Pernah gak kamu melihat temanmu dengan sengaja sedang melukai dirinya sendiri? Atau mungkin kamu melakukan hal tersebut terhadap dirimu?Â
Jika ya, mungkin saat ini kamu sedang mengalami self destructive. Self destructive merupakan sebuah kondisi dimana seseorang berusaha dengan sengaja melukai atau menyakiti dirinya sendiri sebagai reaksi untuk mengatasi perasaan sakit yang dialami seperti kecewa, marah hingga frustasi yang sedang mereka alami sehingga mereka merasakan ketenangan setelah melakukan hal tersebut walaupun hanya sesaat. Pada dasarnya, hal tersebut dilakukan secara secara sadar namun dorongan untuk melakukan hal tersebut sangat kuat sehingga sulit untuk mengendalikannya. Secara tidak sadar, perilaku self destructive ini telah menjadi coping mechanism bagi dirimu sendiri yang telah kamu kembangkan di dalam dirimu.
Lalu, tindakan-tindakan seperti apa aja sih yang termasuk bagian dari self destructive?
Contoh self destructive secara fisik adalah ketika seseorang melakukan tindakan mogok makan dengan tujuan menghukum dirinya sendiri agar kelaparan atau bahkan kebalikannya, makan dalam porsi yang besar agar merasa kesedihan yang mereka alami dapat berkurang. Kemudian minum-minuman ber-alkohol secara berlebihan dan juga mengkonsumsi obat-obatan terlarang sehingga merasa dirinya menjadi cukup tenang dengan mengkonsumsi hal tersebut, lalu menyakiti dirinya sendiri seperti membenturkan kepala dengan benda keras dan menjambakkan rambut atau menyayatkan tubuhnya dengan benda tajam.
Tidak hanya melukai fisik sendiri, perilaku self destructive ini kerap kali melukai emosional diri sendiri secara tidak sadar dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh self destructive secara emosional adalah seperti merendahkan diri sendiri. Merasa bahwa diri sendiri tidak berharga seperti tidak pantas melakukan apapun, tidak percaya dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri bahkan sampai membenci segala sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri.Â
Penyebab dari perilaku self destructive ini dapat berasal dari trauma yang dialami saat masa kecil baik fisik maupun emosional, merasa terabaikan oleh lingkungan sekitar dan juga dapat disebabkan oleh orang sekitar yang juga pada saat emosi melukai diri sendiri dan membuat orang lain termasuk dirimu menormalisasikan hal tersebut sehingga dirimu sendiri pun ketika sedang emosi melakukan hal itu. Jika tidak ditangani, perilaku self destructive dapat berujung pada hal yang merugikan bahkan menghancurkan diri sendiri layaknya bom waktu. Sehingga diperlukannya perawatan yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan spesifikmu seperti terapi bicara dan terapi perilaku dengan bantuan profesional seperti psikiater atau psikolog. Terapi bicara dapat dilakukan untuk memahami asal mula perilaku self destructive sendiri.
Dalam hal ini, kamu akan belajar bagaimana mengelola stresmu dan bagaimana cara menghadapi masalah yang akan datang dengan cara yang tentunya lebih sehat. Terapi ini dilakukan dengan bantuan profesional jiwa dan pastinya dengan keterlibatan keluarga serta orang-orang sekitar. Kemudian terapi perilaku dapat dilakukan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Terapis akan membantumu untuk menjadi lebih sadar dan akan hal yang memicumu emosi dan melakukan self destructive dan membantumu untuk mengontrol caramu merespons hal tersebut dengan cara yang tidak terlalu mengganggu.
Ketika orang disekitarmu atau bahkan dirimu sendiri menunjukkan tanda-tanda perilaku self destructive, jangan ragu untuk mencari bantuan salah satunya datang kepada profesional kejiwaan agar dapat segera ditangani sedini mungkin.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”