Keluh Kesah Seorang Guru di Masa Pandemi

Seorang guru yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran via online

Di masa pandemi ini, apapun yang dikerjakan di luar rumah sekarang harus dikerjakan di dalam rumah. Termasuk KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Belajar harus dilakukan secara Online. Tidak hanya murid saja yang mengalami kesulitan dalam KBM via Online tetapi berimbas kepada guru juga.

Advertisement

 “Jadi guru itu mumet (pusing)”, itulah kalimat yang dilontarkan oleh Ratna Tina, seorang guru sekolah dasar (SD) di Magetan, Jawa timur. Selama 16 tahun pengabdiannya, Tina menjalani rutinitas sebagai seorang guru pada umumnya. Pada malam harinya, Tina mempersiapkan materi yang akan diajarkan kepada muridnya untuk besok harinya.

Namun, semua itu berubah ketika Corona sudah menyerang. Semua aktivitas belajar mengajar Tina sekarang ini melalui video call atapun whatsapp group. Tina harus beradaptasi dengan hadirnya Virus Corona ini yang mengakibatkan semua sekolah ditutup dan pembelajaran melalui video call atau aplikasi chatting

“hari pertama pembelajaran daring itu lewat aplikasi zoom, namun karena pada saat proses belajar banyak siswa yang berbicara dengan temannya, lalu tidak fokus dengan belajarnya, sehingga diganti dengan video call secara pesonal antara guru dengan murid melalui WA (Whatsapp),” ujar Tina.

Advertisement

Tina ini juga mengeluhkan sinyal saat pembelajaran berlangsung, bukan dari Tina, melainkan dari siswa itu sendiri. Karena berada di desa, jadi ketersediaan sinyal pun jadi sulit dan sebagian besar dari murid murid tersebut belum punya akses internet wifi.

“Sering sekali orang tua menghubungi saya ‘Maaf bu guru, anak saya tidak bisa ikut kelas (lewat video call) karena sinyalnya jelek’”. Jelasnya.  Selain itu, Tina juga mendapat masalah lain, yakni sebagian orang tua masih ada yang gaptek/ndeso (gagap teknologi).

Advertisement

Guru diperbolehkan mengadakan pembelajaran Luring (Luar jaringan/offline) yakni dengan para siswa berkumpul dan belajar di satu rumah ditemani dengan guru mereka.

 Semakin hari,  semakin banyaknya angka pasien corona yang terus meningkat, membuat pemerintah kabupaten Magetan menghentikan pembelajaran Luring (Luar Jaringan) untuk sementara waktu dan digantikan dengan pembelajaran Daring (Dalam jaringan/online).

Dia mengatakan, bahwa kebanyakan orang tua tidak mengerti dengan cara pengajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk pemberian tugas, biasanya Tina memberikan tugas lewat grup Whatsapp, begitu juga dengan pengumpulan tugas yang dikumpulkan melalui grup Whatsapp.

“Harapanku cuma satu, yakni semoga pembelajaran di sekolah segara dibuka, karena, jika pembelajaran daring masih diberlakukan sampai tahun depan, sudah pasti memet (pusing) bukan cuma guru saja, tapi murid dan wali muridnya juga.

Apalagi mereka mereka yang masih berada di kelas 1,2, dan 3. Karena masih dalam tahap awal belajar”. Ujar Tina. Menurut Tina, pembelajaran dengan metode seperti ini kurang maksimal karena cara penyampaian materi yang diberikan untuk siswa kurang masuk ke otak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini