Kala Luka Kunamai Doa, Kehilanganmu Tak Butuh Lagi Air Mata

Masih tersimpan rapi luka yang kamu berikan, mengangah tak tahu arah dan penghianatanmu masih sulit dilupakan serta membuat sesak dada ini. Seribu kali aku bertanya, kenapa kau setega itu? Apa salahku kepadamu sampai kau menyakiti hati yang ku titipkan untukmu?

Advertisement

Seminggu lebih, aku bangun ditengah malam. Bukan untuk melakukan sholat tahajud tapi menghabiskan tisu untuk menangisi semua ini. Kuputuskan untuk mengakhiri semua komunikasi. Mungkin kamu bertanya, kenapa aku melakukan semua ini?

Aku melakukan semua ini, agar kamu merasa tak tinggi hati karena kamu tak pantas untuk dicintai sampai sedalam itu. Dan aku tak ingin berkubang dalam genangan kesedihan berlarut-larut. Jika kamu bisa mengakhiri semua ini dengan semudah membalikkan telapak tangan? Kenapa aku harus bergelimang air mata dengan luka ku?


Aku sudah pernah merasakan kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap pada manusia. Ali Bin Abi Thalib


Advertisement

Masih teringat jelas kutipan salah satu sahabat Nabi, bahwa jangan lah berharap kepada manusia karena berharap kepada manusia itu sangat pahit. Mungkin ini lah cara tuhan untuk membuka mataku bahwa untuk tidak mencintai hamba-Nya melebihi cinta terhadap-Nya.

Baru kusadari, bahwa tuhan tak pernah menghianati. Kala keinginan tak sesuai dengan kebutuhan, bukan berarti Dia tak sayang pada hamba-Nya, hanya saja Tuhan telah mempersiapkan orang yang tepat buat hamba-Nya. Dan mulai sekarang, aku hanya memantaskan diri untuk bertemu dengan dia jodohku kelak yang sesuai dengan takdir yang digariskan oleh Tuhan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kabut dan lautan awan yang suka camping bersama kawan (www.ngayap.com)