Kali ini Aku Benar-benar Ingin Menutup Hati untuk Sementara

Mungkin satu-satunya jalan agar hati ini bisa sedikit lebih tenang.

Advertisement

Setiap manusia pasti mencapai satu titik jenuh bila memperjuangkan sesuatu dengan susah payah tapi hasilnya nol besar.

Ya, itulah yang saat ini aku rasakan…

Aku mencapai satu titik jenuh setelah lelah memperjuangkan satu hal, “cinta”…

Advertisement

Entah siapa yang salah, aku yang terlalu naïf menelan bulat-bulat setiap rayuan dan kata-kata manis dari mereka, atau mereka yang memang senang membuat wanita melayang dan menghempaskannya begitu saja?

Entahlah… yang aku tahu, wanita akan tertarik pada pria yang mampu membuatnya nyaman. Dan mungkin sekarang di dunia ini sudah banyak pria yang pandai membuat para wanita tertarik dengan semua rayu manisnya. Dengan pandainya mereka datang saat aku sedang terpuruk karena di khianati orang terkasihku. Mereka datang dengan bermodalkan tisu dan pundak untuk aku bersandar.

Advertisement

Sekali, aku disakiti oleh pria yang sangat aku sayang. Dia meninggalkanku disaat rasa ini sudah tumbuh begitu dalam. Aku jatuh, aku sakit, aku merasa menjadi wanita yang bermuka paling jelek di dunia ini. Sampai akhirnya pria yang kedua datang menyodorkan sebuah tisu untuk menghapus air mataku, memasang kedua telinganya untuk mendengar semua keluh kesahku hingga tiba saatnya aku pun jatuh ke tangannya, pria yang kedua. Awalnya memang indah, dia bak seorang pangeran yang dikirim Tuhan khusus untuk merangkulku, mengembalikan semangatku yang pernah pudar, memapahku untuk kembali berjalan.

Ke dua kali, tak ada angin, tak ada hujan. Pria kedua pergi dengan alasan ingin kembali ke pelukan wanitanya yang dulu, sebelum aku. Tuhan, rasanya ingin teriak. Kenapa ?? baru saja kemarin dia menjadi sosok malaikat pelindungku, secepat inikah dia berubah menjadi sosok yang sangat menjijikan. Sekali lagi aku merasakan itu. Aku merasa menjadi wanita yang bermuka paling jelek di dunia ini, LAGI. Waktu demi waktu berlalu, tak terasa aku menyendiri sudah beberapa tahun. Aku sudah sembuh, aku sudah bangkit dari keterpurukan itu. Aku menjadi seorang wanita periang, mengisi sela waktu dengan kegiatan yang bermanfaat..

Sampai suatu hari, ada seorang teman yang ingin mengenalkanku pada seorang pria. Aku rasa tidak ada salahnya kalau untuk sekedar berteman. Kami pun berkenalan sampai akhirnya mengenal satu sama lain. Kami mengobrol, bercanda, saling melemparkan perhatian satu sama lain. Dan akhirnya dia pun menyatakan cinta. Aku tidak dengan mudah menerimanya. Ku berikan dia penjelasan, aku ceritakan semua pengalaman pahitku saat menjalani hubungan sebelum-sebelumnya. Dia pun berkata “Belajar dari kegagalan itu lebih baik daripada tidak sama sekali”. Aku dan dia masih lancar videocall, bbm, telepon, saling berkabar karena memang tempat dia tinggal lumayan jauh dari tempatku. Sambil berjalan aku mulai mempertimbangkan ucapannya itu. Dan alasan lain yang membuat aku mempertimbangkannya, dia memasang fotoku di profil bbmnya, lengkap dengan namaku di statusnya. Dengan masih diselimuti rasa takut, aku mulai menerimanya. Seperti pasangan lainnya kita jalan-jalan, dia sangat memanjakanku. Sampai pada saatnya…

Ke tiga kali, aku dijatuhkan lagi. Aku dihempaskan begitu saja. Dia berjalan memunggungiku tanpa sepatah kata putus atau maaf sedikitpun. Aku yakin tangannya masih berfungsi dengan normal, begitu juga dengan matanya. Aku pikir apa susahnya memberikan penjelasan sebelum pergi? Ah sudahlah, mungkin sudah jalannya harus seperti ini.

Tapi kali ini aku tidak merasakannya, aku tidak merasa menjadi wanita yang bermuka jelek lagi. Aku mulai berpikir positif. Mungkin kali ini aku harus benar-benar beristirahat dari cinta-cintaan yang banyak jenis dan trik permainannya. Kali ini aku paham, mungkin Tuhan ingin aku menjadi wanita kuat. Kali ini aku fokuskan diriku untuk memperjuangkan keluarga, karir, dan studi ku.

Ku tutup hatiku sementara, setidaknya sampai luka ini kering dan pastinya sampai ada seseorang yang datang padaku tidak sendiri, tapi dia membawa rombongan keluarganya untuk melamarku… semoga…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Wanita mungil penikmat musik

33 Comments

  1. Buland Merindoekan Bintank berkata:

    Mirirrr

  2. Buland Merindoekan Bintank berkata:

    Mirriiiis ….
    Saaaaangat begitu mirip dengan perjalanan hidupku yang ku alami sekarang …
    :'( :'(

  3. Sofia Boru Saragih berkata:

    Sumpah !! Ini cerita persis banget dgn yg aku alami skrg ini :'(