Dunia yang semakin maju dalam segala aspek menjadikan Indonesia perlu beradaptasi mengikuti kemajuan global, salah satunya di bidang infrastruktur. Melihat kilas balik Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo, negara kepulauan ini memang sedang gencar dalam melaksanakan proyek-proyek infrastruktur, khususnya infrastruktur transportasi.
Tol layang Jakarta-Cikampek, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, LRT Palembang, dan MRT Jakarta merupakan beberapa proyek infrastruktur transportasi yang dibangun pada era tersebut. Saat ini dikabarkan tengah dibangun infrastruktur transportasi baru di Indonesia, yaitu Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Realisasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini telah mencapai lebih dari 48%. Kereta cepat yang diyakini menangkap kebutuhan 50 tahun ke depan ini ternyata merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. Biaya yang dikeluarkan sebesar US$6,071 milyar sebagai biaya awal menunjukkan keseriusan PT KCIC dalam membangun infrastruktur ini. Kendati demikian, masyarakat perlu mengkritisi kehadiran infrastruktur ini di Indonesia. Mengingat Indonesia telah memiliki MRT dan LRT, lantas sepenting apa proyek kereta cepat dibangun di Indonesia saat ini? Atau apakah hanya sebagai gengsi belaka?
Pencapaian
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. Jika dilihat melalui kacamata ekonomi, tentu hal ini tidak hanya menjadi suatu kebanggaan semata yang hanya menjadi sebuah gengsi. Pembangunan infrastruktur ini tentunya melibatkan para bidang ahli dari Indonesia. Adanya kereta cepat di Indonesia akan memberikan probabilitas bagi negara tetangga untuk belajar dari para bidang ahli dari Indonesia atau bahkan merekrutnya ketika negara tersebut ingin membangun infrastruktur ini kelak.
Ketika hal ini terjadi tentu akan memberi keuntungan bagi Indonesia karena secara tidak langsung memberi ruang untuk Indonesia semakin dikenal oleh negara-negara lain, khususnya dalam bidang ini, sehingga semakin banyak yang tertarik datang ke Indonesia. Selain itu, jumlah pelancong mancanegara juga akan bertambah dengan asumsi bahwa mereka ingin mendapat pengalaman menumpangi kereta cepat. Dengan demikian jelas bahwa perekonomian Indonesia akan semakin maju ketika hal ini terjadi.
Memaksimalkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Sekitar
Kereta Cepat Jakarta-Bandung direncanakan akan membuat empat lokasi stasiun pemberhentian, yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Daerah-daerah sekitar yang dilewati oleh jalur moda transportasi ini dipastikan mengalami perkembangan pertumbuhan ekonomi. Sebagai referensi, daerah Fatmawati mengalami perkembangan ketika dibangunnya salah satu stasiun MRT di lokasi tersebut. Sebelum proyek MRT rampung, bisa dikatakan bahwa kawasan Fatmawati sempat mengalami kelumpuhan ekonomi. Banyak toko-toko disewa dan dijual, tetapi tidak ada yang tertarik dengan toko-toko di kawasan tersebut.
Namun setelah proyek MRT rampung, pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut kembali pulih. Harga tanah dan aset properti pun naik 20 persen yang dipicu oleh adanya MRT di kawasan ini, kata Lembaga konsultan properti, Jones Lang LasSalle (JLL). Selain itu, Museum Baseoki Abdullah yang dekat dengan salah satu stasiun MRT di kawasan Fatmawati juga terkena dampak pertumbuhan ekonomi akibat adanya MRT.
Kepala Museum Basoeki Abdullah, Maeva Salmah mengatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah pengunjung museum dari sekitar 500 orang menjadi 700 orang. Berdasarkan dua kejadian tersebut tentu memberi gambaran bahwa adanya pembangunan infrastruktur transportasi memberikan peluang bagi daerah sekitarnya untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi, sehingga hal ini juga yang diharapkan sekaligus menjadi tujuan hadirnya moda transportasi kereta cepat di Indonesia.
Kehadiran kereta cepat di Indonesia mungkin melahirkan pertanyaan-pertanyaan baru dari beberapa pihak mengenai penting atau tidaknya moda transportasi ini mengingat biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Namun, kita juga tidak boleh menutup mata terhadap dampak positif yang ditimbulkannya bagi perekonomian Indonesia, karena adanya infrastruktur tranportasi ini memberikan peluang kembali majunya perekonomian Indonesia, terutama setelah mengalami penurunan ekonomi akibat pandemi virus corona.
Mengkritisi program kerja pemerintah itu perlu, tetapi diimbangi juga dengan melihat sudut pandang positif dari program yang direncanakan tersebut.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”