Dunia adalah tempat yang indah. Dunia adalah tempat yang nyaman. Dunia adalah tempat kenikmatan. Bahkan dunia membuat kita lupa akan segalanya. Termasuk siapa yang membuat kita mengenalnya? Siapa yang menyuguhkan kenikmatan ciptaan Tuhan kepada kita? Tentu saja kedua orang tua kita.
Tangis haru memenuhi seluruh ruangan menyambut sosok mungil ciptaan Tuhan. Sembilan bulan bukan waktu yang sedikit. Apapun dilakukan demi anak tercinta. Buah hati yang entah kapan akan melihat dunia. Proses persalinan tidak semulus yang dikira. Pengaduan nasib dua insan sedang diuji. Apa kabar ayah? Sebagian orang berfikir. Pertaruhan sesungguhnya ada pada ibu. Ayah hanya pemeran pendamping saja. Salah besar!
My dad is hero! Pahlawan tanpa tanda jasa. Pemeran belakang layar. lantunan adzan pertama yang kita dengar, tidak lain adalah suara ayah. Sosok imam yang berwibawa. Siap memimpin keluarga menuju surga impian. Mari kita tengok. Apa saja yang diberikan ayah dan ibu kepada kita? Berapa banyak biaya yang mereka keluarkan demi menyambut kita kedunia sampai usia kita saat ini? Jawabanya tidak tahu!
Kita bagaikan anugerah Tuhan kepada mereka. Anugerah yang tidak ternilai harganya. Berapapun, apapun akan dilakukan demi buah hatinya. Apa kabar anak? Apa kabar kita? Apa kabar kalian? Sudahkah kita memberikan yang setimpal? Sudahkah kita meraa puas akan hasil yang kita beri? Tidak ada nominal yang mampu menggantikan keikhlasan mereka, ayah dan ibu.
Yah, bu. Benar kata pepatah,
"Kasih ibu dan ayah sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah."
Benar memang kasih sayang yang kalian beri tidak akan terbayar oleh apapun. Bahkan pertaruhan nyawa sekalipun. Ayah, ibu. Maaf jika sampai detik ini belum ada rasa yang patut dibanggakan dari diriku, belum ada air mata haru karenaku. Mungkin pernah, pernah air mata itu jatuh. Jatuh karena kesalahanku. Maaf jika air mata itu pernah terbuang sia-sia.
Berapaun nominal kalian keluarkan demi jenjang pendidikan tertinggi sekalipun. Tidak ada kata hutang. Tidak ada perasaan harus diganti. Tidak pernah terbesit sedikitpun rasa sesal. Tapi apa? Kebahgiaan kami sebagai anak adalah nomor satu. Bahkan kalian melupakan kebahagiaan kalian sendiri.
Di usia keduanya yang semakin menua, tidak lagi sekuat saat muda. Layaknya bayi yang baru lahir. Sebut saja bertukar posisi. Posisi yang sekan membalikkan keadaan. Kesabaran dan keikhlasan akan diuji. Disitu kita akan merasakan bahwa hidup tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Ayah, ibu. Tunggu saja hasilnya. Akan aku petik untuk kalian. Doa yang kalian panjatkan tiap malam akan terkabul.
Malaikat kecilmu sudah dewasa. Sudah bisa menentukan arah. Tentunya dengan usaha yang ikut andil. Tidak ada yang lebih berharga dari kedua orang tua kita. Tidak ada yang lebih hebat kecuali mereka. Diatas kuasa Tuhan pastinya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”