Bulan suci Ramadan telah tiba. Namun, di tengah pandemi virus Corona saat ini tentu saja bulan puasa tahun ini tidak akan sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Berbagai imbauan dan larangan terkait penularan virus Corona tentu saja membuat beberapa momen-momen yang sudah dinanti-nantikan di setiap bulan puasa mungkin saja terpaksa untuk tidak dilakukan.
Besar kemungkinan masyarakat tidak dibolehkan sholat berjamaah di masjid. Termasuk saat tarawih, tidak boleh ada kegiatan buka puasa bersama, termasuk larangan menggelar sholat Ied dan bersilaturahim ke tetangga dan keluarga.
Masyarakat juga dilarang untuk melakukan tradisi sahur on the road maupun buka puasa bersama. Mengingat kegiatan ini biasa melibatkan banyak orang serta kerumunan. Semua bertujuan demi mengurangi penyebaran Covid-19.
Hal itu tentu saja mengubah kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia pada saat bertemu bulan Ramadan. Lantas apa saja tradisi Ramadan yang berubah karena pandemi Covid-19?
1. Padusan
Tradisi unik menyambut bulan Ramadan yang pertama adalah Padusan. Tradisi unik ini merupakan kegiatan mandi dengan niat membersihkan atau menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadan.
Ketika tradisi padusan, orang akan berbondong-bondong ke sebuah tempat pemandian untuk mandi dan berendam. Mereka percaya air bisa menyucikan diri dalam rangka menyambut bulan Ramadan.
 2. Ngabuburit sambil mencari takjil
Keliling pada sore hari menjelang waktu berbuka puasa untuk berburu takjil merupakan salah satu momen paling ditunggu-tunggu ketika bulan puasa. Akan tetapi, karena bisa menimbulkan keramaian ada kemungkinan dan imbauan tidak keluar rumah. Ada kemungkinan, pedagang takjil musiman harus libur berdagang pada bulan puasa tahun ini.
3. Salah tarawih berjamaah di masjid
Ibadah salat tarawih adalah ibadah salat sunnah yang hanya bisa dilakukan ketika bulan Ramadan saja. Tentu saja bisa melaksanakan ibadah salat tarawih secara berjamaah di masjid merupakan salah satu hal yang paling dinantikan ketika bulan Ramadan tiba.
Tapi sepertinya, dengan adanya imbauan bahkan larangan untuk berkumpul di berbagai tempat umum termasuk tempat ibadah untuk menekan penularan virus. Salat tarawih berjamaah di masjid pun kemungkinan besar akan dilarang.
4. Sahur on the road
Selain itu ada lagi yang beberapa tahun belakangan ini menjadi tren yaitu SOTR alias Sahur On The Road. Ini merupakan kegiatan bagi-bagi makanan sahur untuk orang-orang di jalan.
Biasanya kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, dari suatu komunitas tertentu. Pada dini hari atau pada saat sahur telah dimulai, kegiatan SOTR ini ditandai dengan konvoi kendaraan yang berkeliling di jalanan. Namun kegiatan SOTR beberapa tahun ke belakang sudah dilarang, tapi tetap saja kenangannya masih terasa ya~
5. Tidak ada buka bersama
Social Distancing memainkan peran utama dalam mencegah penyebaran virus corona. Ini berarti membuat kita akan menghindari perkumpulan-perkumpulan, yang biasa dilakukan saat berbuka atau sahur.
Buka bersama pada Ramadan sebelumnya biasanya digunakan sebagai ajang reuni dan kumpul-kumpul dengan teman lama, pada saat pandemi ini pun kita tidak dipebolehkan.
6. Umrah dan haji
Penyebaran Covid-19, membuat pemerintah Arab Saudi menaggguhkan umrah sementara ibadah Haji masih belum pasti. Pandemi Covid-19 membuat mereka yang berencana untuk melaksanakan ibadah umrah harus berpikir ulang. Karena kemungkinan tidak akan ada selama Ramadan tahun ini.
7. Mudik ke kampung halaman
Pada saat menyambut Idulfitri atau Lebaran, masyarakat biasanya sibuk dengan kegiatan mudik. Tapi tahun ini, pemerintah menghimbau untuk tidak melakukannya. Sebagai gantinya, kita bisa ‘bertatap muka’ lewat aplikasi maupun pesan suara di telepon.
8. Tidak ada takbiran keliling
Tradisi rutin yang tidak ketinggalan saat bulan Ramadan adalah takbiran keliling. Takbiran dikumandangkan pada malam hari untuk menyambut datangnya Idulfitri. Takbiran biasa dilakukan dengan pawai di jalan, kadang-kadang membawa obor dan bedug sambil mengumandangkan kalimat takbir. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak turut antusias takbiran keliling kampung.
9. Berkunjung dari rumah ke rumah
Lebaran merupakan kesempatan yang tepat untuk kembali mempererat tali silaturrahmi. Pada kesempatan itu, hampir semua keluarga saling mengunjungi kediaman orang yang mereka kenal. Dimulai dari menyisir tetangga lingkungan sekitar rumah.
Biasanya, orang yang dihormati seperti Kiai, guru ngaji, dan ustadz yang berjasa membentuk pondasi agamanya selalu diutamakan. Kemudian berlanjut pada kenalan dan handai taulan yang tinggal agak jauh
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”