Kamu Perlu Egois dalam Berbuat Baik

Lakukanlah Kebaikan Bukan Untuk Dibalas Orang Lain, Tapi Karena Melakukan Baik Adalah Bagian Dari Kepribadianmu Yang Menawan


Ngapain kamu bantuin dia? Emang dia pernah bantuin kamu?

Advertisement

Ngapain kamu peduli sama dia? Emang dia pernah peduli sama kamu?

Ngapain kamu baikin dia? Padahal dulu dia pernah nyakitin kamu?

Ngapain kamu maafin dia? Padahal kesalahannya fatal banget sama kamu?


Advertisement

Mungkin sebagian dari kita pernah atau bahkan seringkali mendengar pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Entah dari seorang teman, orang terdekat, atau bahkan suara lirih dari dalam benak kita sendiri yang terkesan menunjukan keheranan yang tidak habis-habisnya pada sikap kita. Sikap kita yang masih bersedia melakukan kebaikan pada seseorang. Padahal orang itu pernah menyakiti kita, tidak pernah mengapresiasi kebaikan kita, apalagi membalasnya dengan hal yang lebih baik.

Terkadang kita sampai dianggap terlalu baik atau sebenarnya terlalu bodoh ketika melakukan semua itu. Kita pun jadi berpikir,

Advertisement


Apakah berbuat baik pada orang itu adalah hal tepat yang aku lakukan?

Apakah aku memang terlalu bodoh ketika melakukannya?


Semua orang di dunia ini pasti ingin semua kebaikan yang dilakukannya pada orang lain juga diberi balasan yang setimpal, bukannya malah diabaikan atau dibalas dengan hal sebaliknya. Kita juga ingin ketika memberikan sesuatu pada orang lain, mereka juga membalasnya pada kita dengan hal yang lebih baik.

Tapi kenyataannya, apa yang terjadi di dunia ini terkadang jauh dari harapan atau ekspektasi kita. Hal itu sering membuat kita merasa kecewa dan tidak termotivasi lagi untuk melakukan kebaikan pada orang lain. Kita berhenti menyapa atau tersenyum pada orang lain terlebih dahulu. Kita berhenti mengucapkan maaf atau memaafkan orang lain, apalagi jika mereka sendiri tidak mau mengakuinya atau berinisiatif minta maaf duluan. Kita berhenti membantu orang lain. Kita berhenti peduli pada orang lain. Kita berhenti membagikan kebaikan pada dunia karena merasa bahwa dunia tidak peduli, tidak mengapresiasi, apalagi membalas kebaikan kita.


Tapi, apakah dengan melakukan semua itu membuat diri kita lebih baik ?

Jawabannya TIDAK!


Bukannya jadi merasa lebih baik, hal itu malah bisa membuat diri kita merasa lebih buruk. Kita merasa menjadi seseorang yang buruk, dingin, tidak berguna, merasa bersalah, dan merasa semakin tidak dipedulikan oleh dunia. Kita juga merasakan sesak di dada yang terasa tidak nyaman, karena kita belum mampu memaafkan orang lain. Kita pun akan sulit move on dan menjalani hidup yang lebih baik, karena masih ada cerita yang belum selesai di masa lalu.


Kita tidak sadar bahwa dengan berhenti berbagi kebaikan atau memaafkan orang lain sebenarnya malah membuat kita semakin membenci dan merendahkan diri sendiri.


Padahal sebelumnya, kita melakukan semua hal itu hanya untuk menunjukan pada dunia, bahwa kita kuat, berkuasa, punya harga diri tinggi, dan agar tidak dianggap terlalu bodoh oleh orang lain.


Tapi, apakah kamu akan tetap membalas ketidakadilan yang diberikan dunia dengan caramu yang secara tidak langsung menyakiti dirimu sendiri?


Memang sangat sulit untuk tetap berbuat kebaikan meski orang lain mengabaikan atau tidak membalas dengan hal serupa. Memang sulit memaafkan kesalahan orang lain, ketika mereka tidak merasa bersalah atau berusaha meminta maaf duluan. Memang sangat sulit, bahkan rasanya tidak mungkin untuk melakukannya. Bayangan rasa kecewa dan sakit hati yang kita rasakan selalu menahan diri kita.

Tapi semua itu akan lebih mudah, jika kita berhenti melakukan semua yang kita lakukan hanya untuk mendapat balasan dari orang lain. Ya, kita perlu berhenti pamrih ketika melakukan kebaikan. Kita perlu berhenti mengharapkan respon orang lain terhadap segala hal yang kita perbuat. Kita perlu berhenti mengharapkan apresiasi atau balasan yang baik dari orang lain ketika melakukan kebaikan. Kita perlu mengubah motif kita dalam melakukan kebaikan.


Berusahalah mengubah motifmu berbuat kebaikan, dari yang people-oriented (berorientasi pada orang lain) menjadi self-oriented (berorientasi pada diri sendiri).


Tetapkan motivasi kamu melakukan kebaikan adalah karena dengan melakukan kebaikan, kamu merasa lebih baik. Kamu melakukan kebaikan, karena itu adalah bagian dari kepribadianmu yang menawan yang menjadikanmu semakin mencintai dirimu sendiri.

Ketika kamu melakukan perubahan motif itu, kamu akan merasakan bahwa respon orang lain terhadap apapun yang kamu lakukan bukanlah hal yang sangat penting. Kamu tidak lagi memusingkan apakah yang kamu lakukan akan diapresiasi atau dibalas oleh orang lain. Karena saat ini, respon orang lain, bukanlah tujuan utama yang kamu cari dan nantikan.


Hal utama yang kamu cari saat melakukan kebaikan adalah kamu merasa menjadi lebih baik.


Melakukan kebaikan adalah penegasanmu bahwa kamu orang yang baik, mampu berguna bagi dunia, dan punya kepribadian yang menawan. Memaafkan atau meminta maaf pada orang lain terlebih dahulu bukan bentuk rendahnya harga dirimu, tapi itu hanyalah penegasan bahwa kamu punya hati yang lapang dan kamu ingin melepaskan beban di hatimu.

Kita melakukan kebaikan karena perbuatan itu menjadikan kita lebih baik, menghargai, dan lebih mencintai diri sendiri. Memang agak terkesan egois, tapi memang hal itu yang perlu kita lakukan. Agar kita tetap termotivasi menerangi dunia dengan perbuatan baik kita, dan orang lain pun mendapatkan manfaat dari kebaikan yang kita lakukan. Dengan kata lain, kebutuhan diri kita dan orang lain dapat terpenuhi.

Jadi, ketika ada teman, orang terdekatmu, atau seringnya suara yang berasal dari benak kamu sendiri bertanya,


Ngapain kamu bantuin dia? Emang dia pernah bantuin kamu?

Ngapain kamu peduli sama dia? Emang dia pernah peduli sama kamu?

Ngapain kamu baikin dia? Padahal dulu dia pernah nyakitin kamu?

Ngapain kamu maafin dia? Padahal kesalahannya fatal banget sama kamu?


Jawablah dengan penuh percaya diri,


Mau gimana lagi, aku memang orangnya seperti itu. Berbuat baik udah jadi bagian kepribadianku yang aku banggakan. Dan aku akan tetap melakukannya meski dunia tidak membalasnya.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An Introvert with overthinking tendency. But, I'm trying to love myself.