Kecerdasan Buatan yang Mengancam

Kecerdasan buatan yang berkembang sangat cepat, apakah berbahaya?

Belakangan ini, dunia maya sedang dihebohkan dengan penemuan-penemuan baru di bidang kecerdasan buatan, yang sering disingkat AI (Artificial Intelligence). AI berkembang sangat cepat karena internet merupakan pasar yang sangat luas. Dengan menggunakan AI, masalah dapat dengan mudah diselesaikan tanpa harus berpikir atau memakan banyak waktu. Namun, hal tersebut bisa juga berdampak negatif kepada kehidupan.

Advertisement

Menurut Kusumawardani, teknologi AI diartikan sebagai sebuah studi yang membuat atau menjadikan perangkat komputer bisa melakukan sesuatu seperti yang bisa dilakukan manusia. Perangkat komputer ini dirancang untuk bisa mengerjakan sesuatu sehingga menggantikan peran manusia, lanjutnya. Banyak sekali macam dari AI yang telah dikembangkan. Bahkan, semua aplikasi yang kita miliki memiliki AI di dalamnya. Sebagai contoh, Google, memiliki fitur asisten yang menggunakan AI untuk membantu kita dalam menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, rekomendasi pencarian juga menggunakan AI. Media sosial seperti Instagram, Twitter,  dan Facebook juga menggunakan AI untuk menayangkan informasi yang kira-kira kita sukai. Pengecekan plagiarisme juga menggunakan AI untuk mengidentifikasi plagiasi dengan artikel lain yang terpublikasi di internet.

Dewasa ini, ada dua AI yang sedang naik daun, yaitu ChatGPT dan juga DALL-E 2. Chat GPT atau Generative Pre-training Transformer adalah kecerdasan buatan yang cara kerjanya memakai format percakapan. Fungsi dari Chat GPT ini sangat beragam. Mulai dari teman berbincang dengan topik yang tak terbatas, memberikan informasi dengan akurat, memberikan saran, bahkan merangkum suatu jurnal. Beragamnya fungsi ini bisa sangat berguna bagi berbagai aspek dalam kehidupan kita.

Menurut saya, penggunaan ChatGPT ini cukup efektif jika digunakan dengan tepat dan benar. Misalnya, untuk membalas pesan secara cepat dalam akun bisnis, mengoding sesuatu, dan sebagai translator. Hal tersebut bisa meningkatkan produktivitas. Namun, ada juga dampak negatifnya, yang bisa menjadi masalah besar dan peningkatan dalam pengembangan ChatGPT berikutnya. Seperti bilah pisau bermata dua. Penggunaan ChatGPT dalam membantu belajar bukan menyebabkan cara belajar tersebut efisien, namun malah merusak sistem pendidikan yang ada. Pasalnya, banyak yang menggunakan ChatGPT untuk mengerjakan tugas dengan tanpa membaca jurnal, hanya menyalin apa yang ditampilkan oleh ChatGPT.

Advertisement

Tentu hal itu menyelesaikan tugas dengan cepat, namun pelajar tidak mendapatkan ilmu yang seharusnya menjadi esensi dari tugas tersebut. Hal ini membuat kurangnya kemampuan berpikir kritis dari pelajar dan juga berisiko plagiarisme. Bukan hanya itu, pencarian informasi lewat AI maupun rangkuman jurnal yang dibuat ChatGPT belum tentu sepenuhnya benar. Banyak kasus yang didapat mengenai kesalahan dalam penyediaan informasi karena banyaknya sumber yang tidak kredibel.

Ada pula kasus di mana mahasiswa diberi tugas coding, tak ingin susah dan berpikir, ingin menghemat waktu, mahasiswa tersebut menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan tugasnya. Hal ini dapat menurunkan kualitas dari pendidikan dan akan berimbas ke kualitas sumber daya manusia. Dan seiring berkembangnya teknologi AI, memungkinkan AI akan bekerja sendiri tanpa ada kontrol dari manusia, yang bisa membahayakan manusia bila dikalahkan oleh kecerdasan buatan.

Advertisement

Pada kasus Artificial Intelligence lainnya, yang dibuat oleh perusahaan yang sama, DALL-E 2 merupakan AI yang cukup berbahaya di saat ini. DALL-E 2 adalah model pembelajaran mesin yang dikembangkan oleh OpenAI untuk menghasilkan gambar digital dari deskripsi bahasa alami atau natural language. Dengan kata lain DALL-E 2merupakan AI yang dapat menggambar atau bahkan melukis sesuai dengan permintaan. Penggunaan AI ini sangat mudah, dengan mengirimkan satu kalimat atau disebut prompt, DALL-E 2 sudah bisa membuat beberapa gambar yang cukup akurat dengan kalimat tersebut. Dengan kualitas gambar yang baik dan memakan waktu yang hanya sedikit untuk memprosesnya, DALL-E 2 dapat membunuh banyak seniman. Bagaimana tidak, kepraktisan dari AI sangat jauh bila dibandingkan dengan seniman.

Bukan hanya itu, penggunaan yang bebas membuat semua orang dapat mengakses dan membuat prompt sendiri sesuai dengan idenya. Hal ini bisa disalahgunakan dengan menciptakan gambar yang berisi berita kebohongan dan kemudian disebarluaskan dengan berita. Didorong dengan kualitas gambar yang akan selalu meningkat, masyarakat akan terkecoh dengan gambar yang dibuat oleh AI ini. Selain itu, bisa juga disalahgunakan untuk plagiasi gambar dan bahkan gambar dewasa karena bebasnya ide yang dapat dituangkan di AI tersebut. Sekarang, perkembangan gambar AI belum sempurna seutuhnya. Masih ada celah yang bisa diidentifikasi, seperti detail yang sedikit bertabrakan, dan juga gambar jari yang tidak realistis.

Pesatnya perkembangan kecerdasan buatan atau AI membuat kita sebagai manusia modern yang berkecimpung di dunia maya harus lebih berhati-hati. Kita harus bijak dalam menggunakan AI, jangan sampai merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kita juga harus bijak dalam mencari informasi yang tersebar di internet. Tidak semua informasi yang kita dapat merupakan fakta, bisa jadi penipuan dari oknum-oknum yang tidak bijaksana, bisa jadi adu domba untuk memecah belah persatuan dan perdamaian, bisa juga hanya kecerdasan buatan yang membuatnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini