#KesehatanMental-Semakin Dewasa Sifat Tidak Enakan Mulai Kutinggalkan. Demi Kesehatan Mental juga Ketenangan

Sifat tidak enakan yang mulai kutinggalkan.

Akan ada saatnya mereka akan menjauhi diriku.

Advertisement

Karena melihat diriku sudah tidak seperti dulu.

Mereka bilang, karena diriku sudah tidak konsisten dengan ucapanku sendiri.

Rasanya memang sudah saatnya diri ini untuk mengatakan yang sebenarnya.

Advertisement

Sudah sepantasnya mereka tahu jika diri ini adalah orang yang munafik.

Yang mereka bilang bermuka dua, yang penuh dengan kepura-puraan.

Advertisement

Yang kelihatannya saja baik di depan, tapi ternyata buruk di dalam.

Yang kelihatannya bisa menjadi penolong kapan saja, tapi ternyata di belakang mengumpat sendirian.

Yang kelihatannya tersenyum di luar, ternyata menangis tersedu di rumah.

Yang kelihatannya selalu kuat, tapi ujung-ujungnya kalah dengan omongan orang lain yang menjatuhkan.

Tak perlu kututupi terlalu lama lagi.

Mereka harus tahu, jika diri ini adalah orang yang sangat egois.

Rasanya sudah terlalu lama menyimpan rasa lelah.

Lelah selalu menjadi tameng, jadi pahlawan kesiangan atau julukan apapun itu.

Sudah saatnya mereka tahu, jika diri ini sering marah dalam doa juga dalam kesendirian.

Setelah dipikir-pikir ternyata melegakan juga mengungkapkan semua, meski dalam lubuk hatiku terdalam rasanya tak karuan.

Mungkin kamu atau siapa pun yang mengenal diriku ini, pasti akan kecewa melihat dan membaca tulisan ini. Aku tahu itu. Bahkan sebelum tulisan ini muncul ke permukaan, perubahan sikapku pasti sudah kelihatan.

Semakin dewasa aku tersadar. Jika semakin hari, satu per satu temanku berkurang.

Semakin sedikit lingkar pertemanan, yang kukira akan bertahan sampai tua.

Jadi, jika kamu kini mengetahui tentang kepribadianku yang sebenarnya, dan menemukan ketidakcocokan denganku, kamu berhak untuk pergi. Dan aku juga tidak akan melarangmu tetap tinggal.

Karena bagaimanapun juga, sudah saatnya aku menggunakan hak-ku.

Hak-ku untuk merasakan ketenangan, tanpa harus memikirkan, bagaimana nanti kamu akan marah padaku?

Bagaimana nanti kalau kamu akan membenciku dengan apa yang sudah kulakukan?

Sudah saatnya aku menggunakan jatah egoisku.

Bagaimanapun juga kepentingan pribadiku harus segera kupenuhi, mengingat sudah banyaknya waktuku kemarin hanya memikirkan kepentingan orang lain saja.

Usiaku sudah bertambah, demikian juga dengan tanggungjawabku sebagai seorang anak untuk membahagiakan orangtua juga. Bukan hanya mementingakan dirimu yang mungkin entah memikirkan diriku atau tidak.

Rasanya mungkin aku akan semakin jauh dari keramaian dunia. Memilih menenangkan diri dan mulai memikirkan diri sendiri juga orangtua.

Maaf, jika aku hilang atau pergi tanpa pamit darimu. Bukan maksudku menghindar ataupun melindungi diriku sendiri. Hanya saja aku juga berpikir, kamu pun berhak mendapatkan kebahagiaanmu, kenapa aku tidak boleh?

Meski taruhannya adalah aku harus merelakan dirimu menyakitiku, atau mungkin aku yang akan melukaimu, karena rasa tidak enakan sudah mulai kutanggalkan dari pundakku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan sekedar hobi melainkan memberi arti.