Novel Butterflies karya Ale yang baru terbit tahun 2021 kemarin sempat menjadi trending topic di aplikasi berlogo burung biru, yap di Twitter. Terpajang di trending topic bukanlah tanpa alasan, melainkan karena penjualan dengen metode pre-order di aplikasi online shopping-Shopee dalam waktu hanya 3 detik saja bisa terjual 2000 buah! Website dari publisher pun sempat error beberapa jam karena banyaknya serbuan pembaca ke website tersebut. Banyak yang memamerkan di akun twitter mereka bahwa mereka bisa "menang" dengan mendapatkan novel, tak sedikit pula yang mengeluhkan di twitter karena tangan mereka tak secepat yang lain sehingga tidak berhasil mendapatkan novel yang sudah ditunggu-tunggu kehadirannya ini, salah satunya adalah saya.
Pre-order kala itu dibuka jam 17.00 di tanggal 11 November 2021. Saya yang memang menantikan peluncuran novel ini pun sudah menyiapkan segalanya, seperti uang, internet, hp yang memadai, dan yang lainnya demi bisa mendapatkan novel dengan cover ungu yang sangat cantik ini. Sebelum pukul 17.00, saya sudah bersiap diri dengan membuka laman pemesanan di Shopee, lalu saya senantiasa memantau jam agar tidak terlewat. Saya kira kala itu peminatnya tak sebanyak itu sehingga untuk 2000 buah novel bisa lah saya dapatkan, tapi ternyata perkiraan saya meleset. Saya terus menerus refresh laman pemesanan dengan harapan tepat pukul 17.00 saya bisa memesannya. Dengan gawai yang satunya pun saya terus melihat instagram milik publisher agar tidak ketinggalan informasi.
Sepertinya memang semesta tidak berpihak kepada saya kala itu. Tiba-tiba saat pukul 17.00 hp yang saya gunakan untuk memesan mengalami lag. Saya coba untuk refresh dengan harapan masih bisa untuk memesan, tapi nihil. Handphonenya tetap stuck di situ dan tidak berubah sampai sekitar pukul 17.04 an baru bisa terload, dan yap sudah habis. Saat itu saya masih berharap bahwa akan ada yang membatalkan pesanannya sehingga bisa saya checkout, tapi memang ternyata tidak ada. Sedih? Iya. Saat itu saya benar-benar ingin mendapatkan novel tersebut. Saya pun mencoba ke website, tetapi ternyata website malah error yang benar-benar tidak bisa dibuka, tidak bisa melihat isi dari website tersebut.
Ketika saya sangat hopeless, tiba-tiba ada pengumuman di Instagram penerbitnya bahwa akan ada pemesanan tambahan di jam 9 malam. Langsung pada saat itu saya bersemangat Kembali untuk ‘berperang’ mendapatkan novel cantik satu ini. Dengan segala jerih payah, akhirnya saya mendapatkan novel ini pada malam itu. Rasanya senang sekali bisa checkout novel ini. Lantas bagaimana menurut pandangan saya untuk novel ini?
Novel ini menceritakan tentang kisah seorang anak bernama Amara dan Abel yang tidak sengaja bertemu untuk wawancara dalam pelajaran PKWU-nya Amara. Bermula dari situ, lalu mereka semakin dekat dan saling menguatkan satu sama lain. Ale sebagai penulis, menuangkan cerita dengan sangat indah. Semua terdeskripsi dengan sangat detail. Seperti ekspresi muka Naya, salah satu teman dekat Amara saat tahu Amara belum mencari dress untuk acara promnight. Penulis mendeskripsikan ekspresi Naya dengan mata yang membulat dan tampak berkilat bahkan seakan-akan kedua bola matanya hampir lepas, serta mulutnya yang menganga dan Amara dapat melihat jelas amandel milik Naya. Dari situ pembaca bisa membayangkan ekspresi Naya ketika marah kepada Amara dengan deskripsi yang begitu detail.
Ada lagi saat penulis mendeskripsikan kafe milik Abel saat Amara pertama kali datang ke kafe tersebut. Dengan sudut pandang dari Amara, penulis mendeskripsikan kafe milik Abel yang didominasi lampu berwarna putih kekuningan pada setiap sudutnya, Amara dapat melihat seisi kafe melalui kaca depan dengan jelas, abu-abu menjadi warna tembok. Amara juga dapat melihat aksen kayu pada beberapa tempat sehingga menampilkan kesan yang hangat dan mewah, serta rak buku yang berisikan banyak buku untuk dibaca oleh para pengunjung kafe. Dari cuplikan tersebut seakan-akan pembaca dapat merasakan suasana kafe yang dilihat oleh Amara. Penulis seperti memiliki mantra khusus yang membuat para pembacanya masuk ke dalam dunia yang telah ia buat. Detail-detail kecil tidak luput dari deskripsi yang dituangkan penulis. Pembaca seakan bisa melihat, merasakan, dan ikut serta dalam cerita.
Novel ‘Butterflies’ ini memiliki cover yang menarik dengan bahan hard cover yang membuat kesan novel ini bertambah mewah dan unik. Dengan gambar kupu-kupu dan rumah di bagian belakangnya yang bisa dibilang mewakili isi cerita. Hal ini sangat diperhatikan detailnya oleh ilustrator dan penulis. Pemilihan warna ungu dengan perpaduan merah muda dan hitam di cover juga sangat pas, tidak menyakitkan mata. Narasi yang ditulis oleh Ale menggunakan bahasa yang sangat ringan serta mudah dipahami. Terdapat beberapa percakapan dalam bahasa Inggris, tetapi mayoritas menggunakan bahasa Indonesia. Diksi yang dipilih bukanlah kata-kata yang jarang didengar.
Apabila terdapat kata-kata sulit atau istilah asing, ada penjelasan di bawah halaman, seperti pada halaman 220, terdapat percakapan yang menyebutkan Ursa Minor Constellation. Di bawah halamannya terdapat penjelasan bahwa Ursa Minor Constellation atau Konstelasi Ursa Minor adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan penjelasan singkat lainnya. Hal ini membuat pembaca tidak bingung.
Salah satu kekurangan dari novel ini menurut saya adalah sudut pandang yang berubah-ubah tanpa ada keterangan di bagian depan. Seperti pada bab pertama sampai ketiga menggunakan sudut pandang orang pertama (sudut pandang Amara). Lalu tiba-tiba pada bab keempat menggunakan sudut pandang orang ketiga serbatahu. Hal ini bisa membuat pembaca bertanya-tanya ketika membaca bagian awal bab keempat. Meskipun, setelahnya bisa dimengerti, bab ini menggunakan sudut pandang siapa dan pembaca tetap bisa menikmati alur ceritanya.
Novel Butterflies ini cocok dibaca oleh remaja yang sedang ingin membaca cerita romantis tetapi yang ceritanya tidak bertele-tele. Kalau bahasa sekarang, kisah cinta Amara dan Abel ini tidak terlalu bucin untuk dibaca sehingga pembaca tidak akan merasa jijik dan geli karena mereka. Justru banyak hal baik dan memotivasi yang bisa diambil dari kisah di dalam novel ini. Seperti bagaimana mereka menyikapi masalah mereka masing-masing tanpa membuat lainnya khawatir, cara mereka menyelesaikan kesalahpahaman, dan yang lainnya. Novel ini cocok dibaca di saat santai karena konflik yang dibawakan dalam novel tidak terlalu berat, namun tetap menyentuh hati para pembaca.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”