Aku hanya ingin mencintai seseorang yang dipilih oleh hatiku, tapi itu menjadi kesalahan terbesarku. Aku salah mencintai orang yang salah, di waktu yang salah, dan dengan cara yang salah. Hanya ingin merasakan dicintai oleh orang yang dicinta, itu pikirku, tapi ternyata salah. Awalnya semua indah, semua terasa berbunga-bunga. Sulit, sedih, muram semua jadi senang dan bahagia karenamu. Semua yang dulu kamu katakan seakan-akan hanya omong kosong belaka. Lambat laun aku pun menyadari bahwa aku memang tidak pernah ada dalam hidup ataupun hatimu. Sakit rasanya tapi aku harus menerima kenyataan yang ada. Bahwa semua itu hanyalah kekhilafan dan halusinasi semata katamu.
Kamu bilang aku menghancurkanmu, kamu bilang hidupmu sudah hancur karena ulahku. Padahal dulu kita membuat komitmen dan melakukannya secara sadar tanpa paksaan sedikitpun. Pada akhirnya aku yang menjadi tersangka atas ulah kita berdua. Begitu jahatnya dirimu sampai semua ini kamu tuduhkan kepadaku, ya hanya kepadaku seorang, seakan kamu hanyalah korban.
Aku sudah berhenti ketika itu, ketika aku berpikir bahwa aku tak pantas untuk seseorang yang begitu sempurna sepertimu. Akupun sadar akan semua hal yang terjadi dan mulai mundur untuk semua itu. Ketika itu juga kamu hempaskan segala kegundahanku itu, kamu datang dan meyakinkanku bahwa apa yang aku lakukan bukanlah hal yang salah dan kamupun merasakan hal yang sama denganku. Kamu buat hari-hari ini menjadi indah seperti di dunia khayalan. Tak lama kau hempas dunia ini kembali ke dunia nyata yang menyedihkan.
Begitu pengecutnya dirimu ketika semua ini terungkap jelas oleh orang lain, dirimu langsung menjadikanku sosok antagonis yang patut untuk dicaci dan dimaki. Begitu pengecutnya dirimu hanya memikirkan hidupmu sendiri dan memintaku untuk pergi. Tanpa kamu minta pun aku telah lama memikirkan untuk pergi darimu, di dekatmu hanya menambah rasa sakit ini. Akupun menyadari bahwa aku mencintai orang yang salah, di waktu yang salah, dan dengan cara yang salah.
Aku akan pergi merajut kembali hidupku yang terkoyak dengan orang-orang yang tulus mencintaiku tapi selama ini ku abaikan. Terimakasih untuk orang yang ku cinta, akhirnya aku menyadari mencintai bukanlah satu-satunya alasan untuk hidup, tapi dikelilingi orang-orang yang tulus mencintai akan membuat hidup kita hidup. Selamat tinggal kesalahan yang manis tapi menyakitkan, tak akan lagi aku bermain dengan cinta.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”