Mana yang Kamu Pilih: Kesehatan Mentalmu atau Kebahagiaan Orang Lain?

Terkadang, kita mengorbankan kesehatan mental kita hanya untuk membahagiakan orang lain yang bahkan belum tentu bersedia melakukan hal yang sama pada kita.

Seringkali kita menemukan orang yang menelepon kita di pagi buta, semata-mata hanya untuk sekadar berkata tak bisa tidur atau ingin bercerita tentang pacarnya. Tapi karena dia sudah kebelet curhat, dia sampai menelepon kita dan mengganggu waktu tidur kita.

Advertisement

Seringkali kita menemukan orang yang mencela ketika mental kita sedang terpuruk. Tentang apa pun itu: baik keluarga, pertemanan, cinta, pekerjaan, sekolah, dan lain-lain. Dengan seenaknya mereka berkata, "Halah, gitu aja stress. Halah, kamu masih muda, gitu aja dibikin stress." atau yang paling nggak manusiawi, "Kamu mah mending, aku aja sampai blablablabla biasa aja, tuh*. Permasalahannya: nggak semua orang punya kekuatan mental yang sama dalam menghadapi suatu masalah.

Terkadang kita terlalu baik; mengiakan apa yang diminta oleh orang-orang di sekitar agar kita sesuai dengan standar yang mereka inginkan. Terkadang kita terlalu baik; membuang siapa diri kita sebenarnya hanya agar diterima di suatu komunitas. Terkadang kita terlalu baik: sampai kita lupa kalau kita juga perlu bahagia.

Sebenarnya tidak perlu seperti itu, teman. Dengan kamu yang membuang siapa dirimu sebenarnya, kamu malah melupakan kesehatan mentalmu sendiri. Sampai berapa lama kamu akan bertahan? Sampai berapa lama mereka bisa menerima kamu? Manusia adalah makhluk yang nggak pernah puas akan sesuatu, mereka akan terus meminta lebih. Setelah itu, apa lagi yang mau dikorbankan, setelah kesehatan mentalmu?

Advertisement

Lalu kemudian, di saat kamu sudah terjatuh, orang-orang itu pergi. Meninggalkanmu sendirian. Bahkan sampai mengecap rasa depresimu sebagai 'membutuhkan perhatian'. Itu sangat jahat. Mental illness itu nyata. Jangan sembarang menstigma orang dengan gangguan jiwa sebagai orang yang berbahaya. 

Teman, mulai sekarang, cobalah menjadikan kesehatan mentalmu sebagai prioritas. Hidup ini tentang dirimu, bukan tentang orang lain. Lakukan hal yang membuatmu bahagia asal tidak merugikan dirimu dan orang lain juga tentunya. Berhenti saling menindas dan mulailah saling mencintai tanpa rasa egois. Saling pengertianlah satu sama lain. 

Advertisement

Kita semua pasti ingin dunia yang damai dan penuh cinta, bukan?

Dan untuk kamu yang sedang berjuang, jangan menyerah. Kamu tidak pernah sendiri. Ada orang lain di luar sana yang sangat bahagia karena keberadaanmu. You're worth it. We love you! 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

mental health and psychology enthusiast. suka nonton anime, tidur, classical head.