Sebagian besar dari perempuan yang akan menginjak usia 30 tahun tetapi masih melajang, diperhadapkan dengan situasi yang sama. Bahkan tidak sedikit yang baru 20an sudah dicecar dengan banyak pertanyaan "Kapan nikah?" "Mana Pasanganya?" "Masih jomblo aja?" dan sebagainya.
Nggak salah sih, kadang mungkin bagi sebagian orang itu bentuk kepedulianya. Namun harus disadari bahwa nggak semua orang punya impian dan prioritas yang sama. Mungkin memang ada yang bahagia dengan menikah muda lalu membangun rumah tangga, ada yang bahagia dengan nggak lama-lama pacaran tapi langsung nikah aja. Ada yang bahagia dengan punya anak di usia muda, bahkan memiliki banyak anak di usia muda. Itu semua kembali ke prioritas dalam hidup seseorang.
Jadi lebih baik, daripada kita sibuk mematok standar bahagia orang lain sesuai standar kita, lebih baik memberikan dukungan satu sama lain. Kalau punya teman yang jomblo juga, boleh kali dikenalin, jangan cuma nanya kapan bawa gandengan~
Lantas pertanyaan selanjutnya apakah kalau sudah berusia hampir 30 tahun tapi belum menikah, atau bahkan punya pacar aja nggak itu dianggap sebuah kegagalan? Of course not. Banyak hal yang menjadi pertimbangan bagi seseorang menentukan pilihan. Apalagi mengenai pernikahan yang sifatnya itu sekali seumur hidup. Bukan berarti yang menikah cepat itu nggak mempertimbangkan ya, tapi bisa saja memang jodohnya sudah datang, semua jalan-nya dimudahkan, dan memang itu yang diinginkan.
It's okay, kalau kita masih mau mengejar banyak hal sebelum menikah, mungkin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengejar karier yang lebih baik, atau sekadar ingin menikmati kebebasan dan kesendirian dengan menjelajah dunia. Tidak perlu menjadi tertekan dengan keadaan sekitar. Banyak teman-teman sebaya yang sudah menikah bahkan anaknya sudah besar-besar, atau tuntutan dari keluarga dan kerabat. Semua bisa dibicarakan, sampaikan apa yang menjadi pertimbangan dan rencana kita ke depannya. Harusnya mereka pasti bisa mengerti, apalagi sesuatu untuk kebaikan kita juga.
Tidak perlu dipaksa, kalau memang belum bertemu dengan seseorang yang tepat. Jangan karena dikejar umur atau omongan orang akhirnya asal memilih. Tidak ada yang menjamin dengan punya pasangan itu pasti 100% bahagia. Karena bahagia itu ditentukan dari diri kita sendiri. Jangan gantungkan kebahagiaan kita pada orang lain, yang ada nanti malah kecewa, atau nggak akan pernah menemukan kebahagiaan itu.
Mulai dengan membuka diri terhadap sekitar sambil tetap fokus mengejar mimpi dan prioritas dalam hidup kita. Jadi nggak perlu takut kalau sekolah ketinggian nanti susah dapat pasangan, kalau karier cemerlang nanti cowok takut buat dekat. Di atas langit masih ada langit. Pasangan itu Tuhan sediakan yang sepadan, seseorang yang menjadi pendamping dan penolong. Harusnya mereka orang pertama yang akan menghargai pencapaian kita, begitupun sebaliknya. Bersama belajar dan berjuang menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Kalau sudah berusaha dan berdoa, pasti pilihan yang terbaik sudah Tuhan sediakan di waktu yang tepat. Amin.
Sebelum kita bahagia bersama orang lain, pastikan kalau kita sudah bahagia dengan diri kita sendiri. Karena ketika wadah sudah penuh kita tidak akan pernah merasa kurang, tetapi saat ditambahkan justru akan melimpah-limpah. Dirimu jauh lebih berharga dari apapun.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”