Jika Aku Tahu Ada Seseorang yang Akan Mati Karenaku, Aku Tidak Akan Begitu Serakah Menginginkan Hidup Kembali

Apakah menjadi hidup sebuah Kejahatan?

Advertisement

Atau pernahkah kamu berpikir dan mencoba mencari jawaban mengapa kamu dilahirkan?

Dan mengapa kamu dilahirkan seperti ini sedangkan yang lain seperti itu?

Pernahkah kamu memikirkannya bahkan hanya sekali saja dalam hidupmu?

Advertisement

Kita tidak akan pernah bisa menemukan jawaban mengapa kita dilahirkan, mengapa kita ditempatkan dan dipertemukan di dunia ini. Seberapa keraspun aku memikirkannya, tapi tetap saja aku tidak menemukan jawabannya. Oleh karena itu aku memutuskan untuk percaya bahwa kita dilahirkan ke dunia ini untuk melakukan tugas dan tanggung jawab. Mungkin kita dipertemukan di dunia ini untuk membantu mereka dan saling menguatkan dalam menjalani hidup.

Kita tidak bisa memilih akan dilahirkan seperti apa, tapi kita bisa menentukan akan hidup seperti apa. Kita bisa memilih hidup bahagia atau hidup dalam kesedihan. Oleh karena itu juga aku memutuskan untuk hidup bahagia dan bertemu dengan orang-orang baik.

Advertisement

Banyak ide-ide yang ada di dalam pikiran kita, tapi terkadang ide itu tidak sesuai dengan harapan-harapan kita. Pasti semua orang akan memilih hidup bahagia, aku pun begitu. Aku pikir hidup bahagia itu mudah mendapatkannya. Tapi kenyataannya tidak. Kita harus berani mengorbankan dan dikorbankan demi kebahagiaan itu. Memang terdengar kejam, tetapi itu semua tentang sebuah keikhlasan.

Dengan demikian, hidup itu adalah sebuah keputusan. Keputusan akan bahagia atau sedih, keputusan akan dikorbankan atau mengorbankan. Kamu pun mempunyai hak untuk memilihnya. Kamu tidak bisa mengabaikannya begitu saja, karena itu adalah sebuah kehidupan. Kehidupan yang sangat berharga, kehidupan yang tidak bisa dibeli, kehidupan yang hanya sekali.

Karena kehidupan itu hanya sekali maka hargailah hidupmu. Lakukanlah hal-hal yang baik dan membanggakan untuk banyak orang khususnya bagi orang-orang yang kamu sayangi di dunia ini. Jika aku mengatakan ingin hidup selamanya atau setidaknya hidup dengan umur yang panjang, apakah aku begitu serakah? Salahkah jika aku menginginkan kehidupan itu?

Jujur saja aku ingin hidup dengan waktu yang begitu lama di dunia ini. Dengan demikian aku bisa bertemu dengan kalian di dunia ini dengan waktu yang lama juga. Tapi Dia berkata lain, Dia tidak menghendaki aku hidup dengan waktu yang lama di dunia ini. Dia memberikan cobaan berat yang akan mengakhiri masa hidupku. Sungguh aku tidak menginginkannya. Aku tidak ingin meninggalkan dunia ini. Aku masih ingin tetap di dunia ini.

Mungkin karena aku terlalu sering memohon dan berteriak kepada-Nya, Ia memberikan kesempatan kepadaku untuk hidup kedua kalinya. Dalam keadaanku yang tidak memungkinkan bisa hidup lagi, Ia memberiku kehidupan itu lagi. Bagaimana caranya aku harus berterima kasih? Bagaimana caranya aku harus membayar kehidupan itu? Semuanya begitu sangat bahagia sampai aku mengabaikannya.

Setelah aku merasa hidup kembali, aku sangat bahagia. Tapi kini kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan yang akan terus hadir dalam kehidupanku. Aku terlalu bodoh untuk tidak menyadarinya. Mengapa kamu melakukannya? Mengapa kamu memilih hidup untuk mengorbankan? Mengapa kamu mengorbankan hidupmu yang sangat berharga itu demi aku?

Jika aku tahu ada seseorang yang akan mati karenaku, aku tidak akan begitu serakah menginginkan bisa hidup lagi. Amemilih hidup dikorbankan tapi kamu memilih mengorbankannya. Jika aku ada di posisimu, bisakah aku memilih kehidupan yang sama sepertimu? Apakah kamu akan mengingatku di kehidupan selanjutnya? Mungkin kamu akan melupakanku, tapi aku akan mengingatmu. Kesedihan akan dirimu akan abadi di dalam kehidupanku. Kini aku menemukan jawabannya, kamu dilahirkan untuk menyelamatkan hidupku. Semoga kita bertemu di kehidupan yang selanjutnya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat Kopi, Musik dan Hujan