Semakin hari kebiasaan untuk melakukan semua hal dengan sempurna, terkadang malah membuat kita tidak pernah merasa cukup untuk menghargai sebuah pencapaian. Bukan, ini bukan hanya masalah kecewa, jika kita tidak bisa mendapatkan segala hal yang kita inginkan dengan sempurna, tapi lebih dari itu. Sifat itu terkadang juga sangat membuat kita tidak dapat mensyukuri apa yang kita punya. Sekarang aku mengerti apa arti bersyukur. Dan mengapa bersyukur itu sangat susah untuk dilakukan.
Gadget, segala bentuk barang barang ini, beserta perkembangan teknologi yang sangat pesat, terkadang membuat kita lalai untuk memahami apa yang sebaiknya kita ikuti dan tidak. Perkembangan teknologi tidak bisa kita salahkan, hanya saja kita butuh sedikit kaca mata untuk memilahnya antara kebutuhan dan tidak. Apalagi jika perkembangan teknologi ini, diikuti dengan sifat perfectionis kita. Heii Ms . dan Mr, perfect duduklah dan bacalah sebentar.
Apakah kamu telah menjaga semua gadgetmu? Laptop, camera, handphone. Dan apa yang kamu rasakan ketika satu persatu gadgetmu mulai terlihat kecacatannya. Tergores, eror, lambat dan mungkin mengalami kerusakan. Aku rasa, sebagai seorang yang perfectionis seperti kalian akan langsung memikirkan untuk mengganti barang barang tersebut, hingga kalian tak dapat tidur nyenyak semalaman. Hheee…
Aku sama sepertimu, aku juga seseorang yang sulit menerima, jika semua hal yang ku pegang dan ku kerjakan terasa kurang sempurna. Meski aku sadar, jika sifatku akan lebih sering membawaku pada kecewa dan tidak tenang.
Aku merasa telah memberikan rasa aman pada semua gadgetku. Handphone, aku memasangkan antivirus agar tidak mengalami kerusakan pada system operasinya, aku juga memasangkan softcase agar tak tergores body casingnya, selain itu aku juga mematikan handphone saat pengisian baterai, dan banyak lagi pengamanan yang aku upayakan agar gadget dapat terus tampil sesempurna mungkin.
Laptop, aku telah memasang pengaman keyboard, LCD, dan tidak memasang aplikasi terlalu banyak, apalagi memaksakan ia bekerja terlalu keras dalam system pengoprasian. Kamera, sebisa mungkin selalu aku bersikan ketika selesai dipakai,aku juga tidak merubah pengaturan pengaturan pabrik dan tidak membiarkannya terpegang oleh orang lain kecuali dalam pengawasanku. Aku rasa perlakuan menjaga dan merawat barang barang itu telah cukup baik dan mungkin tidak semua orang dapat memperlakukan barang dengan sebaik itu. Aku hanya berfikir, karena mendapatkannya sangat susah, tentu aku akan menjaganya, karena belum tentu akan mendapatkannya lagi. Tapi ketika barang itu tergores sedikit saja, maka bisa jadi moodku rusak, aku tidak bisa tidur, dan tidak tenang. Memikirkan bagaimana caranya untuk menggantinya dengan yang baru, yang masih bersegel dan tidak cacat.
Pemikiran itu tidak salah, kita memang harus menjaga dan bertanggung jawab untuk merawatnya. Tapi yang salah adalah ketika kamu menganggap bahwa ketika barangmu telah cacat (tergores, jatuh, atau ganti sparepart) itu berarti barang milikmu sudah tidak bagus, dan kamu harus menggantinya dengan yang lebih baru, meskipun kamu juga harus berfikir keras dan menimbang bagaimana cara mendapatkannya.
Baiklah, lantaran kamu adalah seseorang yang perfectionis kamu tidak ingin memiliki barang yang terlanjur cacat, meskipun sebenernya kecacatan barangmu mungkin saja karna tidak disengaja, ataupun sebenarnya hanya kelihatannya saja tergores namun system pengoprasiannya tetap bagus. Apakah tabunganmu cukup untuk memanjakan sifat pefectionismu? Sampai kapan kamu akan meladeni kebiasaan burukmu itu? Aku rasa tidak akan ada habisnya.
Baikah, mulai sekarang belajarlah untuk menerima apa yang kamu punya, dan melihatlah kebawah untuk bersyukur. Sama halnya dengan dirimu yang tidak sempurna, semua gadgetpun pasti memiliki kekurangan, terimalah hal itu dan syukuri karena kamu masih memilikinya. Betapa diluar sana, sebenarnya masih banyak orang yang menginginkan apa yang kamu miliki. Terimalah, sampai memang benar benar gadgetmu tidak dapat berfungsi lagi dan telah cukup tabunganmu untuk menggantinya. Tentunya berfikirlah lagi, dan dahulukan kebutuhan yang lebih utama ketimbang hanya sekedar menuruti sifat dan ambisi burukmu.
NB : Sebenarnya aku juga sedang berusaha untuk menguatkan diriku sendiri, menerima apa yang aku punya dan bersyukur tentang gadget gadget yang telah ada di genggaman meskipun kini mereka tidak sesempurnya sebelumnya. Selamat berjuang!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Thanks admin.