Kebebasan Jiwa, Masa Muda dan Warna Abu-abu di Dalamnya

Saat kita masih muda, kita memuja dan mencerca tanpa memanfaatkan keuntungan dari seni yang memiliki nuansa, hadiah terbaik dari dunia; dan cukup adil jika kita selanjutnya menyesal kemudian sedih karena telah mencaci maki orang-orang dan segala sesuatunya dengan ya atau tidak.
Segala sesuatu di bentuk sedemikian rupa sehingga selera yang paling buruk sekali pun dan selera kita terhadap yang tidak bersyarat akan dihajar hingga babak belur, sampai kita belajar membubuhkan seni ke dalam perasaan kita dan bahkan mencoba menggunakan kelicikan—seperti halnya para seniman kehidupan.

Advertisement

Anak-anak muda, dengan karakteristik kemarahan dan keterpesonaan mereka, tampaknya belum menemukan kedamaian jika belum memalsukan manusia dan segala sesuatunya dengan rapi, agar mereka dapat melepas perasaan-perasaan mereka: menurut sifatnya masa muda memang adalah susuatu yang memalsukan dan menipu.
Selanjutnya, setelah jiwa-jiwa muda kita selesai di siksa oleh kekecewaan yang tiada henti dan akhirnya kembali pada dirinya sendiri dengan tatapan curiga, masih panas dan liar bahkan dalam kecurigaan dan rasa sakit dari kesadaran, kemudian betapa marahnya kita, betapa tidak sabarnya kita, mengoyak diri sendiri, membalas dendam karena telah menipu diri sendiri sedemikian lama, seakan-akan penipuan tersebut di lakukan secara suka rela!.

Saat kita melakukan transisi ini, kita menghukum diri sendiri dengan tidak mempercayai perasaan-perasaan kita; kita menyiksa antusiasme kita dengan keraguan, dan bahkan kita menganggap kesadaran baik kita sebagai suatu ancaman dan bahaya, seakan-akan ia menutupi kita dan melemahkan kejujuran kita: terlebih lagi, dengan berdasarkan prinsip kita untuk berpihak melawan ‘masa muda’.

Advertisement

Satu dekade kemudian, dan kita memahami bahwa seluruh proses ini juga adalah —masa muda!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fatalis and F