Keindahan Gunung Prau Incaran Para Pendaki di Masa Pandemi

Perjalanan Mendaki Gunung Prau

Pulau jawa merupakan pulau yang sangat banyak menghasilkan pegunungan yang indah. seperti Gunung Prau yang pernah saya daki, yang tingginya hanya 2590 mdpl. Gunung prau memiliki view sunrise yang sangat indah karena ada view dua gunung yang berdampingan yaitu gunung sindoro dan sumbing. Gunung Prau sendiri berada di kawasan dataran tinggi Dieng, Jawa tengah. Lebih tepatnya berada di antara tiga kabupaten yaitu, kabupaten Batang, Kendal, dan Wonosobo.

Advertisement

Pada liburan kuliah semester ganjil saya berliburan daki Gunung Prau, bersama teman. Wisata gunung merupakan tempat yang aman untuk berliburan di masa pandemi, kami juga selalu menaati protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menyiapkan surat kesehatan dari puskesmas. Surat itu sangat penting jika kita ingin mendaki gunung kita harus mempunyai surat kesehatan tersebut, bukti bahwa kita negatif dari covid-19. Membutuhkan waktu 3 jam perjalanan menggunakan sepeda motor dari DIY Yogyakarta menuju Lokasi Gunung Prau.

Memasuki daerah kabupaten Wonosowo Jawa Tengah, kami sudah menikmati sejuknya udara dan keindahan perkebunan pertanian milik warga sekitar. Saya bersama teman memilih jalur via kalilembu untuk persiapan pendakian, via Kalilembu itu sendiri berada di Desa Kalilembu, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Sekitar jam 02.30 WIB kami tiba di lokasi Via Kalilembu. Kami beristirahat sejenak untuk memesan nasi telur dan teh anget untuk menambah stamina. Makanan dan minuman cukup murah, hanya mengluarkan uang RP. 15.000.00 sudah bisa memesan makanan dan minuman. Setelah sekitar 2 jam beristirahat dan mempersiapkan kebutuhan, pada pukul 16:15 WIB kami langsung memulai perdakian.

Pertama kami melewati jalur perdesaan setempat, setelah cukup lama berjalan sampai ditanjakan cukup tinggi tepatnya diladang pertanian kami sempatkan beristirahat sejenak. Setelah 10 menit beristirahat kami memulai perjalanan hingga sampai di pos pertama, kami meluangkan waktu sejenak untuk beristirahat sambil minum air mineral dan memakan cemilan untuk ganjal perut. Sesudah cukup menimati cemilan kami pun melanjutkan perjalanan, setelah sampai di pos dua kami tetap melanjutkan perjalanan karena dikejar waktu takut kemalaman untuk sampai di puncak. Sekitar 1 jam kami sampai di pos 3, di sana kami berinisiatif untuk beristirahat karena suara azan magrib yang sudah berkumandang.

Advertisement

Sambil mendengarkan suara azan kami juga menikmati keindahan cahaya lampu perdesaan yang tepat di bawah kaki gunung. Terdengar juga suara teman-teman pendaki yang lain yang mulai berdatangan. Kami pun mulai berkenalan satu sama lain, saya rasa gunung adalah tempat dimana orang yang memiliki rasa jiwa keramah-tamahan yang sangat tinggi. Baru berkenalan satu sama lain saja terasa sudah seperti saudara. Tempat berbagi pengalaman, makan, dan canda tawa gembira.

Setelah azan magrib selesai kami pun melanjutkan perjalan ke Puncak Teletubis karena kami ingin membangun tenda di sana. Setelah setangah jam perjalanan kami pun sampai di puncak Teletubis, di sana sangat ramai sekali pendaki-pendaki yang lain sedang membangun tenda. Membutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan untuk sampai dipuncak Teletubis. Saya dan teman beristirahat sejenak melepas penat sambil mencari tempat yang cocok untuk membangun tenda. 

Advertisement

Terlihat langit semakin gelap dan udara semakin dingin kami pun bergegas untuk membangun tenda, udara yang sangat dingin membuat kami kesulitan membangun tenda karena jari tangan mulai seperti mati rasa. Tetapi kami terus berusaha sampai tenda kami pun sudah berdiri koko. Setelah tenda sudah berdiri kami merapikan tempat tidur dan barang bawaan. Setelah semua barang sudah rapi kami pun langsung beristirahat menggunakan sleeping bag agar tidak kedinginan.

Angin berhembus cukup kencang semakin lama semakin banyak suara-suara pendaki yang lain berdatangan hingga sampai tengah malam. Keesokan harinya tepat pukul 4:30 WIB kami pun terbangun oleh suara alarm dan suara orang-orang disekitar, saya membuka tenda rupanya matahari sudah mulai timbul kami pun bersiap-siap untuk mencari tempat yang cocok untuk menikmati sunrise. Saya dan teman tidak lupa untuk mengabadikan momen karena jarang sekali dapat view sunrine yang bagus, terkadang jika cuaca  buruk kabut yang tebal menutupinya.

Tetapi kami sangat beruntung bisa mendapatkan cuaca yang sangat cerah sehingga bisa menikmati view yang sangat indah. Mungkin memang benar kata banyak pendaki, mendaki gunung memang sangat lelah tetapi lelah itu akan terbayar jika kamu sudah berada di puncaknya. Menurut teman saya Hananda Agus Harwanto “Gunung Prau adalah surga dunia karena dihiasi dengan bunga-bunga kecil yang indah, bukit-bukit sabana dan ada beberapa perpohonan yang menghiasi tiap bukit yang membuat puncak prahu semakin indah dan menarik. Tidak hanya itu saja, yang membuat gunung prahu semakin indah yaitu view sunrise yang dilengkapi  dua gunung yang berdampingan yaitu gunung Sindoro dan Sumbing yang sangat indah”. Itulah membuat banyak pendaki jatuh cinta pada gunung prau, gunung prahu juga cocok untuk pendaki pemula karena gunung ini tidak terlalu tinggi, tingginya hanya 2590 mdpl. 

Setelah menikmati sunrise kami pun bergegas ke tenda untuk memasak mie instan dan sarden untuk sarapan pagi, karena pukul 09:00 WIB kami ingin turun, terlihat cuaca mulai memburuk kabut tebal menutupi semua sisi gunung. Banyak pendaki yang lain juga mulai menggulung tendanya masing-masing. Kami pun mulai bersiap-siap untuk menggulung tenda dan masukan semua barang kedalam tas. Setelah semuanya sudah rapi kami pun bergegas untuk turun dan pulang ke DIY Yogyakarta. Banyak hal menarik dari mendaki gunung seperti mempunyai teman baru, bisa menjadi tempat menenangkan pikiran kealam terbuka, menikmati keindahan ciptaan yang kuasa, tempat saling berbagi pengalaman dengan teman baru dan saling tolong menolong satu dengan yang lainnya. Berliburann kegunung juga menghemat biaya cocok untuk kantong mahasiswa. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nama: Hengki Saputra TTL: Gunung Payung, 20-07-1999 Hobi: Olahraga dan musik Status: Belum Kawin Pekerjaan: Mahasiswa Alamat: Jl. Poros, desa Gunung Payung, RT 01, RW 01, Kec Pinang Raya, Kab Bengkulu Utara, Bengkulu