Kapan Sih Kita Harus Berhenti Berjuang?

Berjuang merupakan salah satu cara manusia dalam menggapai keinginannya, tetapi, berjuang pun juga ada batasnya. Ketika perjuangan telah mencapai batasnya, kita memiliki pilihan untuk menyerah.

Advertisement

Ketika kita mendengar kata ‘menyerah’, pikiran kita pasti tertuju pada kesan negatif, karena kata ‘menyerah’ sendiri merupakan suatu kata yang memiliki konotasi negatif. Namun, terkadang menyerah adalah sesuatu yang kita butuhkan, loh. Mengapa demikian?

Kita semua pasti pernah berada pada suatu titik di mana kita sudah sangat lelah, baik secara fisik, maupun psikis. Kita sendiri yang paling tahu apakah kita masih sanggup untuk bertahan dan berjuang? ataukah kita sudah tidak sanggup jika tetap mempertahankan dan memperjuangkan hal tersebut.

Seperti halnya dalam percintaan, ada kalanya ketika kita sudah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mempertahankan atau menggapai seseorang yang kita cintai, tetapi dia tetap tidak mau mengalah atau peka, kita bisa apa? Daripada stres membebani pikiran, lebih baik lepaskan saja dia.

Advertisement

Namun, jika kita memutuskan untuk menyerah, jangan hanya menyerah dan berhenti begitu saja, kita perlu tahu apa yang harus kita lakukan setelah memilih menyerah.

Kita ambil contoh lagi dalam hal percintaan deh, setelah memutuskan untuk berhenti dan melepaskannya, lantas apa yang akan kita lakukan? Kita perlu tahu kita akan melakukan apa, jangan malah galau dan gamon sendiri. Lakukanlah kegiatan yang bisa membuat pikiran kita teralihkan atau melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat. Misalnya menulis, menggambar, berolahraga, bermain musik atau mungkin berjalan-jalan ke tempat yang kamu sukai.

Advertisement

Lantas bagaimana sih, cara yang tepat untuk memutuskan mau menyerah atau tidak? dan bagaimana tahap berikutnya setelah kita memutuskan untuk menyerah?

Nah, pertama-tama, sebelum memutuskan untuk menyerah, yang paling dasar adalah pemahaman atas diri sendiri. Kitalah yang paling tahu tentang kondisi diri kita sendiri. Sehingga kita perlu tahu dan menyadari kapan kita mencapai batas, kapan kita sudah tak sanggup dan kapan kita harus berhenti.

Setelah memahami diri sendiri, kita bisa memutuskan apakah kita akan menyerah atau tidak. Namun, sebelum memutuskan untuk menyerah, kita juga perlu tahu apa alasan jelas kita untuk menyerah. Dengan mempunyai alasan yang jelas, kita memiliki dasar keputusan sehingga kita bisa menjadi lebih ikhlas dalam merelakan.

Setelah memutuskan untuk berhenti, apa yang akan kita lakukan? Jangan hanya berhenti di tengah jalan tanpa mempunyai rencana yang jelas, kita harus mengetahui apakah yang akan kita lakukan setelah menyerah.

Contohnya ketika kita memutuskan resign dari suatu perusahaan, jangan hanya resign lalu menganggur. Kita harus paham setelah mengambil keputusan untuk berhenti, kita harus melakukan apa.

Selain harus mengetahui apa yang akan kita lakukan setelah menyerah, kita juga harus memahami dampak dan konsekuensi setelah kita memutuskan untuk berhenti. Dampak disini dapat berarti dampak jangka pendek maupun dampak jangka panjang. Baik itu dampak dari fisik, maupun psikis. Seperti contoh di atas, ketika kita memutuskan resign dari suatu perusahaan, kita harus pahami dampak dan konsekuensinya.

Terkadang menyerah merupakan pilihan, tetapi terkadang menyerah juga merupakan keharusan. Bukan berarti kita harus mudah menyerah, tapi jika dilanjutkan apakah kita sanggup?

jadi, kapan sih kita harus berhenti berjuang?

Pahamilah diri kita, jika perjuangan yang kita lakukan mulai membawa dampak negatif pada kita, maka disitulah kita memiliki pilihan untuk berhenti berjuang dan melepaskan yang kita perjuangkan.

Menyerahlah sesuai kebutuhan dan kadar kita masing masing. Pahami petunjuk dan respon tubuh dan mental kita ketika berhadapan dengan suatu masalah. Setelah itu, keputusan ada di tanganmu.

"Lebih baik menyerah dan gagal, daripada pantang menyerah dan gagal"

Memperjuangkan sesuatu memanglah penting, tetapi dirimu jugalah penting.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa yang masih bingung dengan dirinya sendiri