Sering kali aku berkhayal, membangun rumah tangga yang religius, memiliki suami yang agamis, mengurus keadaan rumah mengasuh anak-anak dengan tangan dan hatiku sendiri. Bekerja sebagai dosen yang memiliki jam terbang yang minoritas. Memberikan dorongan mengejar rezeki barokah.
Ahhh..!! rupanya aku tidak memikirkannya secara keseluruhan. Kriteria calon yang kuajukan sudah terlalu banyak. Dengan situasi yang seperti ini, rasanya aku masih harus memperbaiki diri. Mengejar restu Illahi yang belum aku dapati dan kesabaranku yang masih harus diuji.
Tersadar, kelak nanti aku adalah………
Seorang baby sister dan suster
Aku bukan baby sister yang bekerja mengurus bayi, aku juga bukan suster yang mempehatikan pasien rumah sakit. Aku dipilih Tuhan, untuk mengurus dan memperhatikan kalian nanti.
Kamu pasti tidak mau kalah dengan posisi anakmu. Usiamu tidak lagi muda, bahkan sudah menjadi ayah sebagai tanggung jawab memikul segala yang ada.
Tapi bukan berarti kamu berhenti menjadi anak kecil yang bergelut untuk mencariku. Bisa saja kalian berlomba merengek untuk mendapatkan perhatianku. Itulah mengapa Tuhan masih menguji kesabaranku untuk menekuni dalam keadilan.
Seorang guru
Aku tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru dan itu bukan profesiku. Aku dipilih Tuhan untuk menjadi seorang guru bukan disebuah lembaga pendidikan, tapi dalam private kehidupan. Berhadapan dengan perkembangan alamiah dan harus memecahkan masalah bukan hanya dari sekolah.
Bukan aku ingin berbangga diri dan sombong karena prestasi, bukan pula aku ingin menyaingi. Aku hanya dituntun Tuhan untuk mencari pembekalan tinggi.
Melihat kesibukan mu sebagai ayah dan suami, setiap hari hanya menghabiskan waktu di kantor dengan sederet tanggung jawab. Pagi hingga larut, kemudian bertanya saat merebahkan letih. "Bagaimana prestasi anak-anak?". Itulah mengapa Tuhan menuntunku untuk mengejar pendidikan tinggi.
Seorang sekretaris pribadi
Lagi lagi aku bukan bekerja di institute hebat bahkan aku tidak mengerti bagaimana memanage waktu untuk mengatur schedule penting. Aku dipilih Tuhan untuk menjadi seorang sekretaris pribadi, yang bisa mengatur jadwal kapan anak-anak minum susu sampai waktu istirahat.
Aku juga tidak mengerti tentang pekerjaanmu, tapi aku sudah dipilih menjadi sekretaris pribadi yang bisa mengatur jadwal dan mempersiapan pakaian yang akan dikenakan. Itulah mengapa Tuhan masih harus menyuruhku belajar bersabar dalam manajemen waktu.
Seorang psikolog
Aku tidak mengerti cara memahami arti kepribadian. Aku tidak pernah duduk di bangku pendidikan dengan pelajaran psikologi. Tapi aku dipilih Tuhan untuk menjadi seorang yang bisa memahami kepribadian, memberi kenyamanan saat kalian merebahkan masalahnya padaku. Tak kan dihirauan, meski letih itu sedang menghampiri. Itulah mengapa Tuhan masih harus melatih kesabaranku di segala posisi.
Aku alarm yang berdering sangat keras
Aku pernah sebal saat alarm membangunkan dari tidur lelap. Aku pernah membanting jam weker saat berdering mengganggu waktu istirahat. Aku pernah menghiraukan waktu yang berjalan sangat cepat.
Tapi kini Tuhan memilihku untuk menjadi alarm yang berdering sangat keras. Membangunkan kalian yang masih belum puas membayar letih, menganggu kesibukan dengan pesan pengingat, walau hanya sebuah pesan "Jangan telat makan!!"
Sebenarnya aku tidak tega membiarkan kalian selalu diganggu dengan keributan alarmku. Suatu saat nanti, kalian mengerti tentang alarm ku yang begitu keras berdering.
Ketahuilah nak, yah..!!
Akulah orang pertama yang sedih saat kalian tidak selera makan karena masakanku yang terlalu asin. Akulah orang pertama yang bingung saat kalian terlalu sibuk sampai melupakan makan dan akulah orang pertama yang runtuh, saat kesakitan menerpa kalian.
Maaf ya nak, yah..!!Aku yang terlalu sayang dengan kalian.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”