Tubuhku yang terhormat, kita sudah saling mengenal dan melalui banyak perjalanan bersama selama hampir seperempat abad. Kamu membantuku berjalan di tengah keramaian, melihat matahari terbit tenggelam dan merasakan hujan, hal-hal yang belum tentu orang lain beruntung untuk dapat melakukanya. Tapi aku tidak mencintaimu meskipun seharusnya begitu, aku benci melihatmu gemuk, aku juga benci melihat jerawat di wajahmu sehingga aku harus selalu menyembunyikannya dibalik concealer.
Aku tidak mencintaimu karena telah membuat masa sekolah yang mana merupakan waktu terpentingku  sebagai seorang remaja menjadi abu-abu, pendiam dan tidak percaya diri. Aku marah kepada dirimu yang selalu mengabaikan usaha yang telah aku lakukan untuk membuatmu cantik dan sempurna. Kamu membuatku harus makan di toilet karena malu untuk melepas masker di kantin, kamu membuat aku emosional dan terus menerus mempermalukan diriku.
Aku terlalu sibuk membencimu hingga tidak menyadari bahwa kamu kuat dan membuatku tetap hidup meskipun berbagai masalah kesehatan menimpa dirimu.   Ketika aku menangis kamu mengusap air mataku dengan tangan, ketika aku butuh istrirahat kamu memberi tanda dengan rasa penat. Seringkali aku juga menyalahkan dirimu ketika seseorang mengabaikan perasaanku, aku menyadari bahwa terlalu egois untuk memaksamu menjadi apa yang orang lain inginkan dan membawamu melakukan olahraga berat yang menyiksa. Aku minta maaf untuk setiap hal jahat yang pernah aku lakukan kepadamu, kamu tidak layak untuk mendapatkan perlakuan buruk seperti itu dan aku akan belajar untuk mencintai ketidaksempurnaanmu.       Â
Aku terlalu fokus dengan satu bekas luka di kaki hingga tidak menyadari bahwa kamu memiliki dua tangan yang lengkap dan sempurna untuk memeluk diriku sendiri saat stres, selalu sibuk mengoreksi senyumanku yang aneh hingga tidak menyadari bahwa mata cokelatku sangat indah ketika terkena cahaya, juga terimakasih dengan rambut hitam yang bagus dan sehat, itu adalah hal yang paling aku sukai meskipun tidak bisa aku pamerkan kepada orang-orang. Butuh waktu bagi diriku untuk mencintai paha besar, bentuk tubuh, dan kekurangan di wajahmu itu, Akan tetapi Aku tetap bersyukur atas hal-hal baik yang ada pada dirimu, sungguh.
Dulu ketika orang lain menghina bentuk badanmu yang besar, aku justru menghukummu dengan memuntahkan makanan yang sudah kamu telan, aku berusaha melakukan apapun bahkan hingga menyakiti dirimu hanya untuk mendapatkan validasi cantik dari lingkunganku. Aku berjanji itu tidak akan terjadi lagi, kamu tidak perlu berubah dan orang lain tidak memiliki hak untuk menghinamu secara ofensif.
Terakhir untuk tubuhku yang terhormat, terimakasih karena membuat diriku ini lebih kuat dan sabar. Kamu adalah orang yang paling tahu titik terendah dari diriku karena kita berdua selalu merasakannya bersama. Dibanding mengutuk ketidakindahan tubuhmu itu, aku akan belajar untuk mencintai dirimu karena semua bagiannya berfungsi dengan baik hingga menjagaku tetap hidup sampai selama ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”