Sudah menjadi rahasia umum, bahwa bagi sebagian besar cewek, timbangan (pengukur berat badan) menjadi sebuah momok yang menakutkan. Apalagi kalau makin hari jarumnya makin bergeser ke kanan, duh, yang ada kaum hawa malah panik dan berujung pada acara mogok makan. Katanya nih, sebagai upaya mengembalikan posisi jarum tersebut pada angka yang lebih kecil.
Well, kenapa sih, harus parno sama angka-angka di timbangan itu? Takut menjadi gemuk? Tetapi benarkah berat badan yang bertambah selalu identik dengan kegemukan? Yuk ah, kita ulas secara tuntas dan jelas agar tidak ada lagi salah persepsi.
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita pahami dahulu apa itu kegemukan. Sederhananya, kegemukan adalah suatu kondisi badan ketika terjadi kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa dan bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Saat ini, kegemukan telah menjadi masalah kesehatan yang meluas di seluruh negara-negara di dunia. Pola makan dan gaya hidup modern dianggap berkontribusi terhadap ‘wabah’ kegemukan.
Gemuk sama dengan berat, emang iya?
Sebenarnya, bisa saja kamu memiliki badan yang bagus dan fit meskipun angka pada timbangan menunjukkan bahwa kamu agak ‘berat’. Itu bukan berarti kamu mengalami kegemukan alias kelebihan lemak. Bisa jadi ototmu yang padat, atau massa tulangmu juga berat. Inilah alasan kenapa sebagian ahli kesehatan dan kebugaran tidak lagi fokus pada timbangan berat badan, tetapi mereka lebih merekomendasikan pengukuran komposisi tubuh.
Pengukuran komposisi tubuh lebih bisa menggambarkan kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kebanyakan kita terjebak pada angka timbangan, padahal jauh lebih penting untuk meningkatkan kepadatan otot dan mengurangi lemak tubuh berlebih. Mungkin saja berat badanmu rendah tetapi lemak tubuhmu cenderung tinggi. Kondisi ini justru lebih berbahaya.
Sebagai gambaran, berikut ini persentasi lemak tubuh dan klasifikasinya.
Klasifikasi Cowok Cewek
Lean (kurus) <8 <13
Optimal 8-15 13-22
Slightly overfat 16-20 23-36
Fat 21-24 27-31
Obese (overfat) >25 >32
Jadi, misalnya jika seorang cewek memiliki lemak tubuh 35%, maka dikatakan bahwa cewek tersebut mengalami obesitas. Nah, untuk mengetahui persentase lemak tubuh dan komposisi tubuhmu itu, kamu bisa mengukurnya dengan bioimpedance analysis (BIA). Alat ini biasanya terdapat di pusat-pusat kesehatan dan kebugaran.
Oh iya, bukan cuma banyak sedikitnya lemak tubuh yang perlu diperhatikan, tetapi tempat di mana lemak tersebut 'bersemayam'. Berdasarkan penelitian, lemak yang terakumulasi pada rongga perut (dalam istilah sehari-hari kita mengenalnya dengan sebutan perut buncit) merupakan faktor risiko untuk terkena berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung dan diabetes.
Diet instan, metode salah kaprah!
Belakangan, metode penurunan berat badan secara instan kilat semakin menjamur. Jika kebetulan kamu mendapat tawaran untuk menurunkan berat badan dalam waktu sekian seminggu tanpa mengatur pola makan dan pola aktivitas, lupakan saja metode diet semacam itu. It doesn’t work, babe! Faktanya, metode diet seperti ini malah menyebabkan kita kehilangan massa otot dan air, bukannya mengurangi lemak tubuh.
So, daripada tersiksa karena diet ketat, lebih baik makan teratur dengan gizi seimbang. Jangan lupa untuk berolahraga. Nah, dengan demikian, kita menjadi lebih sehat dan bahagia. Bonusnya, bentuh tubuh yang ciamik!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.