Siapa yang tidak mengenal kota yogyakarta, sebuah kota yang terdapat banyak sekali tentang kebudayaannya. Dan kota yang menjadi titik temu semua pelajar di indonesia, kota yogyakarta mempunyai 2 sebutan yakni kota para pelajar dan kota gudeg. Konon katanya kota ini membawa sebuah kerinduan tersendiri bagi orang orang yang pernah berkunjug di Yogyakarta, kerinduan yang belum sempurna ketika tidak mengunjungi Jl. Pabringan.
Siapa yang tidak kenal dengan Pasar Bringharjo, Pasar terbesar sebagai roda ekonomi masyarakat khusunya di yogyakarta. Pasar Bringharjo yang telah berdiri tahun 1925 dan telah mengalami perubahan yang sangat segnifikan,dari tempat untuk berjualan (los atau kios), gedung, maupun yang lain. Perubahan ini membuat daya tarik wisatawan loka dan wisatawan asing, tidak banyak orang tau tentang makna dari kata nama yang dipasang yakni Pasar Bringharjo memiliki sebuah kata “Beringharjo”.
Bering yang memiliki artian Beringin atau pohon beringin dan kata harjo memiliki maknar kesejateraan jika di bahasa jawa kan memiliki artian Raharjo. Menurut Maryati (75) “ Pasar Beringharjo ini dulu tidak tertata seperti saat ini, pasar sekarang ini sudah maju dan lebih tertata” Pasar beringharjo sudah banyak sekali perombakan dari tahun ketahun. Ternyata Pasar Bringharjo tidak hanya menjual pakaian tetapi juga menjual rempah rempah atau bahan kebutuhan pokok.
Di Pasar Beringharjo memiliki dua gedung atau dua tempat. Tempat kedua yakni gedung bagian timur digunakan untuk berjualan rempah rempah dan bahan pokok lainnya. Di sana kita bisa membeli bahan rempah rempah yang kita inginkan. Tidak hanya rempah rempah saja, di bagian timur pasar atau gedung kedua juga menjual souvernir pernikahan, sanggul, kebaya nikah, dan cindra mata lainya. Pasar Bringharjo ini pasar yang sangat menjamin kebutuhan untuk kebutuhan sehari hari.
Nah kita masuk atau fokus bagian utama pasar, sebagai titik dimana orang orang berkunjung dan sebagai pintu masuk gerbang utama. Gedung barat pasar, ketika kita memasuki pasar utama kita di sugguhkan berbagai macam jenis pakaian yang tertata rapi di kios-kios tersebut. Dari berbagai macam batik dan kain semua menjadi satu di gedung utama pasar, disini saya berkesempatan untuk menemui salah satu pemilik dari kios tersebut yang bernama Maryati atau sapaan yang lebih dikenal di pasar yaitu Ibu Slamet pemilik toko atau kios Batik Ibu Maryati.
Beliau sudah hampir 45 tahun berjualan di Pasar Bringharjo dari sejak umur 17 tahun, beliau mengetahui seluk beluk perjalanan sejarah dari pasar ini. “semua ada di sini, dari pakaian, kebutuhan pokok, untuk pernikahan, dan lain lain semua ada di pasar Bringharjo”, kata Maryati (75). Keindahan Pasar Bringharjo juga tidak kalah menarik dengan mall yang megah maupun tempat yang lain, keindahan yang disuguhkan membuat kita belajar tentang sejarah pasar ini. Tentang bangunannya dan sebuah utas kisah perjalanan berdirinya pasar ini yang dulu hanya sebuah lapangan hingga sebesar ini, destinasi yang wajib di kunjugi oleh para pengujung yakni Pasar Bringharjo, walapun hanya pasar tradisional tetapi memiliki nilai kebudayaan dan nilai turun temurun hingga saat ini masih mengental di gedung pasar dan para pemilik usaha pasar ini.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”