy Busy, karya bang Kevin DeYoung. Dia menuliskan bagaimana kesibukan sangat merusak kehidupan kita, terkhusus kesibukan membuat kita sama sekali tidak menikmati hari-hari kita. Dengan banyaknya kegiatan yang berenten, membuat jadwal tersebut sangat padat, dan pasti ada alasannya mengapa sangat padat, selain pekerjaan, pelayanan, yang penting berurusan dengan dunia luar, yang melupakan sesuatu yang penting, keluarga dan Tuhan.

Dalam bukunya, pada bab yang kedua, bang Kevin menuliskan tiga bahaya yang perlu dihindari yaitu kesibukan bisa merusak sukacita kita, kesibukan bisa merampok hati kita, kesibukan bisa menyembunyikan kebusukan hati kita (Selebihnya bisa kalian baca sendiri ya).

Dia bercerita tentang kehidupannnya secara pribadi, karena dia adalah orang yang terjebak dalam kesibukan ini. Ketika dia dalam proyek mengerjakan buku ini, dia banyak meluangkan waktunya, tidak memadatkan harinya, membaca referensi yang tepat, dan sukacita itu dia dapatkan. Bukan karena bersantai, tapi karena dia bisa mengurangi kesibukan yang sebenarnya tidak perlu dia lakukan. Yang sebelumnya dia gampang marah kepada anak istrinya, maklum karena capek, tapi setelah dia belajar lebih, dia bisa lebih sabar.

“Jangan sibuk-sibuk kali lah”, mungkin itu kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.

Tapi berbeda dengan apa yang ku alami, aku ingin sibuk menyibukkan diri, ingin ada kegiatan. Iya kegiatanku saat ini lagi ngeblor alias blogger. Kadang waktu terlalu santai, sehingga bawaannya malas. Tidak bergairah melakukan sesuatu, tidak ingin melakukan itu, tidak mau melakukan ini, karena sudah terbiasa dengan kenyamanan tidak melakukan apa-apa. Mungkin bang kevin juga seorang blogger, dan aku juga seorang blogger. Tapi bang Kevin, punya jadwal yang padat selain menulis blog, tapi aku tidak.

Kegiatan pelayanan sudah jarang ku ikuti, dikarenakan beberapa alasan. Ke kampus juga jarang padahal masih mahasiswa yang berjuang dengan skripsi. Kesibukan bisa merusak sukacita dan hubungan pribadi kita dengan Tuhan dan sesama, begitu juga dengan ketidaksibukan karena merasa tidak memerlukan yang lain. Jadi yang mana lebih baik?

Sudah tahu dong, udah ada dalam benakmu sendiri, ya kan?. Intinya adalah dalam memanajemen segala sesuatu. Kesibukan bisa kita kerjakan, tapi sediakan waktu yang tidak bisa diganggu kesibukan itu untuk bersama-sama dengan keluarga, teman, dan Tuhan. Ketidaksibukan juga, mari cari kegiatan yang membangun, yang bisa meningkatkan gairah kita bersekutu.

Sibuk atau tidak sibuk, bukanlah sebuah alasan di dunia ini. Semua punya waktu 24 jam dalam sehari. Menikmati yang kita kerjakan, adalah hal yang harus kita capai, karena tidak semua bisa mendapatkan hal itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

poor writer...