Kau yang masih dalam ingatan
Ragu diantara ingin dan keegoisan, bimbang diantara fajar dan senja. Aku tersenyum dalam hujan dan menangis dalam gersang
Aku berteriak memanggilmu dalam gelap, tapi aku hanya mendengar penyesalanku. Dan aku mencarimu di semua sudut tempat tapi aku hanya menemui kesunyianku.
Lalu, bagaimana aku merasa baik-baik saja sedangkan aku masih ingin dalam dekapmu karena hangat tubuhmu yang membuat aku nyaman dan pelukmu pula yang membuat aku kuat.
Sedangkan jauh darimu, aku lemah membuai bagai lilin yang disiksa api dan tanpa dirimu, aku bagai debu yang di terjang angin.
Dan hari ini masih seperti kemarin, pagiku bersanding dengan secangkir kopi hitam pekat, pahitnya tertinggal di pangkal lidahku. Dan harumnya membuat aku terangan akan dirimu.
Sosok anggunmu kembali membawaku ke ingatan, padahal aku sangat ingin sekali lupa. Lupa bahwa kau memang tak pernah pantas untuk seorang pecundang.
Kau yang begitu indah, ku biarkan menunggu dalam kegelapan dan kegelisahan Hingga akhirnya perlahan, aku patahkan sayap-sayap harapmu untuk dapat bersamaku menuju kerajaan cinta.
Butiran-butiran air mata yang jatuh, kini membanjiri jalan yang pernah kita lalui bersama. Sedangkan aku, aku pergi menuju jalan lain dengan penyesalanku.
Kini aku berteman dengan penyesalan itu, dan setiap malam datang bagai mimpi buruk yang siap membunuhku disaat aku lengah.
Kamu tahu? Aku selalu berharap lupa dengan sengkir kopi, dan seandainya itu bisa aku rela meminumnya sejuta cangkir sekalipun agar aku tak dapat mengingatmu.
Dan kini penyesalan menjadi teman setiaku, harum nafasmu selalu menghantaui menjelang waktu fajar, dan kasih sayangmu bagai belati yang siap menikamku di waktu senja.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.