Kepada Hati Yang Ku Perjuangkan, Namun Kau Abaikan.

Hujan kala itu meniupkan aroma tanah yang membuat aku tersadar bahwa aku harus merelakan dia yang aku perjuangkan sampai sejauh ini. Rasanya sudah tak perlu kompromi lagi, keputusan yang sudah aku pilih dengan sangat bijak adalah meninggalkanmu. Tak ada tawar menawar dari keputusan itu, semua sudah aku fikirkan matang-matang. Jika memang hati ini tak ingin terluka lagi oleh semua sikap yang kamu berikan padaku.

Advertisement

Tahukah kamu, bahwa sebenarnya hati ku tak ingin meninggalkanmu? hati ku tak mampu jika harus melupakanmu? Tapi, apa daya ku? Sudah terlalu banyak waktu yang ku buang sia-sia, berharap agar kamu mau menyambut rasaku. Sampai akhirnya hanya kecewa dan kecewa yang selalu aku dapat darimu.

Mungkin memang perkenalan kita tak cukup lama, 2 tahun aku mengenal kamu dengan baik. Selama 1 tahun aku dan kamu menjalani hubungan yang mengalir begitu saja tanpa arah dan tujuan ini, yang sering orang lain sebut hubungan tanpa status.

Aku tahu, memang dari awal aku yang salah. Aku yang mau menerima dan menjalani hubungan tanpa status ini. Setiap kali aku bertanya padamu "status kita ini apa?" maka jawaban singkat darimu hanyalah "biarkan seperti ini aja dulu".

Advertisement

Saat itu ingin sekali rasanya aku memilih pergi meninggalkanmu sendiri, mengunci pintu hatiku rapat-rapat untukmu dan membuang kuncinya, agar kamu tak dapat membuka dan membuat luka dihatiku lagi. Tapi aku tak pernah bisa, aku tak bisa pergi jauh dari hatimu, dari hati yang sering membuat ku terluka, dari hati yang aku tak tahu apakah ia menginginkan aku atau tidak.

Kamu tahu aku tidak akan pernah main-main dalam memulai sebuah hubungan, aku takkan pernah tak serius. Tapi kamu?? Entahlah. Aku selalu mencoba mengikuti apa yang kamu mau, tapi kamu? Tak sekalipun kamu pernah bertanya apa yang aku inginkan. Tak sekalipun kamu mau mencoba untuk mengerti apa yang aku rasakan. Tak sekalipun kamu bertanya apa yang tidak ku suka.

Advertisement

Tapi sudahlah cukup!. Rasanya aku sudah sampai pada titik dimana aku tak mampu lagi memperjuangkan kamu yang selalu mengabaikanku. Tak akan aku biarkan kamu membuat luka dihatiku lagi. Semoga kau bahagia dengan jalan yang kau pilih sendiri. Semoga kau bahagia karena telah mengabaikan hati yang sangat mencintai dan menyayangimu ini.

Dari hati yang kau abaikan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mencintai Mamaaa

10 Comments

  1. Bagus neng tulisannya. Melukiskan perasaanku juga si ini haha

  2. Viani Jehomat berkata:

    Hati yg kau abaikan..pahitttt men:-(