Untuk Kamu yang Hadir Ketika Aku Sudah Bersamanya

Malam ini memang belum larut. Namun dipastikan, setiap detikan jarum jam berbunyi berirama memanggil namamu. Apalagi, hujan menemaniku malam ini. Memang tidak deras. Tapi cukup membuatku kewalahan. Karena disetiap rintikannya berirama memanggil namamu. Membawa sekelibat tentangmu.

Advertisement

Hai kamu, seorang teman baru yang perlahan datang dalam hidupku. Aku ucapkan selamat datang sekaligus terima kasih telah sudi hadir dalam hidupku. Mungkin saat itu aku hanya sebatas menganggapmu sebagai teman seperjuangan. Seperjuangan yang mengharuskan kita berjuang dalam satu kegiatan. Kegiatan yang ditakdirkan tuhan untuk bertemu kamu. Sesungguhnya aku tidak mengerti, rencana apa yang kiranya tengah dirancang oleh Tuhan ketika Ia mempertemukanku denganmu. Yang aku tahu, sejak mata ini menangkap sosokmu, hati ini seolah ingin menjelaskan sebuah rasa. Sebuah rasa yang sementara kuartikan hanya ketertarikan semata

Aku menyadari aku telah bersamaanya. Walau melalui jarak tapi aku tetap menjaganya. Jarak yang membuatku terbiasa oleh tuhan . Tanpa harus khawatir ada yang mencoba mengambilnya.

Namun mau dikata apa. Hati wanita yang telah bersama seseorangpun tetap saja sama dengan wanita yang lain. sangat mudah untuk merasa. Kehadiranmu mengecohkan penjagaan ku, melalui sorotan matamu yang menatapku dan terkadang mataku menangkap sorotanmu tanpa sengaja. Ada rasa tak nyaman saat itu. Seakan gerak gerikku sebagai fokus sorotan matamu dan kau rekam dalam ingatanmu . Kadang aku enggan untuk bertemu atau hanya sekedar berpapasan di jalan. Karena sorotan matamu yang singkat, sebenarnya akan terbawa sampai rumah dan membuatku senyum-senyum sendiri walau didepanmu aku terlihat tak peduli. Sejak saat itu Kamu pernah menjadi bagian hari-hariku. Mengubah kebiasaan tidurku setiap malam. Dimulai aku terpejam hingga aku terbangun dimalam hari yang membuat tidurku terasa tak nyenyak. Apa yang aku rasa.? Aku merasakan bahagia, semangat tapi juga lelah. Lelah karena kebiasaan baru ku menyita pikiranku untuk mengingatmu. Aku tidak bisa mendefinisikan rasa ini. Namun sempat berfikir, apakah ini namanya jatuh cinta? Sudah cukup lama aku tak merasakan kembali rasa seperti ini. Selama bertahun-tahun aku hanya menjaga hati ini karena jarak. Hingga akhirnya namamu hanya aku ukir dalam suatu buku yang setia mendengar cerita ku.

Advertisement

Kamu sebagai pendatang baru yang menghiasi hidupku dengan warna warni ucapan manismu, tatapanmu yang sekaan menatap keindahanku, dan perhatian yang seakan kasih sayangmu. Kebiasaanmu membuat pola dihidupku dengan tingkah-tingkah kecilmu dan aku yang membentuk pola itu dengan menggarisnya serta menyambungnya dari titik ke titik. Hingga membentuk suatu ruangan antara kamu dan aku. Ternyata ruang itu membuatku menyita waktu yang cukup lama untuk jatuh paling dalam kepadamu.

Aku hanya wanita biasa yang tidak punya sepenggal cerita yang menarik untuk memikat. Apalagi untuk di pandang. Aku kalah cantik dari mereka yang berhias.

Advertisement

Tapi mengapa harus aku yang kau pilih sebagai sasaran matamu?

Kamu seakan tidak terlihat lagi sebagai penganggum rahasia yang tak memiliki nyali untuk sekadar menyapa dan memberi perhatian . Dekat dengan sosokmu bukan lagi sesuatu yang langka. Kamu pun mulai tak canggung lagi untuk memberi perhatian dan berbagi cerita hingga aku nyaris hafal. Sampai akhirnya kamu mengungkapkan pengakuanmu tentang aku. Walau kamu tahu aku sudah tak lagi sendiri. Aku mencoba tidak peduli dengan ucapanmu. Aku mencoba tidak percaya dengan ucapanmu. Demi menjaga hati ini.

Namun kamu selalu mengeluarkan kata manis dalam setiap tingkah-tingkah kecilmu dihadapanku. sudah Banyak yang mengira kamu dan aku telah menjadi kita. Namun, aku selalu berlindung dibalik kedok teman jika ada yang bertanya mengenai rasa. Terkadang dalam diam mataku mencari sosokmu bila tak kudapati kau dari penglihatanku. Dan akupun pernah merasakan sesaknya dada ketika kau bersama teman perempuanmu yang kau akui sebagai teman. Aku hanya bisa menghela nafas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan untuk melegakan nafas ini. Ketika itu pula Aku sempat menyalahkan waktu dan menyesal mengenalmu. Aku tak mengerti apa yang aku rasakan. Rasa ini seakan menyita waktuku melupakan dia yang disampingku.

Jatuh cinta itu terasa menyenangkan tapi menyiksa. Jatuh ke khayalan indah di pikiran, melayang-layang, menikmati rasa bahagia tanpa batas. Seakan semua mengerti aku sedang merasakan jatuh cinta kepadamu. Hingga akhirnya aku menghiraukan sekelilingku, menghilangkan fokus ku dalam berfikir dan terutama melupakan Dia sang khalik yang menciptakan cinta itu sendiri. Sekarang aku mengerti mengapa aku terasa lelah. Aku terlalu jatuh terdalam kepada hasil ciptaanmu Tuhan. Aku telah melupakan Tuhan hingga Tuhan pun melupakanku. Aku menduakan Tuhan hingga Tuhan pun menduakanku. Aku tak mendekapMu Tuhan hingga Tuhanpun melepaskanku. Aku merindukan dulu. Ketika aku selalu mengingatMu Tuhan disetiap langkahku, mendekapmu Tuhan di setiap ringkihan doaku dan menyebut namaMu Tuhan disetiap sujudku. Sehingga aku tidak khawatir segalanya tentang hati karena aku titipkan padamu Sang Pemilik Hati.

Semakin lama aku tersadar semua rasa ini membuatku terbagi tiga antara Raga, hati dan pikiran. Dan itu membuatku semakin lelah harus menyeimbangkannya dalam satu waktu. Raga ku memang berdiri disini menjalani aktivitas, hatiku tetap terisi olehnya namun dirimu berlari-lari kecil dipikiranku tanpa lelah.

Sempat berfikir aku ingin mengakhirinya tapi aku tak ingin berhenti. Terlalu indah untuk aku bunuh rasa ini. Namun terlalu lelah juga apabila harus aku jalani. Aku tak ingin kehilangan sosok dirimu namun aku juga tak ingin melepaskan dia yang ku jaga hatinya.

Egoiskah aku? Aku sadar kalian berdua bukan adonan kue yang dapat di mix atau di combine menjadi satu. Mungkinkah aku harus memilih? Tidak. Dia yang lebih dulu dan lebih lama yang mungkin harus aku pertahankan. Entah dipertahankan sampai kapan. Biar waktu dan tuhan lah yang menjawabnya walau aku tau kita yang menentukan. Aku hanya menjalani perananku sebagai wanita yang diantara dua hati yang tidak dapat memilih.

Aku mencoba membujuk pikiran dan hatiku agar tetap berdiri tegar. Tetap berdiri tegak mandiri. Memahami bahwa keputusanku mungkin jalan bagiku. Aku telah mengorbankan hari-hariku dan memaksa jiwa ini untuk ikhlas atas apa yang digariskan-Nya. Sungguh itu bukan pekerjaan mudah. Berhari-hari aku membujuk agar pikiran dan hati ini tenang. Hal yang berat yang kufikirkan saat itu adalah 'harus sampai kapan pikiran dan hati ini menyita waktuku?'

Aku pernah meminta kepadamu untuk berhenti berharap dan mundurlah. Namun kamu tetap bersikukuh untuk memperjuangkanku. Karena menurutmu wanita itu harus diperjuangkan dan lelaki harus berjuang. Ada rasa takut namun senang ketika mendengar perkataan itu. aku seakan wanita yang kau inginkan. Tapi aku takut sebenarnya kamu berpaling dan mendapatkan wanita lain ketika berjuang. Namun aku apa daya, aku sendiri sudah tak sendiri. Kamu berhak mendapatkan yang lebih dari ku. Aku memintamu mundur karena sebenarnya aku yang tidak bisa melangkah mundur darimu.

Sadarkah kamu.? caramu memperhatikanku, menyapaku, dan menatapku membuat langkahku untuk mencoba mundur darimu semakin berat. Sedangkan kamu mengatakan akan mencari cara melupakan ku. Kamu curang. Sangat curang. Ketika aku telah menggaris dan membentuk pola yang kamu buat, kamu akan meninggalkan aku sendiri dalam ruang tersebut. Maka dari itulah aku meminta kau mundur tanpa harus mengatakannya. Karena kau mundur perlahanpun aku akan mengetahuinya. Dan aku akan memaksa hati dan pikiran menghapus ruang itu perlahan juga.

Sejujurnya hati ini menjerit dan air mata ini menetes tanpa disadari ketika keputusanku mengakhiri rasa ini dengan melepasmu. Namun hidup tidak boleh egois, melepas bukan berarti kalah. Melepaskan seseorang itu juga wujud dari cinta yang lebih besar dari ketika memilikinya namun tak bisa melihatnya tersenyum.

Jika tuhan tidak mengizinkan dan jika waktu tidak lagi mempertemukan kita. Terima kasih telah singgah. Selebihnya biar tuhan yang menulis cerita kita, entah dikertas yang sama atau tidak J

Aku yakin kamu akan bahagia dengan dia yang akan menghampirimu dengan sejuta rasa sayang dan cinta . Doaku untukmu, semoga kelelahan hatimu sekarang cepat digantikan oleh keindahan dan kebahagiaan yang lebih dari yang kau inginkan walaupun tidak denganku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penyuka coklat || pencinta kucing || penikmat Biru || masih mencoba menulis