🎧 Fiersa Besari – Pelukku untuk Pelikmu
Kita perlu kecewa untuk tahu bahagia.
Bukankah luka menjadikan kita saling menguatkan.
Kadang kala tak mengapa.
Untuk tak baik-baik saja.
Lihat hatimu, percayalah.
Bahkan untuk tersenyum tipis saja membutuhkan usaha lewat logika. Sering mengartikan bahwa perasaan sedang kompak dengan logika karena untuk tau akhirnya seperti apa dibutuhkan logika terdepan dan perasaan di akhir. Tinggal pilih mau bekerjasama dengan rasa atau logika terlebih dahulu. Saat seperti itu logika dan perasaan memiliki besar dan berat yang sama tak ada selisih.
Very confusing. Tidak ada yang saling mengkhianati jika sesekali mayoritaskan beberapa hal dengan logika. Hm, tapi kan terkadang butuh support system dahulu sebelum meninggikan logika agar perasaan tidak terlalu memberontakan karena sudah dibentuk untuk berjuang keras. Itu titik terendah yang amat sangat sulit dipecahkan memakai rumus se-matematika nya. Ku punya satu solusi yang sangat menggelitik hati juga memenangkan logika; menyemangati diri dengan "bentar lagi jumpa kok, bulan depan mungkin. Enjoy aja, waktu kan sekarang lebih banyak". Tentukan apa yang akan dicapai menuju kemenangan perasaan.
Berdiam diri. Memandang luas. Bercermin mendamaikan psikis. Merupakan solusi tersendiri, memang akan terkesan kekanakan tapi terkadang butuh waktumu untuk memahami rasa yang berkediaman mengganggu terlalu lama. Hadirkan rasa baru yang bisa saling berjalan dengan rasa yang sering mengganggu. Agar teralihkan oleh suasana baru yang memang tidak menutup kemungkinan untuk terbesit rasa lama bahkan terlalu menginginkannya hadir. Yah, memang semua pilihan tapi memilih lah dengan tahu resiko nya, resiko baik atau pun resiko menyebalkan dan jangan pernah menyesalkan. Kadang rindu memang seperti itu. Sama seperti kamu; menyebalkan sekaligus menyenangkan. Beri saja ruang agar bisa bergerak bebas termasuk mengantarkan tabungan kegaduhan rindu.
Dikarenakan setiap kepala memiliki rasa bahkan logika yang berbeda namun memiliki ikatan yang satu. Selisih itu biasa kok, selisih menyelesaikan kegaduhan yang bahagia itu ya cuma bertemu tentunya tidak hanya bertatap muka secara virtual. Maka bersabar dirilah untuk mendapatkan hadiah yang telah di damba meski kegaduhanmu semakin sulit ditebak. Pantas kan diri sebagai jalan pengalihan, lakukan yang membaikkan hati tanpa mengegoiskan logika. Tentunya saling berkoordinasi agar sejalan meredamkan keberisikan yang semakin mengguncang. Berdiri bersamaan namun tidak saling menggenggam dalam nyata. Terpaut dalam logika hati yang paling jujur dan tulus.
Mungkin rindu itu sendiri punya kerinduan untuk tersampaikan.
-Zarry Hendrik-
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”