Jika Hidupmu adalah Sebuah Buku, Seperti Apa Kisahnya?

Kau tahu namaku, tapi tidak kisah hidupku

Jangan menilaiku dari sampulnya saja, diri ini bukan sepenuhnya miliku, dan tidak akan bertahan lama apalagi abadi. Kepribadianku akan terus berubah seiring berjalannya waktu, situasi, maupun kondisi yang akan aku alami. Seperti buku, seiring waktu, ia akan kusut, robek, dan usang. Lembaran yang dulunya sempurna seperti pada saat ketika aku dilahirkan, nantinya akan hilang seiring berjalannya waktu. Hidup ini perubahan bukan?!

Advertisement



Sama halnya seperti buku, sudut-sudutnya akan melintang seperti daun yang layu. Warna yang dulunya cerah nantinya akan memudar. Begitulah diriku kini, bersembunyi di balik takdir yang sepenuhnya masih belum bisa kupahami.



Jika kau mau aku membalikan halaman ini dan memundurkan waktu, maka akan kuceritakan betapa panjang dan letihnya perjalanan hidup ini. Tapi, jika kau tak bersedia, maka tutuplah buku ini dengan perlahan, dan tak akan kubahas kisah ini denganmu.



Namun, jika suatu hari nanti ada seseorang yang ingin membacanya, maka akan kupersilahkan dia untuk mengulik segala duka dan pesakitan yang selama ini aku simpan baik-baik di dalamnya.

Advertisement



Jika kau adalah sebuah buku, kira-kira bagaimana Tuhan menorehkan kisahmu di dalam buku itu? Siapkah kau menerima segala sesuatu yang telah dituliskan Tuhan untukmu? 



Karena katanya, sebaik-baiknya pembuat rencana adalah Tuhan. Tetapi, mengapa banyak manusia di luar sana yang merasa bahwa hidupnya tidak adil? Lalu mereka mempertanyakan hal ini kepada Tuhan. Berusaha memantaskan diri bahwa mereka berhak mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Advertisement



Menurutmu, apakah takdir ada kaitannya dengan kepribadian kita? Apakah perilaku buruk kita yang membuat takdir kita terasa salah dan menyesatkan? Percayakah kamu bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini, berjalan dengan sistem sebab-akibat? 



Jadi, apakah mungkin segala sesuatu yang menimpa diri kita ada sangkut pautnya dengan sesuatu yang tanpa kita sadari pernah kita lakukan. Jika demikian, mengapa kita masih saja egois dan terus-menerus menyalahkan Tuhan. Jika semua ini juga ada campur tangan kita sendiri, sesuatu yang mungkin kita kerjakan tanpa akal sehat. 



Lagi-lagi, semua pertanyaan itu berkecamuk dikepalaku. Berputar tak tahu arah karena kebingungan untuk mendapatkan jawabannya. 

Andai saja, benar adanya jika nasibku sudah digariskan di telapak tanganku, sudah digambarkan di kartu tarot, atau diprediksi dalam ramalan zodiak harian, mungkin aku akan lebih berhati-hati dalam mengambil sikap atau keputusan.



Jadi, genre buku seperti apa yang ada di setiap pengalaman hidupmu? 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Killing my time with arts, literature, phraseology, visualization, and manipulate. https://ameliasolekha.blogspot.com/