Kenalan Sama Preservasi dan Konservasi Yuk!

Preservasi adalah suatu kegiatan pelestarian heritage (warisan) bukan harta (uang) akan tetapi budaya serta alam. Menurut International Federation of Library Association (IFLA) dalam martoatmojo (2010:1.4) Preservasi adalah proses usaha melestarikan yang mencangkup antara lain, bahan pustaka, keuangan, ketenagaan, metode dan teknik serta penyimpanannya. Secara singkatnya preservasi adalah proses kegiatan untuk menjaga dan melestarikan.

Konservasi adalah suatu tindakan perbaikan fisik media rekam. Konservasi adalah upaya untuk menjaga dan memelihara bahan pustaka di suatu perpustakaan. Menurut, Triplehom (1992) Konservasi merupakan suatu pelestarian, yakni mengelola sumber daya alam secara terencana dan berkelanjutan sehingga menimbulkan keseimbangan alami antara keanekaragaman dan proses perubahan evolusi dalam suatu lingkungan. Secara singkat konservasi adalah proses untuk memperbaiki sesuatu yang rusak atau cara untuk merawatnya.

Tujuan dari preservasi dan konservasi yaitu menyelamatkan nilai dari suatu dokumen yang mengandung informasi. Preservasi dilakukan untuk memperpanjang usia fisik dari dokumen dan preservasi juga bermanfaat untuk mengatasi kendala kurangnya ruang, karena didalam preservasi terdapat pengalih mediaan suatu dokumen dan dapat mempercepat perolehan informasi.

Dalam preservasi dan konservasi terdapat beberapa kegiatan yaitu Laminasi, Bleaching, dan enkapsulasi. Berikut contoh preservasi dan konservasi informasi di Perpustakaan Nasional RI

Pertama ada Bleaching. Bleaching bukan hanya perihal kecantikan, namun didalam dunia preservasi naskah, terdapat proses bleaching. Bleaching merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan bercak kuning pada naskah yang bertujuan untuk membuat naskah lebih bersih, cerah dan mudah dibaca. Namun, tidak semua naskah dapat dilakukan proses bleaching, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu naskah dapat melakukan proses bleaching. Syarat utama dalam proses bleaching adalah memastikan isi atau tulisan dalam naskah tidak luntur. Karena proses bleaching menggunakan bahan kimia yang nantinya naskah akan direndam dalam larutan PK untuk mengangkat noda yang terdapat dalam naskah. Proses bleaching ini juga memerlukan waktu yang cukup banyak, karena naskah harus dikeringkan dalam suhu ruangan dan tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

Kedua Laminasi. Apakah kalian pernah mendengar kata laminasi sebelumnya?. Laminasi adalah proses melapisi sebuah naskah menggunakan tisu jepang. Tisu jepang merupakan tisu khusus yang memiliki ukuran 30 gram/m2 dengan ketebalan 6gsm. Proses laminasi bertujuan untuk melindungi atau memperbaiki bentuk naskah agar menjadi utuh dan awet. Dengan dilakukannya laminasi, naskah akan memiliki jangka waktu yang lama. hal tersebut dapat melindungi suatu informasi yang krusial.

Ketiga Enkapsulasi. Enkapsulasi merupakan suatu kegiatan yang melindungi fisik naskah misalkan naskah rapuh, naskah mengandung asam, naskah dimakan serangga dan sebagainya. Proses enkapsulasi dilakukan dengan menaruh naskah diantara dua lembar plastik transparan yang bebas dari asam (mylar). Dalam konsepnya, enkapsulasi sama seperti laminasi, akan tetapi enkapsulasi dapat dibuka sehingga jika naskahnya dibutuhkan secara utuh, maka naskah tersebut dapat digunakan. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan enkapsulasi adalah naskah harus bersih, kering dan bebas asam (sudah dilakukan deasidifikasi)

Ternyata terdapat berbagai cara ya untuk melindungi dan melestarikan naskah. Tetapi dalam setiap proses yang dilakukan harus dilaksanakan oleh orang yang tepat dengan mempertimbangkan setiap resiko yang akan terjadi nantinya. Nah gimana nih, kalian udah pada tau kan macam-macam kegiatan preservasi dan konservasi pada naskah di Perpustakaan Nasional RI.