Kamu datang, saat aku mulai bosan dengan kesendirian..
 Sebelum mengenalmu, hatiku sudah berkali-kali patah oleh orang yang salah. Sebelum bertemu denganmu, melewati fase perkenalan, pendekatan terasa begitu melelahkan. Setelah berkali-kali gagal memiliki hubungan yang bisa bertahan, rasanya lebih baik sendirian dan tidak terlalu menuntut pada Tuhan untuk segera memiliki pasangan. Lalu tiba-tiba kau hadir menawarkan harapan, kau datang dan memberiku perhatian. Walaupun belum terlalu lama saling mengenal, kamu sudah begitu yakin padaku soal perasaan. Dan yang lebih tidak terduga, kamu sudah berani merancang masa depan denganku yang bahkan belum lama kau kenal.
Aku kira kali ini aku akan menemukan belahan jiwa, nyatanya kamu sama saja seperti yang sebelumnya.
Sebagai wanita yang memasuki usia untuk menikah, apakah aku salah kalau aku mempercayai semua kata-katamu? Semua hal yang kamu rencanakan untuk kita, yang dengan begitu mudah mengalir dari mulut manismu tanpa aku curiga. Ya, kali ini aku benar-benar ingin serius pada cinta, setelah selama ini berkali-kali aku harus kecewa karena orang yang salah. Apakah salah ketika aku mulai berharap kalau segala yang terucap itu memang tulus dari hatimu? Entahlah, kamu yang terlalu jahat atau mungkin aku yang terlalu naif. Aku kira kali ini aku sudah menemukan belahan jiwa yang selama ini aku minta dalam setiap doaku padaNya, aku kira kali ini orang yang bersamaku memang benar-benar akan setia sesuai dengan ucapannya. Tapi aku salah, ternyata kamu sama saja seperti yang sebelum-sebelumnya. Â
Kamu pergi, bahkan tanpa permisi. Kamu menghilang, menyisakan banyak pertanyaan. Apa salahku?
Kamu tahu apa yang paling menyebalkan dari perpisahan kita? Sampai detik aku menuliskan ini, aku tak pernah tahu apa alasanmu pergi. Dan sampai saat ini, aku tak pernah tahu bagaimana bisa kamu dengan mudah mempermainkan perasaanku. Setelah semua janji manismu, setelah semua perhatian yang kamu berikan untukku, setelah segala upayamu untuk membuatku mulai menyayangimu. Kamu pergi, tanpa permisi. Kamu menghilang, menyisakan banyak pertanyaan. Kamu pergi saat kita bahkan tidak terlibat suatu pertengkaran.  Apakah aku begitu mudah bagimu sayang?
Jika memang tak berniat menetap, seharusnya tak usah membicarakan masa depan denganku. Yang hanya membuatku mulai berharap.
Tidak ada yang lebih menyakitkan dari ditinggalkan tanpa sebuah alasan, dibuat bertanya-tanya akan sebuah alasan mengapa seseorang bisa begitu mudah memutuskan untuk menghilang. Tidak ada yang lebih menyebalkan saat segala janji yang terucap begitu mudah diingkari tanpa penjelasan yang pasti. Kamu memang tak tahu diri, kamu bahkan lebih buruk dari beberapa orang yang sempat singgah di hati. JIka memang tak berniat menetap, seharusnya tak usah membicarakan masa depan denganku, yang hanya membuatku mulai berharap.Â
Aku sedang berusaha menyembuhkan lukaku, aku sedang berusaha memaafkan kebodohanku. Aku sedang berusaha memaafkanmu, walau bahkan tak ada kata maaf yang terucap dari mulutmu.
Aku tak ingin menyalahkan siapa-siapa. Mungkin memang sudah alur dari Tuhan seperti ini adanya. Walaupun masih sulit, aku sedang berusaha menghilangkan segala kecewa di hati, aku sedang berusaha meredam segala marah di dada, ini tidak mudah. Mengikhlas sebuah kesalahan yang membuatmu merasa disia-siakan. Ini tidak mudah, memaafkan seseorang yang bahkan tak pernah mengucap kata maaf. Tuhan sedang menguji kesabaranku, Tuhan sedang menguji keikhlasanku. Semoga kelak suatu hari kau tak perlu merasakan patah hati seperti ini. Semoga kau tidak perlu repot-repot menata hari setelah dipatahkan tanpa permisi. Semoga Tuhan akan menyadarkanmu dengan cara yang lebih bijaksana, yang akan membuatmu paham, apa arti dari sebuah kata cinta.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”