Waktuku sudah meninggalkan aku jauh sekali, aku bersedih ingin kembali di masa-masa hanya mengenal dia sebatas teman saja. Aku ingin mengulang waktuku yang aku sesali sekarang. Bukan hanya dia saja yang ingin aku jumpai di masa dulu, tetapi ada satu pria lagi yang sangat aku sesali atas pertemuan yang membuat luka sangat dalam.
Mereka berdua telah berhasil menghancurkan kepercayaan diriku. Mereka berdua sama-sama menawarkan kebahagiaan, kebersamaan, mengikat kepercayaan satu sama lain. Tapi semua itu hanya sebatas lelucon saja.
Aku tidak bisa mengatakan bagaimana perasaanku saat itu, teman-temanku hanya tahu aku wanita yang kuat dan tegar, hanya masalah cinta saja tidaklah sampai memghancurkan perasaanku, pikir mereka. Karena memang aku terlihat sangat ceria dan biasa-biasa saja di hadapan teman-temanku.
Tapi tahukah kalian, sesungguhnya aku berpura-pura tegar di tengah malam aku menangis? Aku hanya membiarkan Tuhanku saja yang tahu serapuh debu hatiku ini. Tetapi dengan menangis tidak akan pernah mengembalikan aku ke masa lalu. Namun hatiku merasa jauh lebih baik.
Aku hanya merasa tertipu oleh pria yang kelihatannya sangan baik, tenang, bijaksana serta berkharisma dalam setiap tindak tuturnya. Semua wanita mengaguminya, ingin menjadikannya seorang imam dalam keluarga termasuk diriku.
Iya benar aku yang mendapatkannya, saat bersamanya aku merasa sangat bahagia dengan segala janji dan keyakinanya, karena aku baru pertama kali ini menjalin hubungan yang serius hingga ke jenjang pernikahan. Dan semuanya hanya sebatas angan-angan semata dia dan janjinya.
Ternyata sebelum ia menjalin hubungan denganku, dia sudah menjalin hubungan dengan temanku sendiri. Tidak ada yang tahu hubungan mereka kecuali mereka berdua dan Tuhan. Di situ aku merasa menjadi wanita paling bodoh dan tidak peka sama sekali atas hubungan mereka.
Hal yang paling aku sesali adalah ketidak tahuanku, keluguanku mengira dia adalah laki-laki yang baik luar dan dalam. Benar kata pepatah
"Buaya tidak akan tinggal di tempat yang berarus, justru air yang kelihatannya begitu tenang malah bergejolak di dalamnya".
Sama seperti dia yang begitu kelihatan tenang, dewasa justru menyimpan sejuta permasalahan termasuk dia mampu menyembunyikan hubungan mereka dengan alasan tertentu. Sedihnya lagi wanita itu adalah teman tempat aku bercerita, kami sering bercerita tentang apapun termasuk masalah laki-laki.
Yang aku tahu temanku ini sudah memiliki seorang kekasih, tetapi dia tidak mau menjelaskan siapa kekasihnya itu. Aku tidak menyangka jika kekasih yang sering ia ceritakan adalah orang yang sama dalam cerita kami berdua. Aku benar-benar tak habis pikir, di mana perasaanku ketika menceritakan pria yang menjadi kekasihnya, bagaimana perasaanya ketika mendengarkan ceritaku?
Semuanya sangat tidak nampak jika mereka berdua memiliki hubungan spesial. Hubungan mereka terkuat ketika aku sudah menerima laki-laki itu menjadi kekasihku, tanpa sengaja aku melihat mereka bertatapan muka, entah perasaanku sangat berbeda melihat mereka berdua.
Dan akhirnya aku beranikan bertanya terus terang kepada temanku ini, dan sungguh di luar pemikirannku hubungan mereka sudah teramat jauh. Seketika hatiku hancur, bagaimana mungkin aku tidak tahu. Bagaimana mungkin mereka mengakhiri hubungannya kemudian pria itu mengatakan ia mencintaiku?
Hal itu yang aku sesali, aku ingin kemasa itu. Aku ingin menjadi seseorang yang lebih peka lagi. Seseorang yang tidak terlalu mengebu-gebu melihat laki-laki hanya dari penampilan luarnya saja. Aku tidak ingin tertipu untuk yang kedua kalinya.
Tetapi kali ini aku pun masih sama dalam memandang seorang laki-laki. laki-laki kali ini yang membantu aku menyembuhkan luka dan trauma di masa itu, ia seperti air di musim kemarau. Ia seakan-akan memahami kondisiku, karena sudah terlalu lama aku bertahan dengan kesendirianku.
Aku pun berpikir ia berbeda dari yang lainnya. Memang benar dia sangat berbeda, karena kami bertahan cukup lama. Dan selama itu banyak hal yang kami lewati bersama, semakin hari aku semakin yakin dia adalah jodoh yang Tuhan kirimkan untukku.
Aku bertahan dari tahun 2012-2014, kami memiliki mimpi di tahun 2016 untuk melanjutkan kejenjang yang lebih serius lagi. Janji tinggallah janji, harapan tinggallah harapan. Semuanya terlihat lelucon di tahun ini. Dia yang aku kenal sekarang sudah menjadi orang asing.
Bagaimana aku menjelaskannya, selama kami menjalin kasih yang terasa manis hanya di awal sebelum tahun kedua, setelah itu kami sering bertengkar. Dia lebih sering meninggalkan aku, aku lebih sering ingin pergi dari dirinya. Dan akhirnya kami benar-benar tidak bisa lagi bersama, Tanpa kabar dia meninggalkan aku lagi.
Mungkin sekarang dia sudah menemukan wanita lain yang jauh lebih baik dari aku.
Aku masih sama di tahun 2016 bersama impianku dengan atau tanpamu. Karena aku tidak bisa mengulang waktuku lagi, menangisi kepergianmu, berlarut-larut dalam dukaku. Kini hidupku jauh lebih baik dengan mengikhlaskan luka di masa lalu. Dan membuka lembaran baru bersama seseorang yang Tuhan kirimkan untukku.
Beranjak dari kisah dan orang-orang yang kurang tepat dalam hidup kita, melangkah maju. Memaafkan adalah hal yang mampu membuat hidupmu jauh lebih tenang. Karena Jodoh itu tidak mungkin tertukar, hanya saja kita yang jauh dari kata bersyukur.
NB: Ditulis dari kisah seseorang.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Sama dgn apa yg saya alami skrg,dgn penampilan saat ini tdk menjamin dgn sifat seseorang itu..
menjadi seorang wanita itu tidak mudah. jiika saja bisa bertukar peran, mungkin mereka tidak akan tega merasanya.
memaafkan, mengikhlaskan, melapangkan hati yg tiada ringan, ya hanya itu pilihan
Kisahnya sama persis dengan apa yg q alami…
ya allah sampe netes air mata baca’y
Miris sekali, hampir sama dng cerita cnta ku bedanya wanita itu tmnnya si mantan sndri, pdhal bknnya tdk tau wanita yg mnjdi kekasihnya skrng bhwa kami pnya hub. Yaa, hanya ikhlas