Kepada 16 musim, berawal usia 19
samar terdengar, sendu petik gitarmu
Lesu kulihat kau masih menggerutu,
Bersikukuh kita harus satu
Sudah jelas kau tau,
luka yg kusimpan tak kunjung luruh
Kepada 16 musim,
Masih kuingat, indah cerita pada seperempat
Aku pernah sangat berharga, kau pun juga
Harimu penuh tentangku, hariku pun juga
“Kita akan menua bersama”
I wanna hold you till I die
Till we both break down and cry
I want to hold you till the fear in me subsides
~DanHill : Sometimes when we touch
Ku simpan lagu bersejarah perjalanan kita
Kepada 16 musim, masuk pada seperduanya
Boleh kah aku menganggapmu rumah?
Sebab tempat singgahku hancur lebur, kau saksinya
Malam-malam hangus terbakar
Pengistirahatan yang selalu gagal
Saban hari pecah amarah
Merah wajah serumah
Saling lempar hina, gulir maki, ucap serapah
Berdarah seada-adanya
Syukur, bahumu sedia kubuat basah
Pun saat kehilangan nyawa separuh
Benar.. memang berhenti gaduh
Namun tak pernah lagi benar" merasa pulang
Karena ibu yg kusayang hanya tinggal bayang
Semenjak itu jalanku terhuyung
Hari-hari terasa mendung
Berlarut aku mendekap duka
Syukur, Kau sabar memapah
“Kita nggak akan seperti mereka kan?
Kita akan memutus lingkaran setan ini.
Kau tetap bersamaku ya,
kita akan menua bersama”
ketika harapku masih bulat:
Kamu masa depanku, tak akan ku ralat!!
Dari ke16 musim,
Tibalah pada tiga perempatnya
Aku takut
Aku takut
Aku takut
Kamu berubah, bukan lagi yg ku kenal awal
menjauh, tapi enggan mengaku
Waktumu tak tersisa lagi
aku jadi tak terkendali,
banyak menghakimi
Dan kita mulai saling menyakiti
Aku takut
Aku takut
Sangat takut
Meradang kita kalut
Pembicaraan malah semakin kusut
Seolah mencari siapa yang menang
Sadarlah… bahwa kita berdua sudah KALAH
Masih kita tak sudi mengakhiri
Berupaya saling intropeksi
Barangkali bisa diperbaiki
Kenyataannya hanya buang energi lagi (lagi) (lagi)
“Apa masih bisa kita menua bersama?”
Sudahlah kita bisa apa?
Memang sebuah kesalahan berharap pada manusia
Ingat kita pernah saling mencinta
Jangan dirusak hanya karena memaksa
Kau 16 musimku,
Kini berhenti memetik sendu pada gitarmu
ku jumpa rautmu penuh tenang
Kau bicara kerelaan andai nanti aku hilang
Aku terdiam, air mata tak redam
Merangkum kembali yang banyak terlewati
Lama sebelum kita sampai dititik ini
Lalu kamu berbisik
“jangan menangis-jangan menangis”
Lalu aku menatap
"aku ingin kamu bahagia, sungguh.
Karena kamu layak."
Kau 16 musimku,
Doaku selalu menyertamu :)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”