Selama kita menjalin hubungan cinta, aku selalu mengalah dengan sikapmu yang seolah-olah cinta padahal kenyataannya tidak. Kau selalu merayu ketika hubungan kita hampir saja kandas dan aku selalu lemah akan rayuanmu. Kadang aku berpikir, dan bertanya-tanya didalam hatiku apakah benar kamu cinta sejatiku? Atau aku yang terlalu berharap dalam hubungan ini. Sampai pada kenyataannya aku melihat sendiri bahwa memang benar kamu mencintainya bukan diriku.
Dadaku terasa sesak, ketika tawamu begitu lepas ketika bersamanya. Senyummu begitu melebar ketika menatap wajahnya. Bahkan, matamu tak henti-hentinya memandang kedua mata coklatnya yang begitu indah di matamu. Aku tidak pernah menyangka, bahwa mencintaimu sesakit dan seperih ini. Tapi aku berusaha kuat saat itu, berusaha tegar dengan kenyataan yang ada didepan mataku. Yang terpikirkan olehku saat itu, mengapa dirimu tega melakukan itu?
Jika memang dia yang kamu cinta, lalu untuk apa aku di sini? Untuk apa aku harus terus bertahan sedangkan kamu di luar sana berusaha memperjuangkan yang lain. Untuk apa hadirku ada, sedangkan kamu tidak pernah berusaha ada ketika aku butuh sandaran saat jiwaku rapuh, ketika aku butuh telinga untuk mendengar? Saat ini aku ikhlas, jika memang dia yang kamu cinta. Aku tidak akan menghalangi hubungan kalian yang selama ini tersembunyi dan aku setuju jika kita berpisah, saling mencari kebahagiaan masing-masing.
Terdengar bodoh memang, tapi inilah ungkapan hatiku yang telah lama kupendam sendiri. Silahkan pergi, dirimu yang begitu kucinta dan kusayang. Tidak usah pikirkan hatiku yang terluka oleh sikapmu. Pelan-pelan akan kuobati sendiri luka ini dengan mencari kebahagiaan yang dapat membuatku lupa akanmu, akan semua kenangan yang pernah kita lalui bersama. Semoga saja, perpisahan ini adalah pengalaman terakhirku patah hati.
Dari lubuk hatiku paling dalam, aku tidak pernah menyesal telah menjalin hubungan selama 3 tahun denganmu. Meskipun aku tau, hanya aku yang begitu dalam mencintaimu. Bagiku, mencintaimu merupakan salah satu hal terindah yang pernah kurasakan selama aku hidup. Terimakasih telah membiarkanku mencintaimu sedalam lautan dan seluas samudra. Terimakasih juga telah mengizinkanku untuk singgah dihatimu meskipun hanya aku yang sungguh-sungguh menganggapmu sebagai tempat ternyaman setelah keluargaku.
Kukira kau adalah seseorang yang Tuhan hadirkan untuk bisa membuat duniaku lebih indah, lebih berwarna seperti pelangi yang selalu bisa meneduhkan perasaanku yang mungkin saja sedang hancur-hancurnya dibuat oleh dunia. Ternyata aku salah, menganggapmu begitu luar biasa sedangkan dihatimu aku biasa-biasa saja dan mungkin saja tak berarti apa-apa.
Dari hubungan ini aku belajar, bahwa mencintai tidak selamanya indah, tetapi mencintai sudah pasti terasa indah jika kita menjalin hubungan tersebut dengan orang yang tepat. Orang yang benar-benar menghargai kita, menyayangi kita dengan tulus dan menjaga kita sepenuh hati.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”