Eating disorder atau gangguan yang menyimpang pada pola makan merupakan hal serius yang tidak boleh disepelekan. Menurut American Psychiatric Association, perilaku ini ditandai dengan adanya gangguan yang parah dan terjadi secara terus-menerus pada seseorang dalam perilaku makannya serta melibatkan pikiran juga emosi. Gangguan makan tersebut bisa menjadi sebuah hal yang sangat serius dan berakibat mempengaruhi fungsi fisik, psikologis dan juga sosial bagi seseorang.
Perilaku eating disorder ini dapat dialami oleh siapapun tanpa memandang usia maupun jenis kelamin. Namun biasanya, perilaku ini kerap kali banyak dialami oleh individu yang berusia muda/remaja atau menuju dewasa.
Secara umum, tidak dapat diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seaeorang mengalami perilaku eating disorder, namun terdapat beberapa faktor yang memberikan pengaruh besar sehingga menyebabkan seseorang mengalami eating disorder. Kira-kira apa aja sih penyebabnya?Â
Pertama, faktor genetik. Meskipun masih diteliti hingga saat ini, para ahli meyakini bahwa orang yang mengalami perilaku eating disorder memiliki genetik sedikit berbeda bahkan perilaku ini dapat diwariskan. Sebagai sebuah contoh, telah dilakukan sebuah penelitian terhadap bayi kembar identik dan kembar tidak identik. Hasil menunjukkan bahwa kelompok kembar identik memiliki insiden mengalami gangguan makan yang lebih tinggi daripada mereka yang kembar tidak identik. Diperkirakan hal ini terjadi karena kembar identik memiliki DNA yang sama.
Kedua, faktor biologis. Beberapa kondisi dari dalam tubuh seperti hormon, zat kimia yang terdapat pada otak hingga kurangnya gizi seimbang dapat menyebabkan seseorang mengalami eating disorder. Sebuah penelitian mengemukakan bahwa pada orang yang mengalami anorexia ditemukan bahwa jumlah hormon serotonin yang dimiliki berbeda dengan orang yang tidak mengalami anorexia. Sedangkan pada orang yang mengalami binge eating, salah satunya pada perempuan, ditemukan jumlah estrogen dan progesteron cukup tinggi.
Ketiga, faktor psikologis. Kondisi dari psikologis seseorang juga mempengaruhi kepuasan terhadap tubuhnya sendiri. Contohnya seperti sikap perfeksionis yang selalu berorientasi dengan dirinya sendiri sehingga memiliki harapan tinggi terhadap dirinya termasuk keadaan dari bentuk tubuhnya sendiri yang harus selalu sempurna atau kepada orang yang memiliki gangguan kecemasan. Mereka cemas dengan bentuk badan yang nantinya tidak ideal lagi dan sebagainya
Keempat, faktor lingkungan. Faktor ini kerap kali menjadi penyebab gangguan makan yang muncul sebagai pemicu awal. Salah satunya dengan adanya stigma tentang berat badan yang menekankan bahwa memiliki badan kurus adalah hal yang paling utama dimiliki seseorang membuat orang secara terus-menerus merasa tidak puas dengan dirinya dan mengakibatkan gangguan makan.
Menurut para ahli dan psikologis, perilaku eating disorder terbagi menjadi 6 tipe :
- Anorexia Nervosa, tipe perilaku ini sangat takut menjadi gemuk sehingga mereka sengaja membuat dirinya kelaparan dengan menghindari makan agar berat badannya tidak naik.
- Bulimia Nervosa, perilaku ini ditandai dengan ketagihan mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar dan tak dapat terkontrol namun takut menjadi gemuk. Sehingga setelah makan, mereka akan memaksa untuk memuntahkan makanan tersebut.
- Binge Eating Disorder, tipe perilaku ini makan dengan porsi yang berlebih dan mereka tidak takut menghadapi kegemukan. Bahkan, ada yang sampai mengalami obesitas.
- Avoidant Restrictive Food Intake Disorder, tipe perilaku ini ditandai dengan gagalnya kebutuhan nutrisi minimum harian yang harus dipenuhi karena tidak nafsu terhadap makanan dan menghindari jenis makanan dengan karakteristik tertentu seperti warna, rasa serta tekstur
- Pica Disorder, ditandai dengan perilaku memakan sesuatu yang tidak layak untuk dimakan seperti sabun, kertas hingga kuku. Biasanya menyerang anak-anak atau individu yang mengalami disabilitas mental
- Rumination Disorder, tipe perilaku ini melakukan hal seperti memuntahkan makanannya kemudian dimakan kembali ataupun sebaliknya dan dapat terjadi mulai dari bayi hingga orang dewasa.
Kalau kamu merasa kamu mengalami beberapa hal seperti yang telah disebutkan di atas, jangan takut untuk pergi ke profesional seperti spesialis penyakit kejiwaan ataupun ahli gizi dan lakukanlah konsultasi dengan mereka. Sehingga perilaku makan yang buruk tersebut dapat dibantu untuk berhenti dan tidak berkelanjutan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”