Kepada Kamu yang Masih Saja Menunggu

Teruntuk kamu di sana yang berjarak bermil-mil jauhnya masih membuatku menjadikanmu yang tersayang.

Advertisement

Teruntuk kamu di sana yang berjarak bermil-mil jauhnya masih membuatku menjadikanmu yang tersayang. Kubagi padamu pertanyaan yang tidak bisa kujawab: Apa yang membuatku masih bisa bertahan sampai saat ini dengan segala kemelut hati yang setiap hari menuntut kejelasan?

Apa yang membuatku masih berdiri dalam dimensi yang sama saat sebenarnya semua belum tentu sempurna? Apa yang kunanti saat semua jenis kendaraan sudah banyak yang berlalu di depanku? Apa lagi yang kutunggu saat denting jam, berkali-kali mengingatkanku bahwa telah banyak waktu berlalu?

Aku bingung dengan semua hal yang saat ini aku lakukan dan aku pikirkan, rasanya bodoh masih berada di sini saja. Ini sudah terlalu lama bukan? Ya aku tau tapi aku terdiam. Aku terdiam dalam logika yang liar, aku termangu dalam nalar yang tak terjamah dan aku terkunci dalam ruang hati yang beku.

Advertisement

Inilah aku yang masih berada di sini. Masih berada dalam dimensi yang sama akan rasa yang pernah aku titipkan padamu. Cintaku tidak pamrih dengan berharap rasa itu kau kembalikan padaku. Tapi ketidakjelasan membuatku pada akhirnya masih jalan ditempat.

Jika Rangga yang berjanji akan kembali pada 1 purnama nyatanya baru muncul 14 tahun kemudian. Lantas dirimu yang tak pernah ungkap apapun pantaskah untuk terus aku tunggu?

Advertisement

Cintaku tidak pamrih dengan berharap rasa itu kau kembalikan padaku. Tapi ketidakjelasan membuatku pada akhirnya masih jalan di tempat.

Jika harus mendengar ocehan mulut-mulut besar sekitar, rasanya jengah sudah. Namun, lagi, sebuah janji akan kebaikan membuatku tetap bertahan. Entahlah apa pijakanku cukup kuat? Atau sebenarnya hanya penyanggah lapuk yang sebenarnya siap untuk patah kapan pun.

Satu hal yang pasti aku berjalan dalam lorong yang tak pernah kuketahui kapan akan menemui ujungnya.

Mencoba terus berjalan dengan satu keyakinan bahwa akan selalu ada cahaya di ujung lorong gelap. Menapaki gelap malam, tanpa tau kapan cahaya akan muncul. Terus berjalan karena pasti mentari akan selalu bersinar saat malam mulai bosan dengan kegelapannya.

Berpegang pada keyakinan yang tak pernah tau kapan akan menemui kenyataan namun satu keyakinan bahwa sesuatu pasti indah pada waktunya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

7 Comments

  1. hi.. bagaimana cara untuk gabung di community hipwee??

  2. Lina Febrianti berkata:

    Buka aja Hipwee dari desktop, nanti di pojok kanan ada tulisan “buat artikelmu” klik dan mulai menulis. Setelah Submit tulisan nya gak akan langsung terbit biasanya bth beberap menit dulu buat di cek sama moderator Web ini. Semoga membantu