Kepada Hati yang Bisu, Kau Pantas Bahagia Meski #BertepukSebelahTangan

Sementara aku, sudah saatnya menyerah dengan semua ini


Aku mencintaimu dengan segenap diriku, dengan seutas harapan kecil kau pun memiliki rasa yang sama, nyatanya ini hanya mimpiku. Kau masih saja mencintai dirimu sendiri tanpa kau tahu keberadaanku di hadapanmu, bukanlah  sebagai seorang sahabatmu. Aku pengagummu dalam gelapnya langit yang kau hiasi dengan bintang, aku pengagummu dalam indahnya rembulan yang setia menemani malam, aku masih saja aku sebagai pengagum cintamu. 


Advertisement

Jatuh dan cinta merupakan hal yang tidak terduga, tidak pernah tahu kapan hal itu datang, tidak pernah tahu cinta itu tertuju pada siapa, semua berjalan dengan sendirinya tanpa pernah bisa memilih. Hati, masih tentang hati yang pilu dalam kisah ini, dimana cinta tak bisa dimiliki. Katanya,cinta sendirian itu sakit, bagaimana bisa menahan gejolak hati yang tidak tahu akan dibawa ke mana, perasaan campur aduk menghiasi hari-hari selama disampingnya, tanpa ia ketahui bahwa diri ini mencintainya.

Sulit memang menutupi tatapan mata yang ingin terus memandangnya, walaupun kau hanya memandang balik diriku sebagai "sahabat". Keadaan ini curang, bagaimana bisa kita sampai saat ini bersama tanpa kau tidak pernah punya perasaan? Bagaimana bisa kau hanya tertawa lepas dihadapanku, masih saja kau bilang itu hal biasa, bagaimana bisa?

Bagaimana bisa kita saling peduli dan berkabar setiap hari tanpa jeda, kau masih bisa sebut sahabat? Ahh entahlah, bahkan sampai sekarang pun aku tidak pernah bisa baca dirimu, yang aku tahu kau peduli, perhatian, dan selalu membuatku ketawa lepas, nyatanya dengan dirimu yang sedemikian hebat membuatku jatuh cinta seperti ini, sementara perasaanmu masih biasa aja.

Advertisement

Waktu kian berganti, detik berganti menit, menit berganti jam, dan jam berganti hari, hari-hari itu aku lewati masih tentang kamu yang selalu ada di sampingku, masih dengan candaanmu, masih dengan ketawamu, masih dengan apa yang ada dalam dirimu, tidak berubah sedikitpun, hanya saja aku yang berubah, hati masih masalah hati, nyatanya setiap hari hatiku terus bergetar untukmu.

Namun, kurasa sudah cukup sampai disini aku mengagumimu dalam mimpiku dalam semua angan indah yang pernah aku dambakan, cukup sampai sini aku mengharapkan cintamu padaku, cukup sampai sini cinta sendirian ini melumpuhkanku, aku sudah cukup lelah untuk mengagumimu secara diam selama bertahun-tahun, tanpa pernah bisa kau membaca kehadiranku.

Advertisement

Nyatanya kita masih sama aja, aku tetap sebagai pengagum rahasia yang mencintaimu dalam doa dan mimpiku, sementara kamu sebagai dirimu yang terus dan terus menoreh goresan senyum diwajahku, masih dengan situasi yang sama. Aku rasa sudah cukup pula waktuku habis karena mendambakanmu, tanpa pernah kau melirik ruang hatiku  Atau sebenarnya kau tahu namun kau memilih diam agar kita tetap hanya sebatas sahabat? Ahh sudahlah, nyatanya kau masih diam saja, memandang sejuk hari-hari kebersamaan kita.

Sementara aku, sudah saatnya menyerah dengan semua ini, aku pergi membawa cintaku yang ku tanam sendiri, aku pergi dengan harapan yang tidak akan pernah teruwujud padamu. Aku relakan hati ini tuk bunuh perasaanku. Untuk kamu yang pernah aku kagumi, aku menyerah, aku menyerah membuatmu peka akan diriku, aku menyerah..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I love poem and you