Gunung diciptakan Tuhan bukan hanya untuk didaki,
namun juga untuk dimaknai; ditadabburi
Saya seorang yang menyukai petualangan, hal tersebut membuat saya banyak mem follow orang-orang yang memiliki hobby sama. Dua tahun lalu, ada seorang teman Facebook yang membagikan tautan dari Hipwee. Yang kebetulan artikel tersebut membahas seputar pendakian. Waktu itu juga merupakan kali pertama saya mengenal Hipwee.
Hari ini, dalam rangka memperingati 4 tahun kiprah Hipwee di dunia media Indonesia, saya akan sedikit me review artikel tersebut.
Penulis : Paulus Risang
Judul Artikel : Untukmu Para Pendaki, Dari Gunung Abadi yang Selalu Ingin Kau Jelajahi
Kategori : Travel
Alamat website : https://www.hipwee.com/travel/untukmu-para-pendaki-dari-gunung-abadi-yang-selalu-ingin-kau-jelajahi/comment-page-3/?ref=terkait_single
Garis besar pembahasan artikel ini adalah tentang bagaimana etika orang zaman sekarng saat mendaki gunung. Mulai dari yang benar-benar mendaki untuk mencari jati diri, hingga hanya untuk eksistensi diri. Hal yang menarik dari artikel ini adalah, penulis menggunakan gunung itu sendiri sebagai orang pertama.
Sehingga, ketika membaca artikel ini, kita akan merasa seperti gunung itu berbicara langsung kepada kita, menasehati kita dan memaki kita atas banyaknya perbuatan tidak terpuji yang telah kita perbuat selama proses pendakian. Ada sebuah kutipan menarik dalam artikel tersebut:
Jika Bumi adalah ibu yang mencintai anak-anaknya apa adanya, maka aku adalah seorang bapak yang mendorong anak-anaknya menemukan potensi terbaiknya.
Sebagai seorang yang juga pernah melakukan pendakian, tentu saja kata-kata ini bermakna sangat dalam. Bahwa memang benar, gunung memiliki etape panjang dan terjal, juga kejadian-kejadian tidak terduga lainnya. Namun, bukankah memang begitu, himpitan dan masa-masa tersulit yang kita alami, adalah satu hal yang justru akan mampu membentuk kita menjadi sebaik-baiknya manusia.
Artikel ini ditulis dengan bahasa yang sangat ringan dan mudah diterima berbagai kalangan, juga tidak terlalu panjang. Namun cukup untuk kita merasa tertampar setelah selesai membacanya. Untuk kamu yang memiliki hobby bertualang khususnya mendaki gunung, saya merekomendasikan artikel ini untuk kamu baca. Setidaknya, sudut pandangmu dalam memaknai sebuah proses pendakian akan lebih baik dari sebelumnya.
Dan sekali lagi, teruntuk Hipwee, Terima kasih. Artikel ini adalah satu diantara bacaan seputar gunung yang membuat saya kembali bermuhasabah, tentang maknanya sebuah proses pendakian.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”