Kesetiaan yang Hilang Saat Orang Baru Datang

Ini aku dan dia yang awal mulanya bertemu sejak aku masih duduk dibangku SMA. Kami bertemu karena ketidaksengajaan saat menjalankan bisnis gitar. Awal kami bertemu, aku memang sudah merasa dia selalu memperhatikanku, sebenarnya aku agak risih namun aku tidak ambil pusing tentang hal itu. Setelah kami selesaikan bisnis tadi kami sama-sama pulang ke rumah masing-masing. Sebenarnya aku tadi hanya menemani temanku, dia yang menjalankan bisnis dengan laki-laki itu.

Advertisement

Sepulang dari pertemuan tadi laki-laki itu meminta nomer WhatsApp ku kepada temanku. Niat dia katanya ingin berteman juga denganku. Setelahnya kami chatting namun masih dalam hal biasa, bercanda yang tidak melibatkan perasaan. Laki-laki itu berkata bahwa dia menganggap aku dan temanku hanya seorang adik karena memang umur kami masih 16 tahun sedangkan dia sudah 23 tahun. Namun setelah sekian lama, dia ternyata menyukaiku.

Awalnya aku mengira dia hanya bercanda karena selama ini aku percaya bahwa dua menganggapku sebagai adiknya. Ternyata dia memang menyukaiku, karena aku sedang sekolah dibangku SMA kelas 3 semester ganjil, dan di usia kami yang berbeda sangat jauh. Aku tidak membalas cintanya. Memang usia tidak memandang siapa saja yang menyukai. Namun menurutku aku masih sangat kecil untuk umur dia yang sudah matang menikah. Tetapi dia tetap saja menyikaiku dan menginginkan aku menyukainya. Sebelum pernyataan tentang dia menyukaiku, kami memang sering bertemu namun setelah pernyataan itu aku sama sekali tidak tertarik untuk bertemu dengannya. 

Setelah lulus kami memang masih berteman baik dengan dia yang masih ada rasa kepadaku sedangkan aku masih bertanya-tanya tentang apakah aku mencintainya atau aku hanya penasaran. Aku melanjutkan untuk kuliah, disini aku benar-benar belum menginginkan seorang pacar namun aku merasa tidak mau kehilangan dia. Dia memang masih menyukaiku, tetapi aku berkata padanya aku masih belum mau memiliki pacar karena notebene nya aku masih semester awal yang masih belum kepikiran tentang persoalan cinta kejenjang yang lebih serius. Dia berbicara kepadaku tidak apa-apa aku mau menunggumu untuk siap akan hal percintaan ini. Aku mengiyakan hal ini karena memang aku ada rasa takut untuk kehilangannya. Semakin lama dia tidak pernah kasih kabar bahkan semua sosial mediaku dia blokir. Aku tidak tahu alasan ini yang aku pikirkan hanya mungkin dia sudah tidak menyukaiku dan capek dengan tidak ada status hubungan. Temanku bilang kepadaku ternyata dia sudah mempunyai calon untuk jenjang yang lebih serius dan sudah disetujui oleh orang tua mereka masing-masing.

Advertisement

Temanku tahu tentang hal ini karena nomor dia tidak di blok oleh laki-laki itu. Aku bingung, rasa kecewa ada karena dia berkata mau menungguku sampai aku menerimanya namun rasa menyesal pun ada karena mengapa aku tidak menerimanya. Namun rasa kecewa lebih besar dari rasa menyesal karena memang dulu kami saling berjanji jika diantara kami menemukan seseorang yang kami cintai, kami akan berbicara satu sama lain. Namun ternyata dia tidak berbicara satu kata pun kepadaku kalau dia sudah memiliki calon untuk hidupnya dan malah memblokir semua sosial mediaku.

Setelah sebulan lebih aku mencoba mengikhlaskan tetapi rasanya ingin menangis dan berfikir apakah waktu bisa diputar kembali? Aku tahu ini mustahil. Dan sampai sekarang aku masih mencoba untuk mengikhlaskan dan menghilangkan rasaku kepadanya karena ternyata aku sudah menyukainya sudah lama tetapi tidak menyadarinya. Mungkin disini aku juga egois, tidak ingin ada hubungan tetapi ingin memilikinya. Terima Kasih orang baik semoga lancar sampai hari-H nanti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa IAIN Pekalongan