Halo pria jahat. Kamu apa kabar? Ah, setidaknya aku berterima kasih kepadamu karena kau adalah seseorang yang selalu menjadi inspirasiku dalam menulis. Kau selalu menjadi subjek dalam setiap tulisanku. Tapi kali ini ceritanya berbeda sayang. Kau bukan lagi seorang pangeran dalam setiap ceritaku. Melainkan seorang “devil” yang siap menghancurkanku kapanpun kau mau. Yah setidaknya kau tetap menjadi pemeran utama dalam setiap tulisanku.
Izinkan aku untuk terakhir kalinya menuliskan cerita tentangmu. Izinkan aku untuk terakhir kalinya mengingat semua kenangan yang pernah terjadi di antara kita. Izinkan aku untuk belajar lebih banyak lagi dari semua kesakitan yang telah kau berikan. Izinkan aku untuk bercermin dari perilakumu sehingga aku tidak akan pernah jatuh untuk kedua kalinya kepada seseorang yang sama sepertimu.
Kesakitan yang telah kau berikan akan selalu ku kenang. Kesakitan itu akan selalu kujadikan pelajaran. Kesakitan itu justru mampu menjadi obat bagi patah hatiku. Kesakitan itulah yang nantinya akan membuangmu jauh dari kehidupanku. Dan kesakitan itulah yang akhirnya akan membuatku lupa bahkan tak ingin mengenalmu lagi.
Terima kasih kepada seorang perempuan yang dengan baik hatinya berhasil membongkar perilaku bejatmu. Terima kasih untuk seorang perempuan yang sudah merasakan sakitnya disia – siakan olehmu. Darimu, wahai perempuan baik, aku belajar banyak dan akhirnya tersadar jika lelaki yang selama ini kupuja ternyata sangat tidak pantas untuk ku cintai. Untukmu, perempuan baik, bertahanlah sekuat tenagamu. Tagihlah janjinya, buatlah dia menjadi seorang lelaki yang mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
Hei kamu, lelaki yang ternyata memiliki niat jahat kepadaku. Kamu apa kabar? Ah, hampir saja rasanya aku terjatuh ke dalam lubang jebakanmu. Hampir saja kau merusak seluruh hidupku. Dan hampir saja aku terbuai dengan rayuan dan tatap matamu yang sangat memualkan itu. Terima kasih ya, karena kau telah mengajarkanku jika berharap kepada manusia itu tak lebih dari berharap dengan benda mati yang tak akan memberikan hasil apapun.
Ingatlah wahai lelaki yang dulunya pernah baik, jangan pernah berpikir jika semua perempuan itu sama saja. Mungkin kau sudah berhasil menghancurkan hidup banyak perempuan tapi tidak semua yang kau inginkan akan terpenuhi. Seperti menghancurkanku misalnya?
Ingatlah wahai lelaki yang dulunya sangat ku cinta, apa yang sebenarnya bisa mengubahmu seperti ini? Kau dulunya adalah seorang lelaki yang sangat menghargai perempuan. Kau dulunya adalah lelaki yang sangat takut bila bersentuhan dengan perempuan. Tapi sekarang? Entahlah kau sudah berubah drastis. Dan perubahanmu itu untungnya tidak telat ku ketahui.
Untukmu lelaki yang saat ini masih ku harapkan untuk segera berubah menjadi baik seperti dahulu, ingatlah akhirat sayang. Hidupmu di dunia ini hanya untuk sementara. Kau berasal dari keluarga yang sangat terhormat. Rasanya sayang sekali jika seorang anak bungsu sepertimu rusak karena pergaulan yang entah dari mana datangnya. Rasanya sayang sekali jika akhirnya yang menghancurkanmu adalah seorang perempuan. Ya, kau tergoda rupanya. Kau bahkan tidak bisa berpikir jernih. Bahkan perempuan itu pun sama. Ah sudahlah, itu semua sudah menjadi pilihan kalian. Ingat, kalian harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan itu nantinya. Sekarang atau di akhirat nanti.
Aku memang bukan seorang perempuan yang suci, yang tidak pernah melakukan dosa, tapi setidaknya aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindarkan ku dari dosa besar itu. Untungnya Tuhan terlalu mencintaiku. Tuhan telah berhasil mematahkan hatiku dengan cara melepaskanmu dari setiap doa – doaku. Karena ternyata Tuhan lebih tahu jika kau justru akan merusak hidupku. Seseorang yang sangat ku cintai ternyata bisa merusak masa depanku. Ah, untungnya semua ku ketahui sebelum penyesalan datang.
Terima kasih Tuhan untuk semua perlindungan yang telah kau berikan selama ini. Terima kasih Tuhan karena ternyata doa – doa orang tuaku kau kabulkan dengan mudahnya. Karena doa mereka lah yang akhirnya bisa menlindungiku dari niat jahat semua orang.
Untukmu, kamu pikir kamu itu siapa? Berani – beraninya merusak hidup seorang perempuan lalu pergi begitu saja? Beranilah bertanggung jawab. Perempuan itu sangat mencintaimu hingga dia hilang kendali untuk memikirkan resiko dari perbuatannya. Bertanggung jawablah wahai lelakiku (ex), jadilah pria yang sebenarnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.