Masalah kesehatan mental adalah masalah sosial masih tabu, meski krisis kesehatan saat ini telah mendorong perdebatan tentang masalah ini. Kesalahpahaman, stigmatisasi, ketakutan, penyangkalan, dan rasa bersalah yang menyertai penyakit ini menyebabkan keterlambatan diagnosis, pelecehan, pengucilan, dan kekanak-kanakan. Kompleksitas gangguan jiwa juga sangat mempengaruhi keluarga dan orang yang dicintai.Â
Kita harus memikirkan kembali praktik psikiatri untuk mencerminkan pendekatan global dan terpadu untuk perawatan pasien yang mencakup masalah kesehatan, sosial, dan medis. Komitmen global untuk mengatasi masalah kesehatan mental, dengan mendirikan ASEAN plus Three Leader (Republik Rakyat Tiongkok, Jepang, dan Korea) memberitahukan promosi kesehatan mental diidentifikasi menjadi salah satu prioritas kesehatan disaat pembentukan kesehatan ASEAN pasca 2015.
Kasus kesehatan mental ini semakin parah saat pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Tidak sedikit dari penderita Covid-19 mengalami gangguan mental neurologis maupun karena efek penggunaan zat (obat). Gangguan mental saat Covid-19 menyerang dibagi menjadi 4 kelompok dimana 4 kelompok ini memiliki tata pelaksanaan yang berbeda. Kelompok pertama adalah orang yang tidak memiliki gangguan mental pada awalnya, tetapi terjadi gangguan mental saat terpapar Covid-19.
Kelompok kedua adalah orang yang sudah memiliki riwayat gangguan jiwa karena tinggal dilingkungan yang penuh kekerasan, kelompok kedua ini menyebabkan ganguan mental menjadi lebih parah. Kelompok ketiga adalah orang yang memiliki masalah pada kesehatan fisik dan jauh dari layanan kesehatan, sehingga menyababkan cemas dan memperparah penyakit yang diderita. Terakhir, kelompok keempat adalah kelompok yang banyak ditemukan saat gelombang kedua Covid-19, disaat oksigen sangatlah langkah sehingga otak kekurangan asupan oksigen yang bisa jadi menybabkan gangguan jiwa.Â
Yang seharusnya kita lakukan saat ada keluarga atau orang disekitar kita mengalami gangguan mental adalah mengubah cara kita tentang kesehatan mental, untuk memungkinkan mereka yang bersangkutan dapat bersosialisasi lebih baik ke dalam masyarakat, menjalani hidup mereka dan mendukung orang yang mereka cintai, dengan cara meningkatkan akses ke perawatan, termasuk pelatihan untuk pengasuh utama, serta warga negara biasa melalui program pertolongan pertama mental, dan mendorong pembentukan unit kesehatan mental keliling yang akan memungkinkan orang yang menderita gangguan mental untuk bersosialisasi lebih baik ke dalam masyarakat (menemukan lingkungan rumah yang sesuai, mempertahankan atau mengubah pekerjaan untuk kenyamanan mereka saat bekerja, meningkatkan keterampilan mereka yang bersangkutan, termasuk mempromosikan gerakan pemulihan dan mengembangkan dukungan sebaya).Â
Â
Dikerjakan sebagai penugasan bahasa indonesia FK UNS 2023
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”