Aku selalu bertanya-tanya, mengapa kebanyakan orang begitu menyukai senja? Aku pun sering menjumpai kejadian-kejadian yang tek lepas dengan senja. Bangun pagi melihat kakak, mama, papa sedang bermain gadget memutar video dengan penampakan senja. Dan di taman kampuspun sering menjumpai mahasiswa seni melukis dengan indah senja. Waktu membaca puisi dan buku didalamnya pun banyak tentang diksi yang menggambarkan tentang senja. Di sisi lain, masih banyak kejadian yang menggambarkan senja.
Wujud senja seakan-akan tidak ada habisnya. Aku tak mengerti apa yang menarik dari sepotong senja. Ada yang beranggapan senja memiliki daya magis tersendiri, ada pula yang beranggapan senja adalah waktu yang pas untuk menjalin sebuah kisah indah. Semua anggapan orang tentang senja itu memang benar, akupun merasakan magisnya senja, merasakan ketika menjalin kisah di waktu senja.
Di saat matahari setengah berhasrat turun ke peraduan, di remang langit, ia tinggalkan begitu banyak pesan, di antara rasa enggan dan sebuah keharusan. Itulah arti waktu senja dimata para penikmat senja. Tuhan pun memiliki alasan tersendiri mengapa memisahkan siang dan malam ditapal senja. Mungkin tuhan menginginkan agar kita tidak tiba-tiba jatuh dalam kecewa karena telah kalah berseteru dengan waktu dan letih berselisih dengan hari dan agar sebagian kita tak lantas lekas berpuas diri.
Suatu hari temanku bercerita tentang senja. Aku mencoba mendengarkannya dengan saksama. Pada waktu itu dia sedang merayakan ulang tahun dengan kekasihnya, dia pun bercerita kalau dia pun sering merayakan ulang tahun teman-temannya. Awalnya aku merasa heran apa iya dia selalu merayakan ulang tahun teman-temannya. Mungkin Ketika dia memiliki teman berjumlah 7 dengan hari lahir di minggu yang sama akan merayakannya setiap hari. Mungkin bisa jadi 7 temannya ulang tahun ditanggal yang sama.
Entahlah. Aku tak peduli perihal merayakan hari kelahiran itu. Mengapa? Karena aku sendiri pun tak pernah merayakan hari ulang tahunku sendiri apalagi teman-temanku. Tapi ada yang lebih menarik daripada sekadar merayakan hari kelahiran yang mungkin bisa jadi besok dirayakan setiap hari bahkan tiap jam. Yaitu senja. Dia terus bercerita, aku terus mendengarkannya. Dan aku pun mulai tertarik dengan ceritanya.
Mendengar cerita dari temanku, aku mulai terbawa ke dalam kisah yang menjemputku. Aku hadir dalam cerita itu. Oh, alangkah indahnya. Membayangkan aku kini sedang berada di pantai luas yang dipenuhi pasir putih. Laut tampak asri dibawah angin yang bersiul menelisik rambut. Aku memandang indahnya emas yang terhampar di gelapnya langit. Hati terasa tenteram menyaksikannya.
Di sini ada banyak orang, tidak hanya aku. Para nelayan yang baru pulang dari mencari ikan dilaut lepas. Anak-anak pesisir yang sedang bermain pasir dan membentuk istana-istanaan. Para orang tua yang sedang menikmati kelapa muda didepan rumah atau didepan toko. Beberapa pasang kekasih saling bergandengan tangan mesra di berbagai sudut pantai. Pengunjung baru saling berdatangan, mendekat ke bibir pantai. Sungguh ramai sekali tempat ini. Sementara itu, aku melihat temanku duduk mesra dengan kekasihnya di bawah pohon kelapa yang rindang.
"Senja yang indah. Di pantai yang indah. Bersama seseorang yang indah" dia tersenyum sambil menggoda kekasihnya.
"Jangan menggoda begitu. Aku sudah terlalu jatuh kedalam masuk ke bara cintamu" ujar sang kekasih sambil tersipu malu.
"Aku ingin kisah cinta kita seperti senja. Sejauh manapun kau nanti pergi, ingatlah bahwa aku adalah tempatmu untuk kembali," lelaki tersenyum memandang lurus ke arah matahari yang sebentar lagi lenyap ditelan bumi.
Akhirnya matahari yang mengembara lama kini telah kembali ke peraduannya. Senja telah menepati janjinya. Tidak ada yang berkhianat. Tidak ada yang tersakiti. Lautan dan pantai menjadi saksi bahwa keindahan senja merupakan kisah cinta dan kesetiaan yang penuh dengan arti.
Aku melihat temanku dengan kekasihnya bergandengan tangan mesra. Melihat anak-anak pesisir asyik dengan istana-istanaan. Melihat para orang tua menikmati kelapa muda di rukonya. Mereka semua tersenyum mesra dan bahagia, temanku dan kekasihnya saling berpandangan. Aku ingin menghampirinya dan mengatakan kalau pantai dan lautan ini menjadi saksi kesetiaan dan kebahagiaan yang dipancarkan senja, aku akan menjadi saksi indahnya cinta mereka.
Namun senja pun tiba-tiba lenyap begitu saja. Awan yang dicat dengan warna kemerah-merahan memudar. Tidak ada lagi debur ombak menyapa. Pasir hilang diterpa angin yang berkelana dan angin yang bersiul menelisik rambut pun hilang. Cerita yang kudengarkan dari temanku sudah selesai. Kisah tentang senja di pantai pun tamat.
Sekarang aku sudah mengerti mengapa kebanyakan orang-orang menyukai senja. Aku tahu apa yang menarik dari senja. Memang benar senja mempunyai daya magis tersendiri. Senja adalah simbol keindahan yang terpancar dari cinta dan kesetiaan manusia yang pada hakikatnya memang diciptakan untuk saling mencintai. Dan senja pun simbol kebahagiaan kebanyakan orang. Senja menjadi saksi bagi cerita-cerita cinta dan aktivitas manusia.
Aku menghela nafas pelan-pelan. Di depan teras rumah sembari minum kopi dan menghisap rokok. Senja memang waktu yang sangat indah. Dari situlah aku menjadi salah satu bagian dari penikmat senja.
"Senja yang begitu singkat, selalu membangkitkan gairahku, ketika hening bersentuhan dengan sebuah suasana yang dramatis" ucapku dalam hati sambil menatap langit.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”