Kepergianmu yang Mendadak, Membuat Dadaku Sesak Setiap Kali Mengingatmu

Tepat, di tanggal 16 Januari 2022, engkau pergi dari dunia ini menuju surga-Nya. Engkau meninggalkan anak-anakmu yang belum sempat merasakan kasih sayangmu, menikmati senyum manismu dan merasakan bagaimana cinta dari seorang Bapak.

Pak, banyak sekali hal yang ingin aku ceritakan padamu, tapi waktu tak memberikan sedikit kesempatan untukku berbicara denganmu, dan maut merenggutmu sebelum aku bisa mengobrol lebih dekat denganmu. Pak, aku tau kita sudah lama tidak bertemu. Engkau pergi meninggalkanku, meninggalkan keluarga kecilmu ini tanpa dan tidak memberikan tanda-tanda di mana dirimu akan menetap.

Setelah kepergianmu, aku baru tau bahwa rumahku dan rumahmu tidak terlalu jauh jangkauannya. Ingin rasanya aku mengulang waktu, mencari tau keberadaanmu dan diam-diam menemuimu tapi sayangnya waktu tak akan bisa kuulang kembali. Semua sudah berakhir, dan engkau tidak bisa lagi kulihat.

Engkau sekarang sudah jauh di atas sana, jauh sekali. Pak, sedih dan sakit sekali hati ini ketika aku tidak diizinkan menatapmu lebih lama, mengelus rambutmu yang tak akan lagi engkau sisir, dan memegang pundakmu yang seumur hidup belum pernah kupegang, oleh seseorang yang membuatmu jauh dari keluarga kecilmu ini.

Ia melarang kami, bahkan mengusir kami dari rumahnya. Saat aku keluar meninggalkan jenazahmu Pak, air mataku tak berhenti mengalir. Pedih sekali hatiku yang selama engkau masih hidup aku tidak bisa bertemu denganmu dan saat engkau meninggalpun aku tidak diizinkan untuk bisa bersama lebih lama denganmu.

Aku hanya diizinkan sebentar, lalu diusir dan dilarang untuk mendatangimu, mengantarkan dirimu sampai diperistirahatan terakhir. Pak, saat proses penguburanmu, aku hanya bisa menunggu videomu yang dishare oleh sahabat-sahabatmu di Facebook. Maafkan kami ya pak, anakmu dan juga mamak, istrimu yang memiliki hati selembut kapas, yang telah dimaki tetapi dia tetap diam dan memaafkan.

Sakit yang kurasakan, tak sebanding dengan sakit yang mamak rasakan ketika mamak ingin dekat menatapmu tetapi ia tahu bahwa nanti akan terjadi keributan, ia memilih diam, menangis di dalam hati dan menatapmu dengan jarak yang aku rasa tidak layak untuknya. Tetapi ia melakukan itu, mengalah agar kami bisa lebih dekat saat itu Pak.

Pak, tolong datang kemimpiku. Aku tahu, ada sesuatu yang belum sempat engkau katakan. Katakan Pak, sampaikan itu padaku. Aku berharap bapak selalu tenang di atas sana, dan menjaga kami dari atas. Pak, sampaikan ke Tuhan ya pak, kalau aku nantinya mau dapat jodoh seperti bapak tampannya, dan kalau bisa reinkarnasinya wajahmu Pak supaya aku bisa mengulang momen yang belum pernah aku lakukan bersamamu.

Selamat jalan Pak, aku akan selalu merindukanmu dan semoga suatu hari nanti, mamak dan semua anakmu bersama berkumpul denganmu di surga sana. Aku telah memaafkan semua kesalahanmu selama engkau masih hidup dulu dan aku mengikhlaskan kepergianmu meski kepergianmu begitu mendadak, dan membuat dadaku sesak setiap kali mengingatmu.