Banyak yang mencemaskan kepergian. Banyak yang menghindari kepergian, bahkan tak jarang yang menangisinya. Kepergian adalah perpisahan. Kepergian adalah titik akhir dari sebuah pertemuan. Ada banyak yang pergi dengan berbagai alasan dan banyak yang pergi tanpa perlu alasan dan penjelasan. Banyak yang mengartikan kepergian adalah sebuah luka dan kepedihan. Benar, banyak yang tak bisa dijelaskan dari sebuah kepergian. Dia pergi. Mereka pergi.
Sesorang yang luas hatinya, ia akan memahami mengapa seseorang memilih untuk pergi karena yang saat ini ada bersamamu tak selamanya milikmu dan yang pergi tak selama akan kembali. Dan pergi adalah pilihan terbaik. Di sinilah, kepergian adalah perjalanan mengikhlaskan. Kepergian adalah pemahaman. Dan kepergian adalah kebahagiaan. Lepaskan hatimu dari harapan yang terlalu dalam. Dari keinginan dan obsesi untuk menahannya untuk tetap tinggal. Dirinya berhak memilih dan pergi meninggalkan. Kita mengikhlaskan untuk berdamai dengan keadaan dan untuk tetap tumbuh serta bahagia. Setelah kepergian, akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang mungkin tidak kita sadari bahwa Ialah yang sebenarnya datang untuk tidak pergi. Dirinya lah yang datang untuk tinggal sebagai penghuni rumah.
Tak ada jalan selain mengikhlaskan. Memahaminya dan mendoakan. Dia kan temukan bahagia tidak di hatimu tapi di hati yang lain. Ditinggalkan tak selamanya buruk. Ditinggalkan agar kamu bertemu dengan hal baru dan membuka hatimu bahwa siapapun berhak bahagia.
Sabarlah. Coba lihat di luar sana masih banyak yang menunggumu. Mengagumimu. Berharap bisa bertukar pikiran dan menghabiskan waktu bersamamu.
Terkadang yang pergi tak butuh alasan itulah kenapa yang pergi tak perlu dicari. Apa yang sudah tercatat untukmu, ia tak akan tertukar dan tak akan pergi meninggalkanmu. Percuma saja kamu menahan hal yang bukan ditakdirkan untukmu, itu hanya menghabiskan tenagamu. Bersikaplah santai, jangan terlalu dibuat rumit, nikmati tetap tersenyum, bahagia. Karena hidup sendiri sudah terlalu rumit dan kamu hanya hidup sekali. Lalu kapan akan bahagia?
Bahkan sekalipun Ia pergi, terkadang Ia kembali. Ia tahu kapan harus kembali karena Ia menyadari tak ada tempat terbaik untuk kembali selain kepadamu. Itulah sebabnya, kamu tak perlu mencari hal yang telah pergi karena Ia tahu kapan harus kembali. Lalu, masih adakah yang perlu dirisaukan?
Ditinggalkan memang menyedihkan namun adakah yang lebih menyedihkan daripada merenungi dan meratapi keperiannya? Waktumu lebih berharga. Ia pergi bukan lantas dirimu buruk namun ada hal yang kurang baik antara kalian jika terus bersama, atau bisa jadi Ia pergi untuk mempersiapkan dirinya menjadi versi lebih baik. Atau bahkan Ia hanya memberimu kesempatan untuk menyadarkanmu bahwa ada yang lebih baik darinya di sekitarmu. Atau mungkin, waktunya saja yang kurang tepat, kalian hanya butuh pause waktu dan bertemu kembali di saat waktunya lebih tepat. Pasti ada hal baik dibalik sebuah kepergiannya.
Jadi, apa yang kamu risaukan? Bukankah yang pergi akan kembali jika Ia rasa perlu kembali? Pun jika tidak kembali, akan ada yang lain yang memintamu untuk tinggal? Hidup bergantung dari sudut mana kamu melihatnya. Dan sejauh mana kamu bisa membebaskan pikiranmu untuk tetap bisa menikmati, menjalani mensyukuri hidup yang sudah Tuhan kemas sesuai kebutuhanmu. Life must go on and you must be happy!Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”