Pernah tidak merasa diri kamu tidak berguna karena gagal meraih impian atau tujuanmu? Bila jawabannya iya, kita sama ternyata hehe. Menyebalkan memang ketika kita sudah berekspektasi sangat tinggi terhadap sesuatu, tetapi pada kenyataannya hal yang ingin kita capai tidak terwujud. Hmmm rasanya seperti diterbangkan dengan penuh kehormatan dan dijatuhkan dengan tidak berperasaan, sehingga membuat seluruh tubuh kita sakit, terlebih lagi hati.
Pada dasarnya, definisi kegagalan itu berbeda-beda, tergantung bagaimana seseorang mengartikannya. Ada yang mengartikan gagal ketika kamu tidak dapat mendapat juara pertama di kelas, gagal ketika tidak berhasil masuk di PTN favorit, gagal karena merasa tidak bisa menyenangkan orang tua, teman atau orang lain, gagal ketika tidak jadi menikah?Â
Ya pasti ini juga dialami oleh kebanyakan orang atau mungkin gagal ketika kamu merasa tidak becus mempresentasikan suatu bahan dihadapan boss dan klienmu atau bagi pelajar dihadapan dosen/gurumu. Yap, kegagalan tergantung situasi orang yang memandangnya. Dengan adanya kegagalan, membuat kebanyakan orang merasa takut untuk mendapatkan apa yang belum dia dapatkan sebelumnya. Benarkan?
Semua orang pasti pernah merasakan gagal, PASTII!! Karena manusia pasti memikirkan sekecil apapun hal yang menurutnya tidak benar walaupun hal itu hal sepele. Jadi, kegagalan dan impian merupakan satu kesatuan yang tidak dapat kita pisahkan, mereka itu paket komplit. Yah seperti kebanyakan makananan di Indonesia yang selalu menyediakan nasi, hehe paket komplit kan.
Definisi kegagalan yang paling saya ingat adalah ketika saya gagal masuk PTN yang saya inginkan di tahun 2019 kemarin. Waktu itu, saya merasa tidak berguna dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Saya merasa semua usaha yang telah saya lakukan tidak berarti dan saya hampir tidak bisa bangkit dari kegagalan itu.Â
Apalagi ketika melihat kebahagiaan teman-teman saya yang berhasil lolos di PTN dan mereka sudah bertemu dengan teman barunya dan dia mengunggah kebahagiaan itu di media sosialnya. Rasanya saya makin tidak berguna dan makin marah pada diri sendiri atau yang paling buruknya lagi saya sempat marah kepada mereka yang berhasil lolos di PTN favoritnya. Gila memang, tapi itu kenyataannya.
Namun, setelah lama saya merenung dan berpikir, kegagalan bukanlah hal yang buruk. Kegagalan justru membuat diri kita semakin kuat. Kegagalan itu ibarat ancang-ancang yang sering dilakukan atlet lompat jauh sebelum melompat menggunakan tongkatnya. Yap, kegagalan membuat diri kita dapat melangkah atau bahkan terbang lebih jauh melebihi orang-orang yang sudah berjalan terlebih dulu dan meninggalkan kita.
Hanya saja permasalahannya disini adalah susah sekali untuk bangkit dan berlari seperti atlet lompat jauh itu, ketika kita sudah merasakan kegagalan. Namun, berdasarkan pengalaman saya, hal yang paling manjur dilakukan untuk mengatasi rasa gagal ini adalah dengan kegagalan lagi. Hah maksudnya bagaimana?Â
Begini, ketika kita ingin bangkit dari kegagalan maka kita harus siap untuk kemungkinan paling buruk seperti kegagalan lagi yang kamu dapatkan di masa depan. Dengan begitu, secara personal diri kita tidak akan takut dengan kegagalan dan cenderung menganggap kegagalan itu adalah teman baik kamu untuk mencapai kesuksesan. Pada intinya, kita tidak boleh takut dengan kegagalan, kita harus berani dan mengambil risiko paling buruk yaitu kembali mendapatkan kegagalan. Dengan begitu, kamu tidak akan merasa terpuruk atau merasakan kesedihan berminggu-minggu karena kalian gagal mencapai tujuan.
Pada intinya, cara mengatasi kegagalan adalah berteman atau berdamai dengan kegagalan itu. Saya sudah membuktikannya. Ketika gagal masuk PTN saya mencoba untuk GapYear/ berhenti satu tahun dan kembali mengikuti berbagai tes masuk PTN di tahun depan. Ketika saya melakukan itu, saya sudah berdamai dengan kegagalan atau dengan kenyataan bahwa mungkin tahun depan pun saya akan kembali gagal masuk ke PTN favorit saya karena GapYear itu tidak menjamin saya akan lolos di tahun depan. Namun, pada saat itu saya bodo amat dengan kemungkinan saya akan gagal lagi di tahun depan. Paling penting bagi saya adalah saya kembali mencoba untuk mencapai impian yang gagal saya dapatkan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            Â
Akan tetapi, kenyataannya saya berhasil lolos di PTN bergengsi di Bandung di tahun 2020 ini. Dari sini saya berpikir, mungkin ketika waktu itu saya tidak cepat-cepat berdamai dengan kegagalan, belum tentu saya berhasil melakukan semua ini tanpa beban yang mengganggu, seperti akan kembali gagal di tahun ini.
Jadi, saya berpesan untuk teman-teman semua bahwa kegagalan bukanlah hal buruk. Kegagalan dapat membuat kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Bagaimana cara mengatasi kegagalan? Yaitu dengang berdamai dan berteman dengan kegagalan itu dan kembali bangkit untuk meraih impianmu. Pokoknya, jangan sampai kegagalan menghalangi impianmu yah teman-teman. SEMANGAT!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”