Kamu adalah Orang Baik yang Tak Bisa Kumiliki. Sekarang, Tolong Beri Alasan Mengapa Kamu Pergi

Tolong Beri Alasan Mengapa Kamu Pergi

Di saat aku menulis ini, aku masih memikirkan semua kenangan indah yang pernah kau torehkan dalam hidupku.

Advertisement

Hai. Apa kabar dirimu?

Apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Apakah aku pernah sedikit saja singgah dalam pikiranmu? Apakah kau tau aku merindukanmu? Apakah kau tahu aku di sini masih menunggu, berharap yang sama seperti sedia kala?

Ingin sekali ku mengatakan hal ini padamu. Namun perasaanku tertahan akan rasa tidak berhak untuk menanyakan suatu hal yang seharusnya tidak aku tanya. Pada awalnya, kita hanya dua orang asing yang kembali menjadi asing. Aku tak tahu lagi bagaimana caranya agar kamu tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Menggengam rasa ini sendiri, sangatlah berat rasanya. Aku tak dapat mengungkapkan semua itu. Aku bahkan tak tahu mengapa kita berakhir seperti ini. Kuharap kau tahu. Dan semoga Tuhan menyampaikan doaku ini padamu, berharap kau kan kembali. Kembali ke masa itu…

Advertisement

September 2018

Terima kasih telah hadir dalam hidupku. Terima kasih atas kebahagiaan yang kau berikan untuk menghapus laraku. Rasa kecewaku terhadap seseorang yang lama, tergantikan dengan sosok dirimu. Saat pertama kali ku mengenalmu, aku merasa kamu adalah seseorang yang dingin.

Advertisement

Ya kuingat, pada awalnya aku berkata aku takkan pernah mencintaimu. Tapi pada akhirnya aku tak bisa memegang perkataanku sendiri. Dan kemudian, aku jatuh cinta.

Aku jatuh cinta pada senyummu, rambutmu, wangi parfummu, perhatianmu padaku dan selera kita pada musik yang sama. Aku melihat diriku di dalam dirimu, maka dari itu aku ingin mencintaimu seperti aku mencintai diriku sendiri.

Kata orang, jodoh adalah cerminan diri. Begitupun disaat aku bertemu denganmu. Aku merasa kamu adalah sosok yang sangat aku idamkan untuk menjadi yang terakhir, dimana aku menyebutmu sebagai "eternal love".

Desember 2018

Aku pernah percaya. Di saat kau hadir, aku merasa bahwa hari-hariku sangat berharga. Dengan segala perhatian, semangat dan tawa. Kau merubah kesedihan menjadi kebahagiaan. Kita berjanji akan terus bersama.

Pertama kali aku merasakan genggaman tanganmu dan pertama kali aku merasa hidup. Kamu yang selalu terlintas di pikirkanku, selalu ada dalam setiap hembusan nafasku, kamu yang selalu aku impikan, kamu yang selalu aku sebut di setiap doaku setiap malam dan kamu yang selalu kuingat di setiap lagu yang kudengarkan.

Takkan kulupakan hari itu, hujan di bulan Desember. Saat malam terasa dingin dan angin berhembus menggoyahkan tubuhku. Di sepanjang perjalanan itu, kau menarik tanganku dan menggegamnya dengan erat. Saat itu cintaku semakin bersemi dan aku tahu kamupun bisa merasakannya. Dan kemudian aku percaya bahwa kamu mencintaiku.

Januari 2019

Terkadang cinta itu terasa tak adil. Kita takkan pernah tau dimana hati ini akan berlabuh, bagaimana dimulainya, dan bagaimana akhirnya. Saat itu, tiada satupun pesan darinya yang masuk ke handphoneku. Aku bingung mengapa ia tidak memberiku kabar?

Kemudian aku berinisiatif untuk menghubunginya duluan.

"Kamu kemana, kok nggak ada kabar?"

"Kamu udah sibuknya? Aku capek, kamu nggak pernah ada waktu buatku" Balasnya.

"Aku minta maaf, belakangan ini aku sibuk kerja, maklum awal tahun, aku kan sudah cerita sama kamu dan waktu itupun kamu ngertiin aku. Kenapa sekarang kamu jadi marah sama aku karena hal ini?"

"Maaf aku tidak bisa jadi yang terbaik untukmu." ia menjawab

"Aku tak tahu dimana letak kesalahanku" kataku padanya.

"Aku berharap suatu saat nanti kamu akan paham" balasnya.

Aku bingung dan membisu. Hancur hati ini rasanya. Aku sangat kecewa. Ia tak membalas pesanku lagi. Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di pikiranku. Ia pergi di saat aku mencintainya dan mengharapkannya untuk menjadi milikku seutuhnya.

Aku benci mengapa cinta itu terasa tak adil untukku? Mengapa aku tak bisa mengenggam apa yang seharusnya bisa aku genggam? Dan mengapa aku tak bisa merubah apa yang seharusnya bisa aku rubah?

Aku menyalahkan keadaan ini. Aku seharusnya tak akan kehilangan dirimu. Aku seharusnya bisa memilikimu. Tapi mengapa aku tak bisa melakukan apapun untuk membuatmu tetap tinggal?

Maret 2019

Aku mencoba untuk melupakanmu. Hari-hari seakan terasa sangat berat.

Semua kenangan singkat itu selalu membawa kembali pikiranku untuk menjelajahi memori-memori indah saat bersama denganmu. Namun, aku harus menjalani hidup ini tanpa dirimu di sampingku lagi.

Februari 2020

Aku, kamu dan dia. Satu tahun telah terlewati. Kamu masih menetap dalam pikiranku. Tak pernah ku sangka saat itu aku bertemu denganmu lagi. Kamu dengan wanita itu. Wanita yang kau lemparkan senyum manis itu duduk berdampingan denganmu di cafe.

Aku tak berhak marah. Aku tak berhak bertanya. Aku tak berhak melarangmu untuk bersama dengannya. Aku hanya berharap kamu puas telah menyakitiku dan membuatku jatuh kesekian kali. Tapi aku harap dia tak mencintaimu seperti aku mencintaimu..

Aku harap dia tak pernah bisa menulis seperti aku, yang menuliskan kisah ini untukmu. Aku harap ia tak pernah bisa mendapatkan hangat pelukmu. Dan aku harap, hanya aku, yang mampu mencintaimu dengan tulus. Sekarang aku mengerti. Mungkin ini adalah caramu untuk menghindar dariku, membuatku benci terhadap dirimu dan mengenyahkan diriku dari hidupmu.

Jangan larang aku untuk tidak mengingatmu. Karena aku akan tetap.

Jangan larang aku untuk menulis kata-kata cinta untukmu. Karena aku akan selalu.

Jangan larang aku untuk berhenti mencintaimu. Karena itu akan selamanya.

Selamanya dan takkan berubah.

Untuk kamu yang pergi tanpa alasan, jika kau membaca ini kuharap kamu tau betapa kamu menyakitiku.

Mengertilah, yang kuingin hanyalah kamu, tiada yang lain. Bisakah kita memulai semua ini lagi dari awal, seperti kala itu, ketika tidak ada kata benci dan yang ada hanyalah kata "sayang".

Aku senang kamu menjadi bagian dari hidupku, kamu memberiku kebahagiaan dan pelajaran bahwa cinta itu tak harus memiliki. Aku sangat bersyukur Tuhan mempertemukan kita meskipun kita tak bisa bersama. Aku menerima segala hal yang kau lakukan padaku meski ini menyakitkan. Berharap semoga kamu selalu baik-baik saja. Dan kelak kamu selalu bahagia.

Di saat nanti, aku berharap, aku akan singgah dalam pikiranmu dan kamu akan memohon diriku untuk kembali karena aku yakin kamu kan menyadari bahwa hanya akulah satu-satunya yang terbaik untukmu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.