Kepada Mantan Pacar dan yang Pernah Singgah di Hati

Hai mantan pacar? Apa kabar?

Advertisement

Oh ya aku lupa aku tidak punya mantan pacar. Hanya beberapa bocah lelaki yang sempat singgah di hati lalu berlari pergi. Aku terkikik geli. Rasanya waktu berlari cepat sekali.

Ketahuilah aku, gadis kecil lusuh yang dulu memujamu sudah menjadi istri. Aku ingat ketika menuliskan surat untukmu, diam-diam membuatmu berkeringat. Apalah artinya aku? Yang lalu lalang di depan matamu tapi tak pernah kamu lihat?

Ketika usia kita belasan, aku selalu mendamba menjadi milikmu. Berusaha tampil menarik tapi gagal dan sia-sia, terbuanglah semua waktuku. Jadi aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan. Dan perlahan cinta itu perlahan memudar, lalu hilang.

Advertisement

Namanya juga cinta monyet. Sebagaimana monyet aku mencari dahan-dahan lain untuk kupanjat lalu kudaki, berharap menemukan monyet lain berjenis laki-laki. Di mana aku bisa berkenalan, bermain dan menemaninya mencari buah ceri.

Waktu membawaku menemukan banyak kesempatan. seperti kamu yang lain. Yang awalnya teman menjadi hal kebiasaan yang tertanam. Jika kamu tak ada seperti ada yang kurang. Dan seperti biasa aku terjatuh untuk yang kesekian. Menyukai diam-diam

Advertisement

Hai kalian? Untuk semua yang pernah singgah aku kuucapkan terimakasih dari yang terdalam. Sebab dari perjalanan panjang yang melalui banyak dahan akhirnya kutemukan sarang. Untuk aku berkembang, membangun keluarga bersama suamiku yang tersayang.

Terima kasih untuk semua. Mulai dari kalian yang mengabaikan, hingga yang berkedok seperti teman. Semua kenangan selalu tersimpan di pokok pohon kenangan. Aku sirami penuh syukur moment yang kita lewati bersama. Mulai dari tawa renyah, pipi merah dan debar kecemasan. Betapa gadis kecil lusuh itu sudah menemukan sandaran dan kebahagiaan.

Aku juga berharap, semoga secepatnya kalian menemukan dia. Perempuan yang baik lagi cantik. Yang kelak menyambutmu di pintu rumah dengan senyuman dan secangkir kopi hangat di tangan.

Paling tidak petualangan-petualangan bodoh kita sebagai monyet kecil yang bergelantungan dari satu dahan ke dahan tidak akan kulupakan. Kelak akan kuceritakan kepada anak-anakku bahwa kita harus terjatuh sebelum sampai di pohon idaman.

Dari aku, gadis kecil yang dulu mendambamu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I do what I love and I love what I do. BAZINGA!